JAKARTA - Di tengah semarak budaya yang beragam, Jepang memiliki satu perayaan musim panas yang tak biasa, penuh tawa, dan kental nuansa lokal: Hokkai Heso Matsuri, atau Festival Pusar. Tradisi ini digelar di Kota Furano, Hokkaido, dan selalu berhasil menyedot perhatian publik serta wisatawan dari berbagai daerah.
Alih-alih menampilkan parade mewah atau kembang api yang membahana seperti festival musim panas pada umumnya, Hokkai Heso Matsuri justru menonjolkan sesuatu yang sederhana namun mencuri perhatian bagian pusar manusia. Ya, para peserta menghias perut mereka sedemikian rupa, mengubahnya menjadi wajah lengkap dengan mata dan mulut yang digambar di kulit. Mereka kemudian mengenakan kostum besar yang membuat tubuh mereka terlihat seolah kepala raksasa. Wajah-wajah lucu dari pusar ini berjalan sambil menari mengikuti irama musik di sepanjang jalan utama kota.
Festival ini bukan hanya soal hiburan. Di balik keriuhannya, tersimpan makna mendalam tentang rasa kebersamaan dan cinta terhadap kampung halaman. Kota Furano sendiri terletak tepat di tengah pulau Hokkaido. Pusar, yang dalam bahasa Jepang disebut “heso”, digunakan sebagai simbol dari posisi geografis tersebut. Bagi warga, ini adalah cara kreatif untuk merayakan identitas lokal mereka.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1969. Awalnya, pemuda-pemuda Furano mencari cara untuk membangkitkan semangat kota mereka yang saat itu sepi pengunjung. Maka lahirlah gagasan untuk membuat festival yang unik dan berbeda. “Kami ingin menciptakan festival yang bisa mengundang tawa dan mempererat hubungan antarwarga,” ungkap salah satu warga yang juga panitia pelaksana festival.
Dalam setiap penyelenggaraan, peserta yang ikut menari bisa berasal dari berbagai kalangan anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga para lansia. Mereka mengikuti lomba tarian dengan tema pusar sebagai pusat perhatian. Tidak ada batasan untuk berpartisipasi, semua orang bisa ikut bersenang-senang bersama. Para peserta biasanya melukis wajah di perut mereka, lalu mengenakan topi dan kain penutup bagian tubuh atas agar tampak seperti wajah utuh. Hasilnya, penampilan mereka selalu berhasil mengundang tawa penonton.
Selain parade lucu, festival ini juga dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan musik, penampilan seni lokal, serta deretan kios makanan khas Jepang yang memanjakan lidah. Suasana kota berubah menjadi penuh warna dan kehidupan, menjadi momentum yang sangat dinanti setiap tahunnya oleh penduduk lokal maupun pelancong.
Salah satu pengunjung yang datang dari Tokyo mengatakan bahwa festival ini memberikan pengalaman berbeda dari festival-festival lainnya. “Saya sudah berkali-kali datang ke Furano hanya untuk menyaksikan Hokkai Heso Matsuri. Tertawa bersama orang-orang asing di tengah jalan seperti ini adalah sesuatu yang sangat menyenangkan,” ujarnya.
Kesan mendalam yang ditinggalkan festival ini juga menjadi nilai tambah bagi sektor pariwisata lokal. Pemerintah setempat mencatat bahwa setiap kali Hokkai Heso Matsuri digelar, jumlah wisatawan yang datang ke Furano meningkat signifikan. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya tertarik menjelajahi lebih jauh keindahan alam dan budaya khas Hokkaido setelah menikmati festival ini.
Kesuksesan festival ini tentu tidak lepas dari kerja keras panitia lokal dan masyarakat Furano. Persiapan dimulai jauh hari sebelum acara berlangsung. Warga bergotong-royong menghias jalan, menyiapkan perlengkapan acara, hingga berlatih tarian khas festival. Semangat kolektif inilah yang menjadi jantung dari perayaan tersebut.
Bagi masyarakat Jepang, terutama di daerah-daerah seperti Furano, festival semacam ini bukan sekadar tontonan, melainkan bagian dari warisan budaya yang terus hidup. Dengan menghadirkan inovasi dan kreativitas dalam bentuk perayaan yang tak biasa, mereka berhasil mempertahankan tradisi sekaligus menjadikannya menarik bagi generasi muda dan wisatawan internasional.
Seiring waktu, Festival Pusar ini telah menjadi salah satu ikon budaya Furano yang dikenal luas. Bahkan beberapa kota di luar Hokkaido mulai tertarik meniru konsepnya, meski tetap tak bisa menyamai nuansa khas yang dimiliki Hokkai Heso Matsuri.
Bagi siapa pun yang ingin merasakan sisi unik dari budaya Jepang, festival ini adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Selain memberikan hiburan, Hokkai Heso Matsuri juga memperlihatkan bagaimana sebuah komunitas kecil mampu menciptakan tradisi besar yang memberi dampak positif bagi banyak orang.
Dengan wajah-wajah pusar yang terus menari di tengah tawa penonton, Furano menunjukkan kepada dunia bahwa sebuah kebahagiaan kolektif bisa lahir dari ide yang paling sederhana. Bukan hanya sebagai hiburan, namun juga sebagai simbol persatuan, kebanggaan, dan semangat kebersamaan yang menjadi napas kehidupan masyarakat Jepang.