JAKARTA - Inisiatif generasi muda dalam memperkuat ketahanan pangan daerah terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Kali ini, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Pemuda Tani Indonesia Provinsi Riau berkesempatan melakukan kunjungan penting ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau. Kunjungan ini menjadi ruang dialog strategis terkait penguatan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah.
Ketua DPW Pemuda Tani Indonesia Provinsi Riau, Pangeran Hidayat, memimpin langsung kunjungan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas kesediaan Bank Indonesia membuka ruang diskusi yang bermanfaat bagi pertumbuhan sektor pertanian dan pengendalian harga di tingkat lokal.
“Kami sangat menghargai perhatian dan waktu dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau, Bapak Muhamad Nur. Banyak hal positif yang kami dapatkan dari pertemuan ini, termasuk strategi konkret dalam menjaga stabilitas pangan dan inflasi,” ungkap Pangeran.
Kegiatan ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh dialog konstruktif. Pangeran menegaskan bahwa pihaknya ingin terus mempererat sinergi antara kalangan petani muda dan instansi strategis, salah satunya Bank Indonesia, guna membangun fondasi ekonomi daerah yang kuat dan tangguh terhadap gejolak harga bahan pokok.
Lebih lanjut, ia juga memaparkan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam rantai pasok pangan nasional. “Peran anak muda dalam pertanian tidak boleh dipandang sebelah mata. Kami adalah generasi yang siap mengambil alih tanggung jawab untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi secara berkelanjutan,” kata Pangeran.
Dalam pertemuan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Riau, Muhamad Nur, menyambut baik inisiatif dari kelompok Pemuda Tani Indonesia. Menurutnya, sektor pertanian dan ketahanan pangan memang menjadi salah satu prioritas penting dalam kerangka pengendalian inflasi.
“Kami selalu terbuka untuk berdialog dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk para pemuda yang aktif membangun sektor pertanian. Bank Indonesia memiliki program pengendalian inflasi berbasis komoditas dan salah satu upaya efektifnya adalah dengan memperkuat sektor hulu seperti pertanian,” tutur Muhamad Nur.
Ia menjelaskan, program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi bagian dari strategi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pasokan pangan yang cukup di berbagai daerah, termasuk Riau.
Muhamad Nur juga menekankan bahwa kolaborasi antara BI dan kelompok masyarakat seperti Pemuda Tani dapat memperluas dampak dari program yang telah dijalankan. Ia mendorong agar semangat kemandirian pangan terus ditanamkan, terutama kepada generasi muda yang memiliki kapasitas inovasi tinggi.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga distribusi dan efisiensi pasar. Dalam hal ini, petani muda bisa menjadi motor penggerak sekaligus agen perubahan dalam mendorong efisiensi sektor pertanian,” tambahnya.
Pertemuan tersebut juga menjadi momentum untuk memperkuat jejaring antara lembaga keuangan dan pelaku pertanian muda. Salah satu hal yang menjadi pembahasan adalah perlunya dukungan finansial yang berkelanjutan bagi pelaku pertanian skala kecil dan menengah agar mereka mampu meningkatkan kapasitas produksi secara konsisten.
Pangeran Hidayat menyatakan bahwa akses permodalan menjadi tantangan utama yang dihadapi petani muda. Ia berharap Bank Indonesia dapat turut mendorong inklusi keuangan yang merata hingga ke sektor pertanian akar rumput.
“Kami melihat ada peluang besar jika lembaga keuangan dan dunia perbankan memperluas jangkauan program pembiayaan untuk petani muda. Dengan begitu, pertanian bisa lebih maju dan inflasi bisa ditekan karena produksi meningkat,” ucap Pangeran.
Menanggapi hal ini, Muhamad Nur menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong ekosistem pembiayaan inklusif, termasuk melalui fasilitasi dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya yang memiliki program pendanaan untuk sektor pangan.
Kunjungan Pemuda Tani ke Kantor Bank Indonesia ini juga membahas sinergi program pelatihan dan pendampingan yang bisa mendukung produktivitas petani muda di masa depan. Mereka menyoroti pentingnya pelatihan digitalisasi pertanian, pengelolaan keuangan, hingga akses pasar yang lebih luas melalui platform digital.
“Kami menyadari bahwa tantangan ke depan membutuhkan pendekatan yang inovatif. Kami siap berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam hal pelatihan dan penguatan kapasitas petani muda,” ujar Pangeran.
Sementara itu, Muhamad Nur memastikan bahwa Bank Indonesia akan terus membuka ruang bagi kolaborasi yang membangun. Ia juga mengajak Pemuda Tani untuk aktif dalam berbagai forum strategis yang digelar bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha.
“Kami percaya bahwa melalui dialog terbuka seperti ini, akan lahir banyak ide dan langkah nyata yang memberi manfaat luas. Bank Indonesia berkomitmen mendukung setiap upaya yang mendorong ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi,” ujarnya.
Kunjungan ini menjadi simbol pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun masa depan pangan nasional. Dengan melibatkan generasi muda dalam dialog strategis bersama Bank Indonesia, harapan akan terciptanya sistem pertanian yang kuat, berkelanjutan, dan mampu menjaga stabilitas harga di daerah semakin terbuka lebar.