JAKARTA - Mengangkat semangat kolaborasi dan kearifan lokal, Kenduren UMKM 2025 menjadi bukti nyata komitmen berbagai pihak dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah di Solo Raya. Acara yang digelar meriah di atrium Solo Square itu menjadi simbol kebangkitan ekonomi daerah, serta ajang untuk merawat tradisi sambil merayakan inovasi.
Diselenggarakan selama dua hari, kegiatan ini mempertemukan pelaku UMKM, pemerintah daerah, komunitas, dan perwakilan lembaga keuangan dalam satu wadah sinergi. Kenduren UMKM 2025 menjadi puncak perayaan pemberdayaan UMKM di Solo Raya, yang mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia dan berbagai pemangku kepentingan lokal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting yang menegaskan keberpihakan pada UMKM serta budaya lokal. Ia melihat Kenduren UMKM sebagai lambang kolaborasi nyata antara pembuat kebijakan dan pelaku ekonomi.
“Kenduren UMKM ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol perayaan kolaborasi yang nyata antara pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi di Solo Raya,” ujar Dwiyanto.
Dengan tema “Merawat Tradisi, Merayakan Inovasi, UMKM Lestari”, kegiatan ini memadukan nilai-nilai budaya dengan semangat inovasi. Warisan budaya seperti batik, wastra, dan kuliner lokal mendapat ruang untuk tetap lestari, sekaligus dikembangkan dengan pendekatan kekinian agar tetap relevan.
“Kita punya tradisi batik, kuliner, wastra, dan kerajinan yang harus dijaga. Tapi kita juga harus adaptif, inovatif, agar UMKM tetap kompetitif di tengah gejolak ekonomi global,” tambahnya.
Antusiasme publik terlihat dari jumlah transaksi yang tercatat selama acara. Hingga Sabtu siang, nilai transaksi mencapai Rp634,5 juta dan masih terus bertambah. Sebanyak 53 UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia dari tujuh kabupaten/kota di Solo Raya ikut meramaikan pameran ini, membawa ragam produk unggulan dari berbagai sektor.
Kegiatan pendukung turut diselenggarakan untuk memperkaya pengalaman pengunjung dan pelaku usaha. Mulai dari workshop budaya bertema aroma nusantara dan wastra wicara, hingga lomba-lomba kreatif seperti berkat cangkir dan pemilihan juara jualan. Seluruh rangkaian acara membuktikan bahwa pengembangan UMKM dapat dilakukan secara menyenangkan, edukatif, dan membumi.
Hadir pula berbagai tokoh penting dari lintas sektor. Kehadiran Forkopimda, perbankan, dan Ketua Kadin Surakarta Ferry Sutrisno menjadi penanda dukungan penuh terhadap kemajuan UMKM lokal. Kolaborasi ini memperlihatkan betapa pentingnya pendekatan lintas sektor dalam memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan.
Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Murtono, menyampaikan sambutan mewakili Wali Kota Gibran Rakabuming Raka yang berhalangan hadir. Ia menggarisbawahi pentingnya menempatkan UMKM sebagai pilar utama ekonomi daerah.
“UMKM tidak mengenal batasan. Ia tumbuh dari kreativitas dan inovasi masyarakat. Pemerintah Kota Surakarta telah mengelompokkan UMKM menjadi tiga kategori dan menyiapkan intervensi sesuai karakteristiknya agar bisa naik kelas,” tutur Budi.
Dalam pandangannya, Solo Raya memiliki potensi aglomerasi ekonomi yang kuat. Ia mencontohkan keberhasilan Solo Raya Great Sale 2025 yang telah mencatat transaksi hingga Rp10 triliun sebagai bukti nyata dinamika ekonomi kawasan ini.
“Transaksi Solo Raya Great Sale 2025 sudah menembus Rp10 triliun. Ini bukti bahwa kita bisa bergerak bersama dan ekonomi daerah tetap bergairah,” lanjutnya.
Dengan pencapaian tersebut, Kenduren UMKM 2025 diyakini dapat menjadi agenda tahunan yang konsisten dan berdampak luas. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya memperkuat peran UMKM secara ekonomi, tetapi juga menanamkan nilai kebudayaan sebagai pondasi dalam pengembangan usaha.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh skala besar, melainkan oleh ketekunan dan kreativitas pelaku usaha kecil yang terus beradaptasi dan berkembang.
Semangat kolaborasi dan inovasi yang terpancar dari Kenduren UMKM diharapkan mampu menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia, bahwa kekuatan lokal dapat menjadi penopang penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
UMKM sebagai sektor yang terbukti tangguh dalam berbagai krisis, kini kembali mendapatkan sorotan positif. Dukungan Bank Indonesia dan pemerintah daerah memberikan harapan baru bagi pelaku UMKM untuk terus melaju dan membawa kebanggaan bagi daerahnya.
Melalui Kenduren UMKM 2025, masyarakat Solo Raya menunjukkan bahwa pelestarian budaya dan kemajuan ekonomi bisa berjalan beriringan. Inisiatif seperti ini mempertegas posisi UMKM bukan hanya sebagai pelaku ekonomi, tetapi juga penjaga identitas budaya lokal yang dinamis.