Energi

Energi untuk Ekonomi Kerakyatan Pacitan

Energi untuk Ekonomi Kerakyatan Pacitan
Energi untuk Ekonomi Kerakyatan Pacitan

JAKARTA - Energi ditempatkan sebagai lokomotif peningkatan daya saing ekonomi kerakyatan di Pacitan. Berangkat dari paradigma tersebut, PLN UP3 Ponorogo merajut kemitraan strategis dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Pacitan. Kolaborasi ini diproyeksikan bukan sebagai kegiatan seremonial, melainkan sebagai ruang kerja bersama yang berkelanjutan untuk menyatukan kekuatan sektor energi dan dunia usaha daerah agar akses listrik menjadi lebih andal, mudah, dan relevan bagi kebutuhan pelaku usaha lokal.

Pertemuan yang digelar di Kipo Kopi Pacitan menjadi wadah interaksi langsung antara penyedia layanan energi dan para pelaku usaha. Fokusnya jelas: menyelaraskan kebutuhan produktivitas bisnis dengan keandalan pasokan listrik, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi daerah melalui pemanfaatan energi yang efisien dan berkelanjutan. Dengan demikian, energi tidak lagi sekadar dipandang sebagai komoditas, tetapi instrumen pembangunan yang menopang ekonomi kerakyatan secara inklusif.

Dari sisi PLN, hadir Manager PLN UP3 Ponorogo, Suzana Zein, Manager ULP Pacitan Didit Ari Tarmizi, serta Tim Niaga Pemasaran PLN UP3 Ponorogo. Mereka menyampaikan paket lengkap program dan layanan kelistrikan yang dirancang untuk menjawab kebutuhan dunia usaha: optimalisasi aplikasi PLN Mobile, pilihan layanan pascabayar maupun prabayar, kemudahan proses tambah daya, hingga dukungan khusus bagi UMKM dan industri lokal agar mendapatkan layanan cepat, transparan, dan tepat guna.

Manager PLN UP3 Ponorogo, Suzana Zein, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor ini merupakan bentuk komitmen PLN untuk menghadirkan energi yang tak hanya andal, tetapi juga menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi lokal. “PLN melihat potensi besar yang dimiliki Kabupaten Pacitan, khususnya dari sektor UMKM dan wirausaha muda. Keandalan listrik menjadi fondasi penting dalam menggerakkan produktivitas usaha. Karena itu, kami siap mendukung pelaku usaha dengan solusi kelistrikan yang andal dan mudah diakses,” jelas Suzana.

Pendekatan yang dibawa PLN tidak berhenti pada peningkatan kapasitas daya atau perluasan jaringan semata. Transformasi digital melalui PLN Mobile, optimalisasi kanal komunikasi, dan percepatan proses administrasi disiapkan untuk memangkas hambatan teknis yang kerap mengganggu efisiensi operasional pelaku usaha. Orientasinya: layanan yang semakin lincah, transparan, dan berorientasi pada kebutuhan nyata di lapangan.

Respons positif datang dari para pelaku usaha. Ketua KADIN Kabupaten Pacitan, Sutomo, S.H., M.M., mengapresiasi langkah PLN yang membuka ruang dialog dan kolaborasi konkret dengan dunia usaha. “Energi adalah salah satu kebutuhan utama pelaku usaha. Dengan adanya sinergi ini, kami berharap pelaku usaha di Pacitan bisa mendapatkan akses yang lebih baik terhadap layanan listrik, yang pada akhirnya mampu mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sutomo.

Nada serupa disampaikan Ketua HIPMI Kabupaten Pacitan, Willy Rizky Cahya Pambudi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai fondasi kebangkitan wirausaha muda. “Kami menyambut baik inisiatif PLN yang membuka ruang komunikasi langsung dengan pelaku usaha muda. Ini menjadi langkah awal yang baik untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan mendukung perkembangan UMKM di Pacitan,” ungkap Willy.

Secara implementatif, forum ini membuka peluang besar untuk memetakan kebutuhan listrik di sektor-sektor prioritas, menyusun mekanisme tindak lanjut yang terukur, dan merancang program pendampingan teknis kelistrikan bagi UMKM. Dengan pola kerja seperti itu, sinergi yang terbangun diharapkan tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan mengalir menjadi program konkret yang manfaatnya langsung dirasakan pelaku usaha.

Keterlibatan aktif KADIN dan HIPMI juga memperkuat jembatan komunikasi antara PLN dan pelaku ekonomi di tingkat akar rumput. KADIN dengan basis anggota yang luas serta HIPMI yang dekat dengan wirausaha muda dapat menjadi kanal umpan balik berkelanjutan. Tujuannya jelas: memastikan setiap layanan listrik—mulai dari keandalan pasokan, kecepatan respons, hingga efisiensi proses senantiasa relevan dengan kebutuhan riil di lapangan.

Ke depan, akses energi yang andal diperkirakan memberikan dampak signifikan: produktivitas meningkat, biaya operasional lebih efisien, dan kapasitas usaha meluas, terutama bagi UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan. Dengan listrik yang stabil dan layanan yang semakin mudah dijangkau, pelaku usaha dapat berfokus pada inovasi produk, ekspansi pasar, dan peningkatan nilai tambah.

Kolaborasi PLN, KADIN, dan HIPMI di Pacitan pada akhirnya diharapkan menjadi model kemitraan yang memampukan daerah berkembang melalui energi yang inklusif. Sinergi ini menegaskan bahwa keandalan energi adalah prasyarat fundamental untuk membangun ekonomi lokal yang tangguh dan berkelanjutan, sekaligus memastikan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama.

Dengan fondasi yang sudah diletakkan, seluruh pihak diharapkan konsisten menjaga ritme koordinasi, mempercepat eksekusi program, dan menjadikan energi sebagai pengungkit utama daya saing Pacitan. Dari dialog konstruktif menuju implementasi terukur, kolaborasi ini diharapkan terus bergerak ke arah yang sama: ekonomi kerakyatan yang inklusif, berkeadilan, dan berdaya saing tinggi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index