Saham

Saham Wayfair Menguat di Tengah Aksi Lepas

Saham Wayfair Menguat di Tengah Aksi Lepas
Saham Wayfair Menguat di Tengah Aksi Lepas

JAKARTA - Langkah strategis yang diambil oleh pendiri bersama Wayfair, Steven Conine, kembali menyorot dinamika saham perusahaan ritel daring tersebut. Di tengah tren positif pasar, Conine melepas sebagian kepemilikannya atas saham Kelas A Wayfair senilai sekitar $3,36 juta. Aksi ini tak serta-merta dilihat sebagai sinyal negatif, melainkan sebagai bentuk pengelolaan portofolio pribadi yang wajar, khususnya saat saham sedang diperdagangkan mendekati titik tertingginya dalam 52 minggu terakhir.

Wayfair (NASDAQ:W) kini berada di posisi yang cukup menjanjikan setelah mengalami lonjakan harga saham lebih dari 13% hanya dalam kurun waktu sepekan. Pada 21 Juli 2025, saat saham diperdagangkan mendekati level $63,80, Conine memanfaatkan momentum tersebut untuk menjual sekitar 59.900 lembar saham Kelas A miliknya dalam sejumlah transaksi terpisah.

Rincian dari transaksi itu menunjukkan bahwa sebagian besar saham dijual pada harga bervariasi. Sebanyak 25.909 lembar dilepas dengan harga antara $55,06 hingga $56,04. Sementara itu, 33.891 lembar saham lainnya dijual dengan kisaran harga $56,05 hingga $56,96. Sisanya, sebanyak 200 lembar, dijual pada harga puncak $57,27. Meskipun demikian, Steven Conine masih mempertahankan kepemilikan signifikan terhadap Wayfair. Ia tercatat masih memiliki 169.073 lembar saham Kelas A secara langsung, serta tambahan 22.857 lembar saham melalui entitas investasi SK Ventures LLC.

Penjualan saham ini bukan tanpa rencana. Conine telah lebih dulu menetapkan strategi melalui skema perdagangan Rule 10b5-1, yang disusun sejak 15 Agustus 2024. Rencana ini merupakan kebijakan yang umum digunakan untuk membantu para eksekutif perusahaan menjual saham berdasarkan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, tanpa dianggap sebagai keputusan yang mengandalkan informasi non-publik.

Sementara itu, di luar aksi jual saham oleh Conine, Wayfair juga menjadi sorotan berkat langkah bisnis dan strategi pemasaran yang agresif. Perusahaan baru-baru ini mengumumkan kampanye penjualan besar bertajuk “Black Friday in July” yang berlangsung selama lima hari penuh, dari 24 hingga 28 Juli. Diskon yang ditawarkan mencapai hingga 80%, termasuk penawaran kilat 24 jam dan program doorbusters dengan jumlah terbatas. Anggota program loyalitas Wayfair Rewards juga berhak memperoleh penghematan tambahan, yang menambah daya tarik acara tersebut di tengah meningkatnya minat belanja rumah tangga secara daring.

Optimisme terhadap performa saham Wayfair tak hanya datang dari strategi internal, tetapi juga dari berbagai lembaga analis ternama yang memberikan penilaian positif. Morgan Stanley, misalnya, telah menaikkan target harga saham Wayfair menjadi $70 dan tetap mempertahankan peringkat Overweight. Hal ini didasarkan pada prospek bisnis yang terus membaik dan strategi pengembangan pasar yang dinilai tepat sasaran.

Jefferies pun ikut menyempurnakan pandangannya dengan meningkatkan target harga menjadi $60. Dalam catatannya, Jefferies menekankan bagaimana Wayfair terus mencetak pertumbuhan lalu lintas web selama tiga bulan berturut-turut, yang menjadi bukti nyata penguatan daya saing perusahaan dalam ekosistem ritel daring.

Sementara itu, Piper Sandler menyesuaikan target harga menjadi $61. Mereka melihat adanya peningkatan permintaan konsumen terhadap produk furnitur rumah tangga, yang didukung oleh data positif dari survei penjualan pengecer kasur pada Mei lalu. Permintaan pasar yang tinggi ini turut menjadi pendorong fundamental yang solid bagi pertumbuhan Wayfair.

Tak ketinggalan, Mizuho juga menunjukkan kepercayaan terhadap Wayfair dengan tetap memberikan peringkat Outperform serta target harga sebesar $50. Dalam analisisnya, Mizuho menyoroti inisiatif baru dari Wayfair dalam hal sistem pemenuhan pesanan, yang dinilai selangkah lebih maju dan mulai menyaingi model layanan dari pemain besar seperti Amazon dan Walmart.

Keseluruhan dinamika ini menggarisbawahi posisi Wayfair sebagai salah satu pemain utama yang terus berkembang di sektor e-commerce perabotan rumah tangga. Aksi jual saham oleh eksekutif seperti Conine, dalam konteks ini, lebih merefleksikan pemanfaatan momentum pasar ketimbang penurunan keyakinan terhadap performa perusahaan. Hal tersebut semakin ditegaskan oleh data dan penilaian positif yang terus mengalir dari pihak analis dan institusi keuangan.

Wayfair telah menunjukkan bahwa inovasi dalam strategi pemasaran serta komitmen terhadap pengalaman pelanggan dapat terus memperkuat posisinya di tengah persaingan. Dengan dukungan data lalu lintas yang tumbuh konsisten, diskon besar-besaran yang dirancang secara cermat, dan respons pasar yang menggembirakan, perusahaan ini menunjukkan bahwa transformasi digital dalam belanja rumah tangga terus mengalami peningkatan relevansi.

Bagi investor, semua perkembangan ini menjadi bahan pertimbangan strategis. Aksi jual saham yang telah dijadwalkan bukanlah pertanda buruk, melainkan bagian dari tata kelola keuangan yang sehat dan transparan. Dengan eksekusi yang tetap dalam koridor peraturan yang berlaku, serta dukungan pasar yang terus positif, saham Wayfair tetap menjadi perhatian banyak pihak, baik investor institusional maupun individu.

Momen ini membuktikan bahwa keputusan korporasi, strategi penjualan, dan penilaian analis bisa saling bersinergi untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan. Dan bagi pelaku pasar yang jeli, saham Wayfair bisa menjadi salah satu opsi yang layak diperhitungkan dalam portofolio jangka menengah hingga panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index