Petani

Petani Bersabar Demi Danau Pulih

Petani Bersabar Demi Danau Pulih
Petani Bersabar Demi Danau Pulih

JAKARTA - Kesabaran adalah bagian dari kearifan yang dimiliki para petani ikan di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Meskipun situasi perairan danau perlahan membaik, para petani memilih menunda aktivitas penebaran benih ikan demi memastikan kondisi air benar-benar pulih dan aman dari semburan belerang.

Salah satu petani ikan dari Desa Trunyan, I Nengah Parma, menyampaikan bahwa mereka sudah terbiasa menghadapi fenomena alam seperti ini. Ia mengatakan, para petani memilih menunggu hingga akhir bulan Agustus, sebagaimana yang biasa mereka lakukan setiap tahun saat munculnya semburan belerang dari dasar danau.

"Mungkin sampai akhir bulan Agustus nanti. Karena demikian biasanya setiap tahun," ujar Parma, yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Trunyan.

Menurutnya, kondisi air Danau Batur saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda membaik. Semburan belerang yang sebelumnya sempat aktif telah menunjukkan penurunan intensitas.

"Semburan belerang seperti sudah mereda," ujarnya menambahkan.

Meski begitu, kehati-hatian tetap diutamakan. Para petani ikan di wilayah tersebut memahami bahwa terburu-buru menebar benih ikan berpotensi menyebabkan kerugian apabila semburan kembali terjadi secara tiba-tiba.

"Jadi biar benar-benar berhenti. Biasanya sampai akhir Agustus nanti," kata Parma menjelaskan.

Fenomena semburan belerang yang berasal dari dasar Danau Batur memang bukan hal baru bagi masyarakat setempat, khususnya petani ikan yang menggantungkan hidup dari budidaya di keramba jaring apung. Peristiwa ini bahkan sempat menyebabkan kematian massal ikan beberapa waktu lalu, sehingga para petani harus mengevakuasi bangkai ikan dalam jumlah besar demi mencegah dampak yang lebih luas terhadap lingkungan sekitar danau.

Kini, setelah pembersihan dilakukan, wajah Danau Batur kembali memperlihatkan keindahannya. Air yang sebelumnya keruh dan tercemar oleh sisa bangkai ikan, telah kembali jernih. Tidak tampak lagi bangkai ikan yang mengambang seperti beberapa hari sebelumnya. Masyarakat pun mulai merasa tenang.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma, menyampaikan bahwa berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya, semburan belerang sudah menunjukkan tanda-tanda mereda.

"Untuk sementara sudah mereda," ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya selalu rutin melakukan pemantauan kondisi air Danau Batur, terutama saat fenomena tahunan ini terjadi. Ia juga membenarkan bahwa umumnya semburan akan benar-benar berhenti setelah bulan Agustus, sehingga aman bagi para petani untuk kembali menebar benih ikan.

"Biasanya setelah Agustus kondisi semburan belerang berhenti sehingga aman untuk menebar benih ikan," kata Sarma.

Danau Batur memang menyimpan potensi besar dalam sektor perikanan air tawar. Banyak petani di kawasan tersebut yang menggantungkan hidup dari hasil budidaya ikan, seperti mujair dan nila. Namun mereka juga sangat memahami bahwa keseimbangan alam harus dijaga, dan sabar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan alam adalah bagian dari kunci keberhasilan bertani ikan di danau vulkanik seperti ini.

Fenomena semburan belerang di Danau Batur biasanya terjadi karena adanya aktivitas vulkanik dari Gunung Batur yang berada di dekat danau. Gas belerang yang keluar dari dasar danau bisa mempengaruhi kadar oksigen dalam air, yang kemudian berdampak pada kematian ikan secara mendadak. Oleh karena itu, kehati-hatian para petani menjadi bagian dari langkah mitigasi yang penting untuk mencegah kerugian lebih lanjut.

Sikap waspada yang ditunjukkan oleh para petani ini menunjukkan kematangan mereka dalam memahami dinamika lingkungan. Mereka tak sekadar menggantungkan penghasilan dari alam, namun juga hidup selaras dengannya. Menunda sementara aktivitas budidaya bukan berarti kehilangan semangat, tapi justru menunjukkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan keberlanjutan usaha mereka sendiri.

Di sisi lain, pemerintah daerah turut hadir memberikan dukungan dan melakukan pemantauan agar aktivitas pertanian perikanan di Danau Batur dapat berjalan dengan aman dan berkelanjutan. Kolaborasi antara petani dan pemerintah menjadi elemen penting dalam menjaga ekosistem danau agar tetap produktif dan sehat.

Kini, dengan air danau yang mulai jernih kembali, harapan pun tumbuh. Masyarakat menantikan waktu yang tepat untuk kembali menebar benih dan memulai lagi siklus kehidupan di keramba-keramba mereka. Para petani tak sekadar bekerja, namun juga menjaga alam dan warisan hidup mereka.

Sementara itu, suasana di sekitar Danau Batur mulai terasa normal. Wisatawan pun mulai kembali menikmati keindahan alam dan sejuknya suasana Kintamani. Masyarakat setempat berharap kondisi ini bertahan dan cuaca mendukung hingga seluruh aktivitas perikanan bisa kembali normal sepenuhnya.

Langkah bijak dan penuh kehati-hatian yang diambil petani ikan di Danau Batur adalah contoh nyata bagaimana masyarakat lokal mampu beradaptasi dan bertindak arif dalam menghadapi dinamika alam. Bukan hanya soal keuntungan ekonomi, tetapi juga demi menjaga keberlangsungan dan keselarasan hidup bersama alam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index