JAKARTA - Mewujudkan sistem transportasi yang nyaman dan efisien kini menjadi prioritas Kementerian Perhubungan melalui integrasi antar moda yang menyeluruh. Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Intram), Risal Wasal, menekankan pentingnya menghubungkan seluruh titik perjalanan masyarakat secara utuh, dari awal hingga akhir perjalanan.
Upaya ini tidak hanya ditujukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, tetapi juga mendorong terciptanya kawasan perkotaan yang ramah, hemat biaya, dan berkelanjutan.
Risal mengungkapkan, “Integrasi transportasi bertujuan menciptakan konektivitas yang lancar dan efisien, baik dari sisi biaya, kecepatan, ketepatan, kemudahan, hingga kenyamanan. Kami memastikan koneksi yang utuh antara wilayah, dari first mile hingga last mile, dengan sistem yang berkelanjutan.”
Melalui rencana strategis 2025 hingga 2029, Ditjen Intram akan mendorong pengembangan transportasi terintegrasi di wilayah prioritas, yang mencakup kawasan metropolitan, daerah tertinggal, terdepan, terpencil, dan perbatasan (3TP), sentra produksi pangan, serta destinasi pariwisata utama.
Program ini mencakup integrasi di 13 stasiun kereta api dan 3 terminal, yang akan menjadi penghubung strategis dalam sistem mobilitas perkotaan dan antarkota. Lebih dari sekadar menyatukan moda transportasi, integrasi ini juga mencakup sistem tarif, informasi, dan operasional.
Langkah Nyata di 13 Kota
Hingga kini, sebanyak 17 layanan angkutan perkotaan telah beroperasi secara terintegrasi di 13 kota, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Medan, Palembang, Bandung, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.
Layanan ini menghubungkan moda jalan dengan simpul kereta api seperti MRT, LRT, Commuterline, dan kereta antarkota. Dengan keterhubungan ini, masyarakat semakin mudah mengakses berbagai pilihan transportasi publik dalam satu kesatuan sistem.
Menurut Risal, sistem seperti ini akan memperkecil celah waktu tempuh, mempermudah perpindahan moda, serta menghemat biaya dan tenaga bagi pengguna transportasi.
Kolaborasi dengan Daerah dan Dukungan Infrastruktur
Kesuksesan integrasi transportasi juga didorong oleh sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Toni Tauladan, menyampaikan bahwa Ditjen Perhubungan Darat berperan aktif dalam menyiapkan data teknis dan mendorong keseragaman layanan di berbagai kota.
“Koordinasi ini penting untuk menyamakan tingkat layanan bagi penumpang. Contohnya, layanan Teman Bus yang sudah terintegrasi dari first mile hingga last mile,” ujar Toni.
Ia juga menegaskan bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan sistem transportasi yang saling terhubung secara antarmoda. Tidak semua titik dapat dijangkau dengan satu moda transportasi, sehingga kerja sama antar jenis layanan menjadi vital untuk menjangkau masyarakat di berbagai wilayah.
Peran Strategis Kereta Api dan TOD
Di sektor perkeretaapian, integrasi transportasi diwujudkan dalam bentuk pengembangan Transit Oriented Development (TOD) dan stasiun inklusif. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Arif Anwar, menjelaskan bahwa integrasi fisik yang dikembangkan menciptakan lingkungan yang memudahkan mobilitas masyarakat.
“Dulu, area pemukiman, pedestrian, area bisnis, dan transportasi umum terpisah. Sekarang dengan konsep TOD, semuanya bisa saling terhubung sehingga masyarakat lebih mudah bergerak,” jelas Arif.
Sejumlah inisiatif sudah berhasil diterapkan, seperti kawasan TOD Blok M dan Tanah Abang yang mengintegrasikan transportasi dengan area publik, serta Sky Bridge MRT ASEAN yang menghubungkan halte TransJakarta secara langsung. Selain itu, pengembangan dilakukan di Kawasan Dukuh Atas, Stasiun Baru Jatake, dan Stasiun Tigaraksa sebagai bagian dari penguatan konektivitas dan integrasi.
Kenyamanan dan Efisiensi Jadi Tujuan Utama
Fokus pada konektivitas menyeluruh ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem transportasi yang ramah pengguna dan efisien dalam semua aspek. Mulai dari perencanaan teknis, pelibatan pemerintah daerah, hingga penyediaan fasilitas penunjang seperti pedestrian yang nyaman dan aksesibel.
Kebijakan ini juga membuka ruang bagi masyarakat untuk beralih ke transportasi publik, mengurangi polusi, serta mendukung pengembangan kawasan perkotaan yang lebih tertata.
Secara keseluruhan, inisiatif ini menjadi bagian dari transformasi besar sektor transportasi di Indonesia. Dengan menyatukan berbagai elemen transportasi, pemerintah ingin memberikan pengalaman perjalanan yang lebih menyatu, murah, dan efisien bagi seluruh lapisan masyarakat.
Langkah-langkah ini memperkuat komitmen pemerintah dalam menyediakan transportasi yang lebih baik untuk masa depan kota-kota di Indonesia. Melalui integrasi yang dirancang secara matang, akses transportasi publik kini lebih mudah dijangkau, dan masyarakat pun bisa bergerak lebih leluasa dan nyaman setiap hari.