Listrik

Listrik Gratis Bantu Warga Pedesaan Lebih Nyaman

Listrik Gratis Bantu Warga Pedesaan Lebih Nyaman
Listrik Gratis Bantu Warga Pedesaan Lebih Nyaman

JAKARTA - Program elektrifikasi yang dijalankan pemerintah semakin nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama di pelosok Jawa Tengah. Melalui Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), ribuan rumah tangga tidak mampu kini bisa menikmati layanan listrik secara mandiri dan gratis. Inisiatif ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, memperluas pemerataan energi, dan memperkuat kehadiran negara di daerah terpencil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Blora, Jawa Tengah, untuk meninjau langsung pelaksanaan program BPBL di wilayah tersebut. Dalam kunjungannya, Bahlil memastikan bahwa jaringan listrik di provinsi ini sudah menjangkau hampir seluruh desa, dan kini tinggal mempercepat penyambungan langsung ke rumah-rumah warga yang belum terlistriki.

“Di Jawa Tengah, dari laporan PLN menunjukkan bahwa jaringan elektrifikasinya sudah sangat maksimal. Dan sekarang kita melakukan pengecekan terhadap beberapa rumah yang disambung langsung oleh pemerintah. Jadi ini disambung gratis, jaringannya sudah ada, dan disambung gratis oleh pemerintah,” ujar Bahlil.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI Prabowo Subianto, yang meminta agar elektrifikasi dilakukan secara menyeluruh hingga ke dusun dan kelurahan, demi memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam akses terhadap energi.

Program BPBL sendiri merupakan program unggulan dari Kementerian ESDM yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Tujuannya adalah memberikan akses listrik gratis kepada rumah tangga tidak mampu. Bentuk bantuannya meliputi penyambungan instalasi listrik dari jaringan PLN ke rumah warga, pemasangan kWh meter, instalasi kelistrikan di dalam rumah, serta penerangan dasar.

Dengan didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), program ini ditujukan bagi warga yang belum memiliki sambungan listrik karena keterbatasan ekonomi. Pemerintah ingin memastikan bahwa semua warga, tanpa kecuali, memiliki hak yang sama untuk menikmati fasilitas energi yang layak.

Bantuan yang diterima oleh warga bukan hanya berupa sambungan listrik, tetapi juga dilengkapi dengan sertifikat laik operasi (SLO), daya sambungan sebesar 900 VA, serta voucher listrik senilai Rp100 ribu untuk pemakaian awal. Hal ini menjadi penopang utama bagi warga untuk memulai hidup yang lebih nyaman dan produktif.

Salah seorang warga yang menerima bantuan tersebut adalah Muhammad Taifur. Ia mengungkapkan rasa bahagianya setelah rumahnya disambung langsung ke jaringan listrik PLN.

“Sebelumnya saya numpang listrik dari orang tua, dan itu rasanya tidak nyaman. Setelah dapat bantuan dari Pemerintah, PLN, dan Bapak Prabowo, rasanya seperti mimpi,” kata Taifur dengan mata berbinar.

Cerita Taifur hanyalah satu dari ribuan kisah yang menggambarkan dampak positif program BPBL. Bagi banyak keluarga di daerah, kehadiran listrik bukan hanya sekadar penerangan, melainkan membuka pintu bagi pendidikan yang lebih baik, usaha rumah tangga, hingga peningkatan kualitas hidup secara umum.

Pada tahun 2024 lalu, program BPBL berhasil merealisasikan 155.429 sambungan listrik di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, Provinsi Jawa Tengah mendapat alokasi sebanyak 18.953 sambungan. Sementara pada tahun 2025, pemerintah merencanakan untuk menambah jumlah sambungan menjadi 170.000 di seluruh Indonesia. Jawa Tengah direncanakan menerima sebanyak 21.500 sambungan, yang tersebar di berbagai kabupaten dan desa.

Peningkatan alokasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pemerataan energi, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat yang masih belum sepenuhnya terlayani oleh infrastruktur listrik. Kementerian ESDM bersama PLN terus melakukan pemetaan dan validasi data untuk memastikan bantuan disalurkan tepat sasaran.

“Program ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk melayani rakyat, terutama mereka yang belum bisa menikmati listrik karena keterbatasan,” ujar Bahlil.

Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan program ini akan terus diawasi dan dievaluasi secara berkala agar hasilnya maksimal. Pemerintah, kata dia, tidak ingin ada satu pun warga yang tertinggal dalam menikmati kemajuan pembangunan, termasuk di sektor energi.

Dengan dukungan penuh dari APBN dan pelibatan berbagai elemen, program BPBL diharapkan terus berlanjut dalam skala yang lebih luas. Selain mendukung aktivitas harian masyarakat, kehadiran listrik di rumah-rumah warga pedesaan akan turut menunjang kegiatan ekonomi lokal, pendidikan, hingga pelayanan kesehatan dasar.

Melalui pendekatan ini, pemerintah tidak hanya menyalakan lampu di rumah-rumah warga, tetapi juga membawa harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah. Program listrik gratis seperti BPBL menjadi simbol bahwa pembangunan yang inklusif bukan lagi impian, melainkan kenyataan yang dirasakan langsung oleh masyarakat di pelosok negeri.

Pemerataan akses listrik tidak hanya berarti membangun infrastruktur, tetapi juga menyentuh kehidupan manusia dalam arti yang sesungguhnya dari ruang belajar anak-anak di malam hari, dapur keluarga, hingga usaha kecil berbasis rumah tangga. Semua itu dimungkinkan karena adanya perhatian yang nyata dari negara terhadap warganya.

Dengan keberlanjutan program seperti BPBL, harapan untuk Indonesia terang benderang, bukan hanya secara harfiah tetapi juga secara sosial dan ekonomi, semakin dekat menjadi kenyataan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index