JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya mengambil langkah nyata dengan menutup lima perlintasan liar di Kabupaten Bojonegoro dalam dua hari terakhir. Penutupan terbaru terjadi di KM 96+1/2, antara Stasiun Tobo dan Stasiun Cepu.
Menurut Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, tindakan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang guna mengurangi risiko kecelakaan antara kereta api dan pengguna jalan. Sampai saat ini, sudah ada 25 perlintasan liar yang ditutup di wilayah kerja Daop 8, yang meliputi Bojonegoro, Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Blitar, Gresik, dan Surabaya.
Luqman menegaskan bahwa perlintasan liar adalah titik rawan yang sangat membahayakan keselamatan masyarakat, sehingga penutupan menjadi langkah penting untuk menyelamatkan nyawa dan menjamin kelancaran serta ketepatan waktu operasional kereta api.
Penutupan ini dilakukan dengan koordinasi erat bersama pemerintah daerah, aparat TNI/Polri, dan tokoh masyarakat setempat. Sebagai bagian dari pendekatan sosial, KAI juga melaksanakan sosialisasi langsung ke warga, memasang spanduk imbauan, dan berkomunikasi intensif dengan para pemangku kepentingan di daerah untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya keselamatan di perlintasan sebidang.
Luqman menambahkan bahwa langkah tersebut bukanlah pembatasan mobilitas masyarakat, melainkan prioritas keselamatan bersama dan kelancaran operasi kereta api. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuka kembali perlintasan liar yang sudah ditutup dan menggunakan perlintasan resmi yang telah disediakan.
“Penutupan perlintasan liar ini merupakan bentuk komitmen KAI untuk melindungi generasi bangsa dari ancaman kecelakaan di rel kereta api,” ujar Luqman.
Selain fokus pada penutupan perlintasan liar, KAI Daop 8 Surabaya juga melakukan kegiatan sterilisasi di sepanjang lintasan kereta api, termasuk dari Stasiun Surabaya Pasar Turi hingga Stasiun Kandangan. Kegiatan ini meliputi pembersihan sampah dan material yang dapat mengganggu perjalanan kereta serta sosialisasi agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan di sekitar jalur kereta.
Dalam wilayah Daop 8 sendiri terdapat 444 perlintasan sebidang, dengan 264 di antaranya dijaga dan 180 tidak dijaga. KAI bekerja sama dengan instansi terkait untuk meningkatkan keselamatan, termasuk melakukan edukasi di sekolah dan komunitas agar pengguna jalan lebih memahami risiko dan tata cara menggunakan perlintasan resmi.
Upaya ini juga didukung oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan guna menjamin keberlanjutan keamanan dan kenyamanan perjalanan kereta api. Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya pun terus berupaya meminimalkan perlintasan tanpa palang pintu dengan pengajuan izin resmi serta meninjau potensi risiko yang ada demi meningkatkan proteksi bagi masyarakat.
KAI Daop 8 menegaskan kembali komitmennya dalam menyediakan layanan transportasi yang aman dan nyaman, serta menjaga keselamatan seluruh pengguna jalur kereta api dan jalan raya yang berinteraksi dengan rel.
Dengan langkah-langkah terintegrasi tersebut, KAI Daop 8 tidak hanya memperkuat keselamatan jaringan transportasi kereta api, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan perkembangan infrastruktur transportasi di wilayah tersebut. Langkah proaktif seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan pelat merah mendahulukan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat pengguna layanan kereta api selama perjalanan mereka.