Pertambangan

Pertambangan Jadi Sorotan Jelang Akhir Bulan

Pertambangan Jadi Sorotan Jelang Akhir Bulan
Pertambangan Jadi Sorotan Jelang Akhir Bulan

JAKARTA - Menjelang akhir Juli, arah pasar modal Indonesia menunjukkan geliat yang semakin positif. Di tengah tren penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG), sektor pertambangan menjadi sorotan utama para analis dan investor. Momentum ini turut didukung oleh tren teknikal serta sentimen pasar yang kian membaik, memberikan sinyal optimistis terhadap pergerakan saham-saham unggulan di sektor ini.

Dari kacamata teknikal, analis RHB Sekuritas Indonesia Andhika Putra melihat bahwa IHSG memiliki potensi penguatan pada perdagangan di penghujung bulan. Menurutnya, sinyal dari indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan kekuatan yang menopang laju indeks.

"Indeks diprediksi menguat pada perdagangan Senin dengan kisaran 7.250 hingga 7.390," kata Andhika. Ia menekankan bahwa pergerakan positif ini memberi ruang bagi investor untuk melakukan akumulasi saham di sektor-sektor yang memiliki prospek menjanjikan, terutama pertambangan, transportasi, dan energi.

Sejumlah emiten yang bergerak di bidang pertambangan kini masuk radar rekomendasi. Di antaranya adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), serta PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Ketiganya menunjukkan pola teknikal dan fundamental yang menjanjikan di tengah situasi pasar yang kompetitif.

Untuk INCO, peluang penguatan terbuka lebar jika saham ini mampu melewati level resistance yang ada. "Target harga INCO berada di kisaran Rp3.970 hingga Rp4.170 dengan level stop loss di bawah Rp3.700," ujar Andhika.

Sementara MDKA, yang juga bergerak di sektor tambang logam, diperkirakan memiliki potensi teknikal serupa. Target harga saham ini disebutkan berada di area Rp2.580 hingga Rp2.740, sementara batas bawah dijaga di Rp2.390.

Sedangkan ADMR memiliki peluang menembus level resistance penting. “Saham ADMR bisa menyentuh Rp1.370 hingga Rp1.450 jika mampu bertahan di atas support Rp1.250,” tambahnya.

Optimisme terhadap sektor pertambangan tak datang dari satu sisi saja. Dukungan juga muncul dari analis BRI Danareksa Sekuritas, Ivan Kasanjaya, yang menyoroti kinerja keuangan perusahaan tambang yang dinilai berpeluang membaik di semester II-2025. Menurutnya, pemulihan harga batu bara dan nikel menjadi katalis utama yang mendorong performa emiten tambang.

"Kami optimistis bahwa harga batu bara akan terus menguat, didorong oleh meningkatnya permintaan global serta gangguan pasokan dari negara produsen lain," jelas Ivan.

Rebound harga batu bara termal dan metalurgi disebut menjadi faktor utama meningkatnya daya tarik saham-saham batu bara. Di sisi lain, pemulihan harga nikel juga menjadi sinyal baik bagi perusahaan tambang nikel.

Dua saham batu bara yang menjadi perhatian utama analis adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). ADRO dinilai unggul dari sisi efisiensi biaya dan keberagaman portofolio produk, sementara ITMG dipandang memiliki kemampuan menjaga margin keuntungan di tengah dinamika harga.

Ivan juga menambahkan bahwa emiten nikel seperti INCO dan MDKA tetap memiliki fondasi bisnis yang solid. Dalam konteks ini, proyek hilirisasi mineral nasional menjadi katalis jangka panjang yang memperkuat daya saing sektor pertambangan.

Langkah pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral melalui kemitraan strategis dengan perusahaan asing turut membuka peluang nilai tambah produk tambang dalam negeri. Proyek-proyek ini menjadi jembatan penting bagi Indonesia untuk meningkatkan posisi dalam rantai pasok global, serta memperkuat struktur industri pertambangan nasional.

Selain pertambangan, sektor transportasi juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Salah satu saham yang direkomendasikan RHB Sekuritas adalah PT Blue Bird Tbk (BIRD), yang dinilai memiliki proyeksi penguatan yang menarik. Target harga saham ini berada di kisaran Rp1.540 hingga Rp1.620, dengan batas bawah di Rp1.450.

Tak ketinggalan, sektor energi juga memberi kontribusi dalam mendorong sentimen pasar yang positif. Salah satu emiten yang mendapat perhatian adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Harga saham PGAS berpotensi bergerak ke kisaran Rp1.370 hingga Rp1.460, dengan area support di Rp1.230.

Secara keseluruhan, tren positif pada akhir bulan ini menjadi sinyal baik bagi investor, terutama dalam menyusun strategi akumulasi saham. Sektor-sektor seperti pertambangan, transportasi, dan energi memainkan peran penting dalam menopang stabilitas dan potensi penguatan indeks.

Para analis sepakat bahwa sektor pertambangan bukan sekadar prospek jangka pendek, melainkan menjadi tulang punggung penggerak pasar dalam jangka panjang. Dengan permintaan global yang stabil dan dukungan penuh dari kebijakan pemerintah, prospek pertumbuhan emiten tambang diperkirakan akan semakin solid.

Dinamika pasar yang terjadi menjelang penutupan bulan ini menunjukkan bahwa sektor-sektor unggulan masih menjadi pilihan utama para pelaku pasar. Untuk itu, pemilihan saham berbasis fundamental yang kuat dan didukung oleh momentum teknikal yang positif menjadi kunci keberhasilan strategi investasi ke depan.

Optimisme yang tercermin dari rekomendasi para analis menunjukkan bahwa sektor pertambangan akan tetap relevan dalam lanskap investasi Indonesia. Dukungan faktor eksternal dan internal yang saling menguatkan menjadi sinyal cerah bagi keberlanjutan sektor ini sebagai kontributor utama terhadap pertumbuhan pasar modal nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index