JAKARTA - Dalam era modern industri pertambangan, peningkatan efisiensi dan digitalisasi menjadi prioritas utama untuk memperkuat rantai pasok nasional. PT Pelabuhan Tanjung Priok Nonpetikemas (PTP Nonpetikemas) menegaskan perannya sebagai pelaku penting dalam kelancaran logistik komoditas tambang pada ajang Smart Mining Conference 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center.
Konferensi bertema "Accelerating the Future of Sustainable Mining through Digital Ecosystems" ini mempertemukan berbagai pelaku industri dari sektor tambang, logistik, teknologi, hingga regulator untuk mempercepat transformasi digital khususnya dalam pengelolaan rantai pasok pertambangan tanah air. PTP Nonpetikemas, melalui Direktur Utama Indra Hidayat Sani, berbagi wawasan tentang kontribusi perusahaan dalam integrasi dan optimalisasi sistem logistik komoditas pertambangan.
Menurut Indra, pelabuhan yang dioperasikan oleh PTP Nonpetikemas tidak hanya berfungsi sebagai terminal bongkar muat, namun juga sebagai mitra strategis dalam pengangkutan dan distribusi terutama untuk bauksit dan batu bara. Proses pengangkutan bauksit dikawal mulai dari pengiriman ke Smelter untuk diolah menjadi alumina hingga aluminium, kemudian produk jadi tersebut didistribusikan melalui pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Kijing dan Kuala Tanjung.
Selain fokus pada bauksit, PTP Nonpetikemas juga berperan aktif dalam distribusi batu bara melalui cabang-cabang pelabuhan di Sumatera seperti Bengkulu, Panjang, dan Jambi, yang menjadi titik simpul untuk memastikan ketersediaan pasokan energi nasional. Indra menegaskan bahwa pengoptimalan aktivitas bongkar muat batu bara di cabang-cabang tersebut sangat krusial untuk mendukung stabilitas energi di wilayah Sumatera.
Pentingnya digitalisasi dalam operasi pelabuhan juga menjadi perhatian utama PTP Nonpetikemas. Melalui platform Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOSM), proses pelabuhan dapat dilaksanakan secara end-to-end dan dipantau secara real-time. Hal ini memungkinkan pelanggan melakukan pemantauan tanpa harus hadir langsung di lokasi pelabuhan, sehingga memudahkan koordinasi dan meningkatkan efektivitas layanan.
Tidak hanya pengangkutan komoditas tambang, PTP Nonpetikemas juga memperluas perannya dengan mendukung distribusi energi berbasis gas, khususnya melalui cabang di Jambi yang telah mengirimkan gas tank besar ke Jawa Timur dan Bali. Hal ini menunjukkan bagaimana pelabuhan turut berkontribusi dalam ekosistem energi nasional yang semakin terintegrasi dan berkelanjutan.
Partisipasi aktif PTP Nonpetikemas dalam forum ini menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dalam pengembangan logistik tambang yang efisien dan ramah lingkungan, dengan memanfaatkan digitalisasi sebagai pendorong utama. Inisiatif ini bukan hanya memperkuat posisi pelabuhan sebagai titik sentral rantai pasok pertambangan, tetapi juga meningkatkan daya saing industri pertambangan nasional secara keseluruhan.
Kolaborasi antar pelaku industri yang tercermin dalam Smart Mining Conference 2025 memberikan peluang besar bagi pengembangan teknologi dan solusi inovatif dalam sektor pertambangan. Penggabungan infrastruktur klasik dengan teknologi digital seperti AI, IoT, dan platform digital manajemen memungkinkan proses operasional tambang hingga distribusi menjadi lebih efektif, aman, dan berkelanjutan.
Melalui langkah-langkah strategis ini, sektor pertambangan Indonesia siap menghadapi tantangan global dengan sistem logistik yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. PTP Nonpetikemas membuktikan bahwa kemajuan teknologi di sektor pelabuhan dapat berkontribusi signifikan dalam mendukung pertumbuhan industri tambang yang berkelanjutan dan inovatif di tanah air.
Dengan pendekatan digital yang terintegrasi, perusahaan pelabuhan ini tidak hanya memberikan layanan prima dalam bongkar muat dan distribusi, tetapi juga menjadi ujung tombak kolaborasi multi-sektor dalam mengakselerasi transformasi ekosistem pertambangan menuju masa depan yang lebih cerdas dan berdaya saing tinggi.