Panas Bumi

Panas Bumi Jadi Peluang Emas untuk PAD Bondowoso

Panas Bumi Jadi Peluang Emas untuk PAD Bondowoso
Panas Bumi Jadi Peluang Emas untuk PAD Bondowoso

JAKARTA - Potensi alam di Kabupaten Bondowoso tak hanya menyimpan keindahan lanskap dan sumber daya hutan, tapi juga menyimpan kekuatan energi masa depan: panas bumi. Keberadaan proyek panas bumi yang dikelola PT Medco Cahaya Geothermal Indonesia menjadi titik terang bagi upaya pemerintah daerah dalam memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kolaborasi dengan sektor swasta.

Pemanfaatan sumber daya panas bumi di wilayah ini bukan sekadar proyek energi biasa. Di balik pengeboran dan pembangkit listrik yang ditargetkan mampu menghasilkan 110 megawatt, ada peluang besar bagi Bondowoso untuk menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan yang dapat menopang pembangunan daerah.

Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajad, mengapresiasi kehadiran Medco sebagai mitra strategis dalam mendukung kemajuan daerah. Menurutnya, pemerintah daerah sudah saatnya lebih proaktif menggandeng investor yang memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan lokal. Kerja sama dengan pihak swasta, dalam hal ini Medco, harus dimaksimalkan untuk mendongkrak penerimaan daerah secara langsung. “Kita saat ini sudah punya Medco, jadi ke depan akan banyak kerja sama dan perjanjian yang sudah tertera dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkap Sinung.

Dalam kunjungan dan konsultasi dengan Direktorat Panas Bumi, Sinung memperoleh informasi bahwa kontribusi dari proyek panas bumi Medco kepada pemerintah daerah diperkirakan mencapai Rp1,7 miliar setiap triwulan. Dana tersebut akan diserahkan di akhir tahun dan merupakan bagian dari mekanisme bagi hasil usaha panas bumi yang telah diatur dalam regulasi nasional.

Meski nominal tersebut masih tergolong kecil dibandingkan potensi ekonomi lainnya, Sinung menilai bahwa kontribusi ini tidak bisa dianggap remeh. Justru, dengan pengelolaan yang tepat, penerimaan daerah dari sektor panas bumi dapat ditingkatkan seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi serta perluasan jaringan kemitraan. “Ini tentu peluang yang harus dan wajib bisa ditangkap, agar bisa menambah PAD Bondowoso secara berkelanjutan,” ujarnya tegas.

Tidak hanya dari Medco, pemerintah daerah juga diharapkan mampu menjalin sinergi dengan entitas lain yang memiliki peran besar di wilayah sekitar lokasi proyek. Di antaranya adalah Perhutani dan PTPN yang juga mengelola aset hutan dan perkebunan strategis di kawasan tersebut.

Kolaborasi multi-sektor ini bisa menjadi kekuatan baru dalam memajukan ekonomi lokal berbasis sumber daya alam terbarukan. Tidak semata-mata mengejar pendapatan, pendekatan kolaboratif ini juga mendorong terciptanya ekosistem pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sinung menekankan pentingnya langkah konkret dari pemerintah kabupaten dalam merumuskan regulasi serta kebijakan pendukung. Harapannya, kontribusi nyata dari sektor strategis seperti panas bumi bisa langsung dirasakan masyarakat, baik dalam bentuk peningkatan PAD maupun dampak ekonomi turunan seperti penyerapan tenaga kerja, peluang usaha, dan perbaikan infrastruktur di sekitar proyek. “Sudah saatnya kita tidak hanya mengandalkan APBD, tapi juga membuka ruang kerja sama dengan sektor swasta yang potensial,” tambahnya.

Pernyataan Sinung tersebut mencerminkan sebuah arah baru dalam tata kelola pembangunan daerah. Ketika belanja pemerintah terbatas, maka kemampuan menjalin kemitraan dengan pelaku usaha menjadi sangat vital. Proyek panas bumi Medco hadir tepat waktu untuk memperkuat langkah tersebut.

Dengan kapasitas yang direncanakan mencapai 110 megawatt, proyek ini tidak hanya menyuplai energi bersih, tetapi juga mengangkat pamor Bondowoso sebagai kawasan potensial dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Apalagi, proyek ini merupakan bagian dari Program Strategis Nasional yang artinya mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat.

Tak berhenti pada penerimaan fiskal, sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha panas bumi berpeluang mendorong munculnya inovasi dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

Langkah awal sudah dimulai. Kini tinggal bagaimana Pemkab Bondowoso dapat menjaga momentum ini agar manfaatnya tidak hanya terasa sesaat, tetapi berkesinambungan untuk jangka panjang. Dibutuhkan kebijakan yang responsif, koordinasi lintas sektor, serta transparansi dalam tata kelola agar kepercayaan investor tetap terjaga.

Potensi panas bumi memang tidak bisa langsung mengubah wajah daerah dalam semalam, tetapi dengan pengelolaan yang konsisten dan keterbukaan dalam kemitraan, proyek ini dapat menjadi tonggak baru bagi pertumbuhan ekonomi Bondowoso.

Di tengah tantangan APBD yang terbatas, energi dari perut bumi itu kini menjadi harapan baru. Bukan sekadar proyek energi, melainkan lokomotif pembangunan yang mampu menggerakkan PAD dan membuka ruang kesejahteraan bagi masyarakat luas. Maka dari itu, momen ini perlu dijadikan pijakan untuk membangun strategi pembangunan yang lebih terbuka dan berpihak pada masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index