Adhi Karya

Adhi Karya Stabilkan Fundamental Usaha

Adhi Karya Stabilkan Fundamental Usaha
Adhi Karya Stabilkan Fundamental Usaha

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesinambungan bisnis dan kualitas pengelolaan proyek strategis di tengah dinamika industri konstruksi nasional. Hingga akhir triwulan II/2025, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,8 triliun. Capaian tersebut berasal dari proyek-proyek infrastruktur yang tengah berjalan, termasuk sejumlah proyek nasional yang bernilai strategis.

Corporate Secretary Adhi Karya, Farid Budiyanto, menyampaikan bahwa pendapatan tersebut didukung oleh kontribusi dari berbagai proyek besar. Di antaranya adalah Jalan Tol Yogyakarta Bawen Paket 1, Jalan Tol Solo hingga Yogyakarta hingga Kulon Progo, serta pembangunan Pabrik PUSRI III-B. Proyek-proyek tersebut menjadi pendorong utama yang menjaga keberlangsungan pendapatan perusahaan secara konsisten.

“Kontribusi terbesar pendapatan ADHI yakni berasal dari proyek infrastruktur strategis yang terus berjalan sesuai target,” ujar Farid.

Dalam periode yang sama, Adhi Karya juga mencatatkan pendapatan dari kerjasama operasi (JO) sebesar Rp4,3 triliun dan pendapatan non-JO (NJO) sebesar Rp5,7 triliun. Ini menunjukkan keberagaman sumber pendapatan perusahaan yang mencerminkan daya saing dan kapasitas operasional yang luas.

Menariknya, meski pendapatan mengalami penyesuaian, laba kotor Adhi Karya justru mengalami pertumbuhan positif. Laba kotor perusahaan tercatat sebesar Rp521 miliar, tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi indikasi positif bahwa efisiensi operasional dan kemampuan menyerap nilai tambah dari proyek tetap terjaga.

Menurut Farid, pertumbuhan laba kotor tersebut dipengaruhi oleh klaim eskalasi proyek jalan tol yang berhasil dikelola dengan baik oleh perseroan. Hal ini memperlihatkan bahwa Adhi Karya mampu menjaga nilai ekonomis dari pengerjaan proyek yang dijalankan.

Di sisi lain, dari aspek bottom line, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp7,5 miliar pada triwulan II/2025. Perseroan tetap mengedepankan pendekatan selektif dalam pengelolaan proyek dan perolehan kontrak baru. Langkah ini diambil untuk menjaga kualitas arus kas serta mengoptimalkan nilai strategis dari proyek-proyek yang dipilih.

Total aset Adhi Karya pada periode ini tercatat sebesar Rp34,4 triliun. Sementara itu, liabilitas perusahaan menurun menjadi Rp24,7 triliun, atau turun 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh pelunasan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo, yang juga menjadi bagian dari strategi penguatan kepercayaan pasar terhadap fundamental keuangan perseroan.

Adapun ekuitas ADHI berada di angka Rp9,7 triliun. Perseroan mencatatkan rasio DER Interest Bearing Debt sebesar 0,89x serta rasio total liabilitas terhadap ekuitas sebesar 2,55x. Struktur keuangan ini menunjukkan posisi yang tetap terjaga seiring upaya perusahaan mengelola kewajiban dengan cermat dan tepat waktu.

Langkah strategis penting dilakukan ADHI dengan pelunasan kewajiban Obligasi Berkelanjutan PUB III Tahap III Tahun 2022 sebesar Rp1,3 triliun pada 24 Mei 2025. Aksi korporasi ini memperkuat sentimen positif investor dan menunjukkan ketangguhan keuangan perusahaan di tengah berbagai tantangan sektor konstruksi.

Tak hanya itu, hingga akhir Juni 2025, Adhi Karya telah berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp3,5 triliun. Komposisi kontrak baru ini cukup beragam, dengan kontribusi tertinggi berasal dari proyek gedung (41%), disusul proyek infrastruktur (26%), engineering dan industri (18%), serta kategori lainnya.

Dilihat dari lini bisnis, sebanyak 86% kontrak baru berasal dari sektor engineering & konstruksi, sementara sisanya tersebar di lini properti & hospitality (9%), investasi & konsesi (4%), dan manufaktur. Sumber pendanaan proyek-proyek tersebut juga cukup beragam, dengan dominasi dari BUMN sebesar 58%, diikuti pemerintah sebesar 22%, dan sisanya dari sektor swasta dan lainnya.

Pencapaian ini membuktikan bahwa ADHI terus mampu menjaga diversifikasi bisnisnya. Dengan basis klien dari BUMN hingga swasta, perseroan tidak hanya memperkuat portofolio proyek, namun juga memperluas jaringan mitra kerja strategis.

Sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang, ADHI mengedepankan operational excellence dalam pelaksanaan proyek. Setiap proyek dijalankan dengan fokus pada produktivitas dan kualitas. Tidak hanya itu, ADHI juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemilihan proyek baru untuk memastikan bahwa setiap kontrak yang dijalankan memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi perusahaan.

“ADHI akan terus mengoptimalkan peluang pertumbuhan kontrak baru melalui KPBU, BUMN, maupun swasta,” ujar Farid.

Dengan mengedepankan prinsip efisiensi dan pengelolaan kas yang disiplin, Adhi Karya memastikan bahwa setiap langkah bisnis sejalan dengan tujuan menjaga keberlangsungan usaha dan nilai perusahaan. Strategi ini menjadi fondasi kuat bagi ADHI dalam menyongsong paruh kedua tahun 2025 dengan prospek yang tetap menjanjikan.

Melalui penguatan fundamental, optimalisasi portofolio proyek, dan strategi pengelolaan keuangan yang tepat, Adhi Karya terus menegaskan posisinya sebagai perusahaan konstruksi nasional yang adaptif dan tangguh dalam menghadapi dinamika industri serta tantangan global yang berkembang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index