JAKARTA - Langkah nyata dalam pemberdayaan masyarakat terus diperkuat oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor energi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah dukungan aktif terhadap komunitas penyandang disabilitas yang ditunjukkan melalui kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas, dan Pertamina EP Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
Kunjungan kerja ini menjadi momen penting untuk meninjau langsung implementasi Program Pengembangan Masyarakat (PPM) unggulan yang digagas oleh Pertamina EP Rantau. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Rabu lalu, Kementerian ESDM turut menyaksikan berbagai inisiatif inovatif yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas melalui pendekatan pendidikan, pelatihan kewirausahaan, hingga penguatan energi terbarukan.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Aceh Tamiang. Di tempat ini, terdapat program bernama Kelas Berdaya yang dikembangkan sebagai ruang pembelajaran dan praktik bagi siswa disabilitas. Fokus dari kelas ini tidak hanya mencakup keterampilan dasar, tetapi juga mengajarkan sistem akuaponik ramah lingkungan. Sistem tersebut terdiri atas tujuh kolam budidaya ikan nila yang mampu menampung lebih dari seribu ekor ikan serta ratusan bibit tanaman sawi yang dibudidayakan secara paralel.
Menariknya, operasional dari sistem budidaya ini memanfaatkan sumber energi terbarukan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Hal ini merupakan bagian dari Program Sekolah Energi Berdikari, sebuah program yang memperkenalkan pemanfaatan energi bersih kepada lingkungan sekolah secara langsung. Inisiatif ini bukan hanya mengedepankan aspek lingkungan, tetapi juga mengajarkan pentingnya kemandirian energi kepada para siswa berkebutuhan khusus.
Senior Officer Community Involvement and Development (CID) Zona 1, Winda Damelia yang hadir mewakili Manager CID PHR Regional I menjelaskan bahwa program ini lahir dari kepedulian terhadap tingginya jumlah penyandang disabilitas di wilayah Aceh Tamiang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, tercatat lebih dari 1800 orang disabilitas tinggal di kawasan tersebut. Melalui Kelas Berdaya, Pertamina EP Rantau ingin memastikan mereka mendapatkan akses pendidikan dan pelatihan yang layak serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Rangkaian kunjungan selanjutnya membawa rombongan ke Rumah Kreatif Tamiang. Tempat ini menjadi pusat pemberdayaan komunitas disabilitas yang dikelola secara kolektif dan produktif. Di dalamnya terdapat berbagai unit usaha yang dirintis dan dijalankan oleh kelompok difabel, seperti doorsmeer, bengkel difabel, hingga Inklusi Café. Selain itu, ada juga Galeri Ajang Ambe yang berperan sebagai tempat pelatihan serta pusat pemasaran produk-produk UMKM lokal.
Winda menjelaskan bahwa setiap unit usaha di Rumah Kreatif Tamiang dikelola oleh kelompok dengan latar belakang disabilitas yang berbeda. Kelompok tuna wicara dan tuna rungu menjalankan operasional Inklusi Café, sedangkan tuna daksa mengambil peran dalam aktivitas bengkel dan doorsmeer. Keberadaan mereka dalam kegiatan ekonomi ini bukan hanya memberikan lapangan pekerjaan yang layak, tetapi juga menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk meraih keberhasilan dan kemandirian.
Kehadiran perwakilan Kementerian ESDM memberikan dorongan moral sekaligus dukungan atas berjalannya program inklusif ini. Subkoordinator Kerja Sama Bilateral dan Dalam Negeri Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Gesit Prawatiningsih menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Pertamina EP Rantau yang dinilai berhasil mewujudkan kesetaraan akses bagi kelompok disabilitas. Menurutnya, apa yang dilakukan PEP Rantau merupakan bentuk nyata dari komitmen perusahaan energi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Kami melihat Pertamina EP Rantau hadir untuk memberi kebermanfaatan nyata. Akses kesetaraan inilah yang mengantarkan mereka untuk mandiri,” ujarnya saat berdialog dengan para peserta program.
Gesit juga menilai bahwa program-program ini sangat sejalan dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi. Hal tersebut menjadikan sinergi antara korporasi dan pemerintah semakin relevan dalam konteks pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari Pertamina Hulu Rokan, Pertamina EP Rantau telah menunjukkan komitmen jangka panjang dalam pemberdayaan masyarakat. Tak hanya diakui secara lokal, program-program yang mereka kembangkan juga telah mendapat pengakuan hingga tingkat internasional. Di antaranya adalah pelibatan komunitas difabel dalam perencanaan mitigasi risiko, pengambilan keputusan, hingga simulasi tanggap darurat yang semuanya melibatkan partisipasi aktif penyandang disabilitas.
Tahun ini, PEP Rantau mengusung pemberdayaan difabel sebagai salah satu program unggulan yang diikutsertakan dalam ajang PROPER Emas ke-9. Penghargaan ini menjadi indikator keberhasilan program lingkungan dan sosial perusahaan dalam menjangkau dan melibatkan kelompok masyarakat rentan secara langsung.
Winda menambahkan bahwa komitmen PEP Rantau akan terus diperkuat di masa mendatang. Perusahaan akan terus berupaya mengembangkan program-program baru yang menyentuh langsung kebutuhan riil masyarakat. Dalam hal ini, keterlibatan kelompok difabel akan tetap menjadi fokus utama karena mereka adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama untuk berkembang dan mandiri.
Dengan adanya kunjungan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas, harapannya kolaborasi antara pemerintah dan sektor energi dalam mendukung pemberdayaan disabilitas dapat diperluas dan direplikasi di wilayah lain. Pendekatan seperti ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian pada komunitas yang selama ini kerap terpinggirkan.
Langkah Pertamina EP Rantau bersama Kementerian ESDM menunjukkan bahwa inklusi sosial dan pemberdayaan komunitas merupakan bagian penting dari pembangunan energi yang berkelanjutan. Melalui program yang tepat sasaran, masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam perubahan menuju masa depan yang lebih baik.