JAKARTA - Dalam upaya mempertahankan laju pertumbuhan dua digit, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) terus memperkuat posisi sebagai penyedia jasa terminal kendaraan dengan memperluas jangkauan layanan logistik secara menyeluruh. Strategi ini dinilai penting di tengah berbagai tantangan eksternal dan fluktuasi ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri.
Keberhasilan IPCC dalam menjaga pertumbuhan bukan semata bergantung pada volume trafik kendaraan, melainkan juga pada terobosan layanan logistik kendaraan yang terus diperluas dan diperkuat. Inisiatif ini memungkinkan perusahaan mengintegrasikan layanan secara end-to-end, menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi pelanggan.
Pada kuartal pertama tahun 2025, IPCC berhasil mencatatkan pendapatan operasional sebesar Rp 203,27 miliar, mengalami kenaikan sebesar 15,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari angka tersebut, kontribusi terbesar berasal dari jasa pelayanan terminal kendaraan, yang mencapai Rp 183,56 miliar atau 90,3% dari total pendapatan. Angka ini meningkat 15,24% secara tahunan.
Di sisi profitabilitas, perusahaan juga menunjukkan kinerja solid dengan mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp 51,17 miliar, naik 33,32% dibandingkan Rp 38,38 miliar pada kuartal pertama. Hasil ini menandakan keberhasilan IPCC dalam mengelola efisiensi operasional dan optimalisasi aset.
Menurut Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, kinerja positif tersebut tidak terlepas dari kontribusi signifikan sektor ekspor yang menyumbang sekitar 75% terhadap total pendapatan perusahaan. “Kami melihat pertumbuhan trafik kargo internasional pada semester pertama cukup baik. Itu menjadi indikator bahwa target kinerja 2025 dapat melampaui capaian 2024,” ujarnya.
Sugeng juga menyampaikan bahwa pihaknya tetap mewaspadai berbagai risiko eksternal, termasuk potensi dampak dari eskalasi geopolitik dan perubahan kebijakan perdagangan global, seperti tarif balasan dari Amerika Serikat terhadap produk otomotif Indonesia. Meski demikian, IPCC tetap optimistis karena terdapat peluang baru yang terbuka, khususnya melalui kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dalam kerangka IEU-CEPA.
Negosiasi yang sedang berlangsung dalam IEU-CEPA diharapkan dapat memperluas akses pasar ekspor otomotif nasional, yang pada gilirannya akan mendongkrak volume bongkar muat kendaraan di terminal yang dikelola IPCC. Hal ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Sementara itu, meskipun pasar domestik masih menghadapi tekanan dari melemahnya daya beli masyarakat, IPCC tetap aktif memperluas penetrasi di dalam negeri. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan layanan logistik kendaraan yang terintegrasi dan bernilai tambah, seperti Pre-Delivery Center (PDC), logistik car carrier, hingga layanan tambahan lainnya.
Selain memperluas layanan, IPCC juga terus memperkuat infrastruktur dengan membuka terminal-terminal satelit di berbagai wilayah. Di tahun ini, perusahaan telah mengoperasikan Terminal RoPax di Trisakti, Banjarmasin, serta merencanakan pembukaan terminal baru di wilayah Surabaya. Upaya ini menjadi bagian dari strategi membangun konektivitas logistik yang solid di Indonesia bagian timur.
“Kami ingin membangun konektivitas dan integrasi layanan yang kuat, sekaligus meningkatkan standarisasi operasional melalui jaringan terminal di wilayah timur Indonesia,” tambah Sugeng.
Tak hanya fokus pada layanan dan ekspansi wilayah, IPCC juga mempersiapkan diri dari sisi teknologi dan keamanan operasional. Untuk itu, perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 7,4 miliar pada tahun ini. Alokasi tersebut difokuskan pada tiga area strategis, yaitu:
-Penguatan infrastruktur teknologi informasi
-Investasi sistem keamanan kargo melalui pemasangan jaring pengaman overspray
-Pembangunan fasilitas penyimpanan kendaraan (car storage building)
Hingga pertengahan tahun, IPCC telah merealisasikan 55,69% dari total belanja modal tersebut. Perusahaan pun optimistis seluruh proyek yang direncanakan akan rampung tepat waktu, paling lambat akhir tahun 2025.
Langkah ini mencerminkan komitmen IPCC untuk terus bertransformasi, tidak hanya dari sisi operasional, tetapi juga dalam memanfaatkan teknologi guna mendukung kelancaran dan keamanan layanan logistik. Dengan pendekatan holistik ini, perusahaan mampu menjaga kepercayaan mitra usaha dan pelanggan.
Sugeng menutup pernyataannya dengan menyampaikan bahwa kombinasi antara fleksibilitas operasional, kesiapan infrastruktur pelabuhan, dan layanan bernilai tambah menjadi faktor kunci dalam menjaga kinerja dan pertumbuhan berkelanjutan IPCC di tengah tantangan global.
Melalui sinergi ekspor yang kuat, ekspansi layanan logistik terintegrasi, serta penguatan infrastruktur digital dan fisik, IPCC terus membuktikan diri sebagai pemain utama dalam rantai logistik kendaraan nasional dan regional. Fokus perusahaan tidak hanya mengejar pertumbuhan angka, tetapi juga menciptakan ekosistem layanan logistik yang berstandar tinggi dan berorientasi pada masa depan.