Energi

Energi Ramah Lingkungan dari Inovasi Siswa SMKN 1 Sintang

Energi Ramah Lingkungan dari Inovasi Siswa SMKN 1 Sintang
Energi Ramah Lingkungan dari Inovasi Siswa SMKN 1 Sintang

JAKARTA - Langkah nyata menuju energi bersih bisa datang dari ruang kelas. Itulah yang ditunjukkan oleh para siswa SMKN 1 Sintang, Kalimantan Barat, yang berhasil mengubah motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik. Bukan sekadar proyek sekolah biasa, inovasi ini menandai langkah berani generasi muda dalam mendukung transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan berbekal semangat belajar dan dukungan dari berbagai pihak, para siswa tersebut membuktikan bahwa teknologi dan kesadaran lingkungan bisa berjalan beriringan. Upaya mereka menjadi contoh inspiratif bagaimana pendidikan vokasi mampu menghasilkan solusi nyata bagi tantangan energi di masa depan.

Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, secara terbuka memberikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, konversi kendaraan berbahan bakar bensin ke sistem listrik merupakan jawaban atas tantangan lingkungan yang kini semakin mendesak. “Konversi motor Honda menjadi motor listrik merupakan langkah positif dari perspektif lingkungan. Ini dapat mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca, serta sejalan dengan upaya transisi energi bersih,” kata Bala.

Ia menekankan bahwa manfaat proyek tersebut tidak hanya dirasakan dari sisi lingkungan, melainkan juga memberi dampak positif dalam membentuk karakter generasi muda. Melalui proses pembelajaran yang aplikatif, siswa-siswi tidak hanya memahami pentingnya inovasi teknologi, tetapi juga tumbuh sebagai agen perubahan di komunitas mereka.

“Anak-anak kita bisa menjadi pionir dalam adopsi teknologi ramah lingkungan. Ini adalah bagian penting dari keberhasilan transisi energi berkelanjutan,” tambah Bala.

Program konversi motor ini berjalan berkat sinergi antara dunia pendidikan dan dukungan dari sektor lain. Salah satunya datang dari Corporate Social Responsibility (CSR) Unit Induk Distribusi (UID) Pontianak Tahun 2025, yang memberikan bantuan teknis serta peralatan untuk mendukung keberhasilan proyek.

Melalui bantuan tersebut, siswa tidak sekadar menerima teori di kelas, namun juga terlibat langsung dalam praktik lapangan yang relevan dengan perkembangan teknologi masa kini. Mulai dari pembongkaran mesin konvensional hingga pemasangan motor listrik, seluruh proses dijalankan dengan semangat kolaborasi dan eksplorasi.

Dengan pengalaman itu, siswa tidak hanya menambah keterampilan teknis, tetapi juga memahami urgensi transisi ke energi bersih sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Inisiatif SMKN 1 Sintang ini juga menjadi pengingat pentingnya peran pendidikan dalam mendukung target besar Indonesia menuju net-zero emission. Meskipun berasal dari daerah yang jauh dari pusat industri otomotif nasional, karya para siswa ini membuktikan bahwa semangat inovasi bisa lahir dari mana saja.

Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah menengah kejuruan lainnya di Indonesia. Ketika dunia menghadapi tantangan pemanasan global dan harga bahan bakar fosil terus melambung, langkah-langkah konkret dari kalangan pelajar seperti ini menjadi angin segar bagi masa depan energi nasional.

Selain aspek teknis dan lingkungan, proyek ini juga berpotensi memberikan nilai tambah dalam hal ekonomi lokal. Seiring meningkatnya tren kendaraan listrik, keterampilan seperti konversi mesin bisa menjadi peluang usaha baru, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan industri berbasis teknologi hijau.

Dengan perubahan kebutuhan pasar dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya energi terbarukan, siswa-siswi yang menguasai teknologi ramah lingkungan memiliki keunggulan tersendiri dalam memasuki dunia kerja. Bahkan, mereka berpeluang menciptakan lapangan kerja sendiri dengan mendirikan bengkel konversi atau usaha inovatif di bidang transportasi bersih.

Dari sisi pemerintah daerah, dukungan terhadap proyek ini menjadi simbol keseriusan dalam mewujudkan komitmen energi bersih di tingkat lokal. Langkah Bupati Sintang yang menyambut baik program siswa SMKN 1 Sintang menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadirkan solusi berkelanjutan yang dimulai dari akar rumput.

“Upaya ini membuktikan bahwa pendidikan dan teknologi bisa berjalan seiring dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tutup Bala.

Jika langkah seperti ini terus dikembangkan dan didukung secara konsisten, maka tidak mustahil Indonesia akan memiliki generasi baru yang tidak hanya melek teknologi, tapi juga sadar akan pentingnya menjaga bumi. Energi bersih bukan lagi mimpi di atas kertas, melainkan kenyataan yang bisa dirakit dari bengkel sekolah.

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan kebutuhan akan inovasi teknologi yang berkelanjutan, kontribusi dari pelajar SMKN 1 Sintang menjadi bukti bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari level atas. Justru dari tangan-tangan muda inilah masa depan energi Indonesia bisa dipersiapkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index