BSI

BSI Tanamkan Literasi Digital ke Generasi Muda

BSI Tanamkan Literasi Digital ke Generasi Muda
BSI Tanamkan Literasi Digital ke Generasi Muda

JAKARTA - Kesadaran terhadap pentingnya keamanan digital kini mulai diperkenalkan sejak dini, seiring dengan makin masifnya penggunaan internet di kalangan anak-anak. Menyadari urgensi tersebut, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsisten dengan perannya sebagai Kampus Digital Kreatif, mengadakan pelatihan literasi digital bagi anak-anak binaan Yayasan Bakti Tunas Muda (YBTM) yang berlokasi di Cibubur, Jakarta Timur.

Pelatihan yang berlangsung pada Minggu di lingkungan YBTM tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, salah satu implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dipegang UBSI. Dalam kegiatan ini, UBSI menargetkan peningkatan pemahaman anak-anak terhadap keamanan dalam menggunakan internet, khususnya dalam mengenali dan mencegah ancaman cyberbullying yang kian marak terjadi.

Melalui program ini, UBSI mengedepankan pendekatan edukatif yang ringan dan menyenangkan, namun tetap informatif bagi anak-anak. Mereka tidak hanya diajak untuk memahami fungsi dan manfaat internet, tetapi juga diperkenalkan pada risiko-risiko yang dapat muncul dari penyalahgunaan dunia maya.

Ketua pelaksana kegiatan, Giatika, menekankan pentingnya memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai penggunaan internet secara bijak. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjadi pengguna aktif dan cerdas yang tidak hanya mengonsumsi konten, tetapi juga menyadari dampak negatif dari tindakan di ruang digital.

“Anak-anak perlu tahu bahwa cyberbullying itu tidak baik dan melanggar hukum. Dampaknya bisa sangat besar terhadap psikologis mereka. Karena itu, literasi digital harus diberikan sejak dini,” ungkap Giatika.

Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini mencakup pengenalan dasar mengenai internet, pemahaman tentang cyberbullying, hingga jenis-jenis konten negatif yang kerap beredar di dunia maya. Anak-anak juga diajak untuk mendiskusikan contoh-contoh kasus yang bisa terjadi di lingkungan sekitar mereka, serta dibekali dengan cara-cara melindungi diri dari ancaman tersebut.

Tak hanya penyampaian materi secara satu arah, kegiatan ini juga dikemas dalam format interaktif agar peserta lebih mudah memahami. Anak-anak tampak antusias mengikuti pelatihan, terlebih ketika mereka diajak berbagi pengalaman pribadi terkait penggunaan internet dan media sosial. Beberapa di antara mereka bahkan mengaku pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan secara daring, namun belum memahami bahwa itu termasuk kategori cyberbullying.

Situasi tersebut memperkuat urgensi dari pelatihan semacam ini. Anak-anak tidak hanya membutuhkan perangkat teknologi, namun juga harus dibekali keterampilan untuk menggunakannya secara aman dan bertanggung jawab.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari pihak Yayasan Bakti Tunas Muda. Agus, selaku perwakilan dari yayasan, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kontribusi UBSI yang telah membagikan ilmu dan pengalaman kepada anak-anak binaannya.

“Terima kasih kepada UBSI, baik dosen maupun mahasiswa, yang telah berbagi ilmu dan mendampingi anak-anak dalam kegiatan ini. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru bagi mereka,” ujar Agus.

Pihak yayasan berharap kerja sama ini dapat berlanjut dan semakin diperluas agar semakin banyak anak-anak yang mendapatkan edukasi serupa di masa depan. Ia juga menekankan bahwa literasi digital bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga semua pihak, termasuk komunitas dan institusi pendidikan tinggi seperti UBSI.

Pelatihan ini menjadi langkah konkret UBSI dalam mendukung pembangunan masyarakat digital yang cerdas, bertanggung jawab, dan aman dari risiko penyalahgunaan teknologi. Komitmen ini sejalan dengan semangat UBSI dalam memajukan dunia pendidikan melalui integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Dalam konteks globalisasi dan percepatan digitalisasi, anak-anak sebagai pengguna aktif internet di usia dini menjadi kelompok yang paling rentan terhadap paparan informasi negatif. Oleh karena itu, pelatihan semacam ini menjadi penting untuk membekali mereka dengan filter dan pemahaman yang memadai sebelum memasuki ruang digital yang luas dan terbuka.

Selain fokus pada pencegahan cyberbullying, pelatihan ini juga menumbuhkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya etika digital. Mereka diajarkan untuk menghormati sesama pengguna, tidak menyebarkan informasi bohong, serta berani melaporkan jika mengalami atau menyaksikan perlakuan tidak menyenangkan secara daring.

UBSI meyakini bahwa pembangunan karakter digital yang kuat akan menghasilkan generasi muda yang lebih adaptif, kritis, dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi. Kegiatan ini menjadi salah satu kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat, aman, dan positif, khususnya bagi anak-anak.

Dengan keberhasilan kegiatan ini, UBSI berharap dapat terus menjadi pelopor dalam gerakan literasi digital nasional, serta menginspirasi lembaga pendidikan lain untuk melakukan hal serupa. Pelatihan semacam ini bukan hanya bentuk pengabdian, tetapi juga investasi sosial jangka panjang untuk masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik di era digital.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index