JAKARTA - Potensi panas bumi yang dimiliki Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan hanya menjadi kebanggaan daerah, melainkan telah menjelma sebagai contoh inspiratif pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Inisiatif warga dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan sumber daya alam ini mendapat pengakuan luas, termasuk dari pemerintah pusat, sebagai langkah penting menuju transisi energi yang berkelanjutan.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan, masyarakat NTT telah menjadi pelopor dalam pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Ia menyampaikan apresiasi terhadap semangat warga yang mendukung dan membuka diri terhadap proyek-proyek pengembangan energi bersih di wilayahnya, khususnya di Kabupaten Manggarai Timur.
“Ini menjadi contoh hebat untuk Indonesia. Masyarakat Manggarai Timur menunjukkan kesiapan untuk terlibat dalam upaya pembangunan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi. Ini bukan hal yang mudah, tetapi masyarakat di sini telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi bagian penting dari perubahan besar ini,” kata Gubernur Laiskodat.
Menurutnya, pengembangan panas bumi tidak sekadar soal investasi dan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat ikut berperan serta secara aktif. NTT, dengan potensi energi panas bumi yang besar, memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam menciptakan sistem energi nasional yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Dalam kunjungannya ke wilayah pengembangan proyek panas bumi Ulumbu Unit 5–6 di Manggarai Timur, Gubernur Laiskodat menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari cita-cita besar Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Proyek tersebut dikelola oleh PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT PLN Indonesia Power, yang bersinergi dengan berbagai pihak.
Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, turut hadir dalam agenda tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran proyek panas bumi di Ulumbu adalah wujud komitmen PLN untuk mendukung program transisi energi yang dicanangkan pemerintah. “Kita hadir di sini bukan sekadar membangun pembangkit, tetapi juga menghadirkan harapan baru bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Proyek panas bumi Ulumbu Unit 5–6 akan menambah kapasitas pembangkit hingga 2x10 megawatt (MW), yang akan memperkuat sistem kelistrikan di wilayah NTT. Dengan sumber daya panas bumi yang berlimpah dan belum seluruhnya dimanfaatkan, proyek ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Gubernur Laiskodat menilai, sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan BUMN seperti PLN menjadi contoh model pembangunan ideal di sektor energi. Ia berharap keberhasilan pengembangan panas bumi di Ulumbu bisa direplikasi di berbagai daerah lainnya di NTT, seperti Mataloko, Oka Ile Ange, dan Atedei.
“NTT punya cadangan panas bumi yang melimpah. Jika kita kelola dengan baik, kita tidak hanya menjadi pelopor di Indonesia, tapi juga bisa menjadi pemimpin energi bersih di kawasan Asia Tenggara,” ujar Gubernur.
Ia juga mengapresiasi pendekatan sosial yang dilakukan dalam proyek panas bumi ini. Dialog, pelibatan tokoh masyarakat, serta edukasi tentang manfaat energi bersih menjadi bagian penting yang mendukung penerimaan warga. “Kita tidak bisa membangun energi tanpa melibatkan manusia di dalamnya. Energi yang kita bangun harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” tegas Laiskodat.
Dari sisi ekosistem, pengembangan panas bumi di Ulumbu dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan. Lingkungan sekitar tetap dijaga kelestariannya, dan masyarakat diberikan pelatihan serta kesempatan untuk terlibat dalam rantai pasok proyek.
PLN Indonesia Power berkomitmen menghadirkan teknologi modern yang aman dan efisien. Edwin Nugraha menambahkan bahwa keberhasilan proyek ini akan menciptakan dampak berganda bagi daerah. “Tidak hanya listrik, tapi juga lapangan kerja, peluang usaha, serta transfer ilmu pengetahuan,” katanya.
Kementerian ESDM juga telah memberikan dukungan terhadap pengembangan panas bumi di wilayah timur Indonesia, termasuk di NTT. Dukungan ini mencakup studi geologi, pendanaan awal, hingga pembentukan regulasi yang mempermudah investasi di sektor energi baru terbarukan.
Gubernur Laiskodat menyampaikan keyakinannya bahwa masyarakat NTT siap menyongsong era baru energi bersih. “NTT akan menjadi laboratorium energi hijau Indonesia. Kita buktikan bahwa daerah timur bisa menjadi pusat inovasi dan kemajuan,” ucapnya optimistis.
Dengan semangat gotong royong dan komitmen untuk membangun energi masa depan, warga NTT telah menorehkan catatan penting dalam perjalanan energi nasional. Panas bumi yang selama ini tertidur di perut bumi, kini menjadi sumber daya strategis yang mampu menerangi masa depan, tidak hanya bagi NTT, tetapi juga bagi seluruh negeri.