JAKARTA - Upaya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam memperluas layanan investasi syariah semakin menunjukkan hasil yang nyata. Fokus pada instrumen yang stabil dan aman seperti emas, terbukti efektif mendorong pertumbuhan transaksi emas secara signifikan. Hingga transaksi emas di BSI tercatat melonjak sebesar 191% secara year to date (ytd).
Pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi berbasis syariah, tetapi juga menunjukkan strategi BSI dalam menghadirkan layanan keuangan yang relevan di tengah dinamika ekonomi global. Masyarakat kini semakin terbuka pada bentuk investasi alternatif yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dan nilai keberlanjutan.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menjelaskan, BSI menawarkan berbagai pilihan layanan emas syariah. Mulai dari program cicil emas, gadai emas, hingga pembelian emas digital yang dapat diakses melalui platform superapp BYOND by BSI. Semua layanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengelola keuangan secara cermat dan sesuai dengan prinsip syariah.
“Di tengah kondisi yang menantang, emas menjadi salah satu instrumen investasi keuangan safe haven bagi masyarakat. BSI mendorong investasi emas bukan sekadar menabung logam mulia, melainkan bagian dari strategi pengelolaan keuangan sesuai syariah yang lebih luas,” ujar Anton pada Jumat, 2 Agustus 2025.
Kinerja emas yang stabil dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun menjadikannya aset investasi yang menarik, terlebih di masa ketidakpastian ekonomi. Emas sering kali dipandang sebagai pelindung nilai (hedging) yang efektif, dan kini semakin banyak masyarakat yang menyadari manfaat tersebut.
Sejalan dengan peningkatan minat ini, pemerintah juga mendukung ekosistem emas syariah melalui kebijakan fiskal. Anton menyebutkan, pemberlakuan Peraturan Menteri Keuangan No. 51 dan No. 52 Tahun 2025 yang mengatur mengenai PPh Pasal 22 memberikan keuntungan tambahan bagi nasabah. Melalui aturan ini, pembelian emas di BSI tidak dikenakan pajak, alias 0%.
“Hal ini memberikan nilai tambah bagi nasabah dan memperkuat daya tarik investasi emas melalui institusi syariah,” tambah Anton.
Kebijakan tersebut secara langsung berkontribusi terhadap meningkatnya volume dan nilai transaksi emas di BSI. Sampai akhir Juni 2025, saldo emas yang dimiliki nasabah BSI meningkat 110% dalam satuan gram dibandingkan awal tahun, dengan total volume mencapai 1 ton.
Pertumbuhan signifikan juga terjadi pada transaksi digital. Lewat BYOND by BSI, platform digital yang memudahkan nasabah mengakses produk dan layanan keuangan berbasis syariah, pembelian emas naik pesat hingga 191%. Angka ini menunjukkan peran penting digitalisasi dalam mendekatkan produk keuangan syariah kepada masyarakat luas.
Anton menegaskan bahwa pihaknya optimistis tren pertumbuhan bisnis emas syariah akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Menurutnya, masyarakat semakin menyadari bahwa berinvestasi dalam bentuk emas, apalagi yang ditopang oleh institusi keuangan berbasis syariah seperti BSI, merupakan pilihan yang aman dan menguntungkan dalam jangka panjang.
“Kami optimistis tren bisnis bullion akan semakin meningkat tahun ini dengan proyeksi pertumbuhan yang positif di akhir tahun,” kata Anton.
Upaya BSI dalam memperkuat ekosistem investasi syariah lewat emas juga selaras dengan misinya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Melalui pendekatan yang inklusif, BSI mendorong masyarakat dari berbagai lapisan untuk terlibat aktif dalam kegiatan keuangan yang produktif, sehat, dan berkelanjutan.
Dengan mengedepankan inovasi serta memperhatikan kebutuhan masyarakat akan akses mudah terhadap produk keuangan, BSI menempatkan emas tidak hanya sebagai instrumen tabungan, tetapi juga sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
Langkah strategis ini sekaligus menjadi bagian dari transformasi digital yang terus diupayakan oleh BSI. Platform BYOND by BSI menjadi jembatan antara kebutuhan nasabah akan kenyamanan dan kecepatan layanan, serta kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah yang menjadi dasar operasional bank ini.
Di tengah tantangan global seperti inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan perubahan nilai tukar, produk seperti emas semakin relevan. BSI menangkap peluang ini dengan memperluas akses, edukasi, dan kemudahan transaksi emas yang sesuai dengan prinsip syariah.
Dengan tren pertumbuhan yang kuat, ditambah dukungan regulasi pemerintah dan dorongan dari masyarakat yang semakin melek keuangan, investasi emas syariah diperkirakan akan memainkan peran yang lebih besar dalam portofolio keuangan masyarakat Indonesia.
BSI membuktikan bahwa layanan keuangan syariah tidak hanya dapat mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga dapat menjadi solusi unggulan yang adaptif terhadap kebutuhan pasar. Komitmen untuk terus mengembangkan layanan investasi, termasuk dalam bentuk emas, menjadi bagian dari upaya mewujudkan ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan di tanah air.