JAKARTA - Ketahanan distribusi bahan pokok di tengah tantangan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) kembali menjadi perhatian utama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dalam kunjungannya ke Pasar Tanjung, Kabupaten Jember, ia menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas harga sembako dan memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi.
Situasi kelangkaan BBM yang sempat terjadi di wilayah Jember tak menyurutkan langkah Khofifah untuk turun langsung memantau kondisi pasar. Di tengah antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Ketapang akibat penutupan Jalur Gumitir dan cuaca buruk di Selat Bali, ia memastikan distribusi logistik tetap berjalan dengan baik.
Dalam pantauannya, Khofifah menegaskan bahwa kondisi distribusi bahan pokok penting atau bapokting di Jember masih dalam kondisi terkendali. Menurutnya, stok dan harga sejumlah kebutuhan pokok relatif stabil meskipun sempat terjadi gangguan dalam pasokan BBM selama beberapa hari terakhir.
"Untuk cabai rawit memang naik-turun, tetapi secara umum tidak ada lonjakan harga yang ekstrem," ujar Khofifah di Pasar Tanjung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates.
Stabilitas harga bahan pokok menjadi indikator penting dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama saat kondisi transportasi dan distribusi mengalami kendala. Dalam kunjungan itu, Khofifah tidak hanya sekadar melihat-lihat, tetapi juga berinteraksi langsung dengan para pedagang dan pembeli untuk mendapatkan gambaran riil di lapangan.
Ia menyampaikan bahwa salah satu faktor kunci menjaga harga sembako tetap stabil adalah kelancaran distribusi logistik. Untuk itu, pemerintah provinsi terus memantau pergerakan logistik dan mengupayakan agar distribusi tidak terlalu terpengaruh oleh keterbatasan pasokan BBM.
“Kami perlu memastikan bahwa sirkulasi logistik tidak terlalu terpengaruh oleh kelangkaan BBM,” ungkap Khofifah.
Menurut laporan dari Pertamina, pasokan BBM di wilayah tersebut mulai menunjukkan perbaikan. Bahkan, suplai yang masuk ke Jember dalam beberapa hari terakhir disebut-sebut sudah melebihi kebutuhan harian. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi kelangsungan distribusi pangan yang sempat dikhawatirkan terganggu.
Dengan mulai normalnya pasokan BBM, proses pemulihan distribusi sembako diperkirakan akan berlangsung lebih cepat dan efektif. Situasi ini diharapkan mampu memperkuat kembali rantai pasok kebutuhan masyarakat di tingkat lokal, sehingga harga tetap terkendali dan tidak terjadi gejolak.
Selain meninjau kondisi harga dan distribusi secara umum, Khofifah juga memberi perhatian khusus pada beberapa komoditas strategis. Ia memantau ketersediaan dan harga beras medium, Minyakita, dan gula pasir—tiga kebutuhan pokok yang sangat memengaruhi pengeluaran rumah tangga sehari-hari.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa ketiga komoditas tersebut tersedia dalam jumlah cukup dan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi lintas sektor antara pemerintah daerah, distributor, dan pelaku pasar telah berjalan secara sinergis.
Langkah Khofifah yang terjun langsung ke lapangan menjadi sinyal kuat bagi masyarakat bahwa pemerintah hadir dan sigap dalam mengatasi tantangan. Pendekatan aktif seperti ini juga memberi kepercayaan kepada publik bahwa kondisi perekonomian, terutama di sektor kebutuhan pokok, masih berada dalam kendali.
Kebijakan jangka pendek yang diambil Khofifah dengan berkoordinasi bersama pihak Pertamina dan pelaku distribusi lainnya, dinilai tepat untuk mencegah kekacauan lebih lanjut di pasar. Selain itu, komunikasi terbuka dan responsif dari pemerintah daerah membuat masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu kelangkaan yang belum tentu sesuai fakta.
Stabilnya harga sembako di tengah krisis BBM menjadi bukti bahwa kerja sama antara pemerintah provinsi dan berbagai pihak berjalan secara efektif. Meski kondisi transportasi sempat terhambat, upaya penguatan distribusi barang terus dilakukan tanpa henti.
Melalui pantauan langsung ini, Khofifah juga mengingatkan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan pasar. Ia mendorong agar konsumen tetap bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan aksi borong yang bisa menyebabkan fluktuasi harga.
Langkah preventif dan cepat tanggap yang dilakukan Khofifah tidak hanya berfungsi sebagai respons terhadap krisis BBM, tetapi juga menunjukkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi situasi tak terduga lainnya. Dengan komunikasi yang baik dan tindakan nyata di lapangan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terus terjaga.
Secara keseluruhan, kondisi pasar di Jember menunjukkan sinyal positif. Walaupun terjadi kelangkaan BBM beberapa waktu lalu, hal itu tidak berdampak besar terhadap harga dan ketersediaan sembako. Penanganan yang cepat dan tepat dari berbagai pihak menjadi faktor utama yang menjamin kestabilan ini.
Dengan perbaikan pasokan BBM yang sudah mulai berjalan normal, serta dukungan penuh dari seluruh elemen pemerintahan daerah, distribusi kebutuhan pokok diprediksi akan terus membaik dalam waktu dekat. Keberadaan pemimpin daerah yang responsif seperti Khofifah pun menjadi penguat dalam menjaga stabilitas ekonomi rakyat di masa-masa yang penuh tantangan ini.