Listrik

Listrik Bawa Haru ke Rumah Pedagang Cilok

Listrik Bawa Haru ke Rumah Pedagang Cilok
Listrik Bawa Haru ke Rumah Pedagang Cilok

JAKARTA - Kebahagiaan terpancar dari wajah Asep, seorang pedagang cilok asal Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Siang itu, ia menerima kejutan yang tak pernah dibayangkannya: rumah sederhananya dikunjungi langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Kunjungan itu bukan sekadar silaturahmi, melainkan dalam rangka penyerahan bantuan sambungan listrik gratis dari pemerintah.

"Enggak nyangka banget rumah saya didatangi Pak Menteri langsung. Apalagi dikasih bantuan listrik gratis. Saya benar-benar bersyukur," ujar Asep.

Asep merupakan salah satu dari ribuan warga yang selama ini belum tersambung dengan jaringan listrik. Meski tinggal di daerah yang sudah lama dialiri listrik, keterbatasan biaya membuatnya belum mampu memasang listrik sendiri di rumahnya. Ia sehari-hari berjualan cilok keliling demi menghidupi keluarganya.

Kini, dengan adanya sambungan listrik gratis yang diberikan oleh pemerintah melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), hidup Asep dan keluarganya berubah. Rumah yang sebelumnya gelap saat malam tiba, kini terang dan bisa mendukung aktivitas mereka sehari-hari, termasuk anak-anaknya yang kini bisa belajar dengan lebih nyaman.

Menteri ESDM Arifin Tasrif hadir langsung menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para penerima di Bogor. Program ini menyasar masyarakat tidak mampu yang selama ini belum memiliki akses listrik mandiri. Menurutnya, listrik adalah kebutuhan dasar yang penting bagi kualitas hidup warga.

“Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pemerataan akses listrik. Bantuan pasang baru ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk para pelaku usaha kecil seperti Pak Asep,” kata Arifin.

Ia menjelaskan bahwa melalui program BPBL ini, para penerima bantuan akan mendapatkan instalasi listrik rumah tangga dengan daya 450 VA, lengkap dengan perlengkapan instalasi dan sertifikat laik operasi dari Lembaga Inspeksi Teknik (LIT). Selain itu, masyarakat juga menerima token listrik gratis senilai Rp 20.000 untuk memulai penggunaan.

Program BPBL merupakan inisiatif strategis dari Kementerian ESDM yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Tahun ini, bantuan ini menargetkan 125 ribu rumah tangga di seluruh Indonesia, dengan fokus utama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta warga miskin yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Dalam pelaksanaan program di Kabupaten Bogor, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat menjadi pelaksana teknis yang memastikan proses pemasangan berlangsung aman dan tepat sasaran.

"Program ini tidak hanya memberikan akses listrik, tapi juga membuka peluang masyarakat untuk meningkatkan produktivitas. Anak-anak bisa belajar lebih baik, ibu rumah tangga bisa memasak atau menjahit dengan lebih efisien, dan usaha kecil bisa beroperasi lebih optimal," ujar General Manager PLN UID Jabar, Susiana Mutia.

Kehadiran listrik di rumah-rumah warga membawa dampak positif yang nyata. Tak hanya memberikan penerangan, listrik juga mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi dan memudahkan aktivitas harian. Asep, misalnya, kini berencana mengembangkan usahanya dengan membeli alat masak listrik yang lebih modern agar produksinya meningkat.

“Dulu kalau malam gelap, anak-anak belajar pakai lampu minyak. Sekarang alhamdulillah sudah terang, jadi mereka bisa belajar lebih lama dan lebih nyaman. Saya juga bisa mulai bikin cilok malam-malam kalau ada pesanan,” kata Asep penuh semangat.

Di tengah kehidupan yang serba sederhana, bantuan seperti ini menjadi angin segar yang memberi harapan baru. Akses terhadap listrik tidak lagi menjadi kemewahan, melainkan hak yang diperjuangkan oleh negara untuk warganya.

Menteri Arifin juga menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai elektrifikasi 100 persen di seluruh wilayah Indonesia. Meski tantangannya cukup besar, terutama di wilayah-wilayah terpencil, namun pemerintah terus berinovasi dan bekerja sama lintas sektor untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal.

"Kami akan terus mendorong program-program percepatan elektrifikasi seperti ini. Ini bukan hanya soal menyalakan lampu, tapi juga menyalakan harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat," ujar Arifin.

Bagi Asep dan ribuan warga lain yang menerima bantuan serupa, program BPBL bukan sekadar proyek pembangunan. Ini adalah bentuk nyata dari kehadiran negara yang peduli terhadap rakyat kecil. Harapan-harapan yang sempat redup kini mulai menyala kembali, bersamaan dengan lampu-lampu yang akhirnya hidup di rumah mereka.

Program seperti ini menunjukkan bahwa keberpihakan kepada masyarakat kecil bisa menghadirkan perubahan besar. Dari sebuah sambungan listrik sederhana, tumbuh semangat baru untuk hidup lebih baik, lebih produktif, dan lebih mandiri.

Dan untuk Asep, seorang pedagang cilok yang tak pernah menyangka rumahnya dikunjungi menteri, cahaya itu kini hadir bukan hanya di ruang tamunya tapi juga di dalam hatinya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index