JAKARTA – Kemudahan akses transportasi laut antara Pulau Sumatra dan Bangka Belitung semakin dirasakan masyarakat dengan hadirnya Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) sebagai titik utama penyeberangan. Terletak di Kabupaten Banyuasin, pelabuhan ini menjadi gerbang vital yang menghubungkan wilayah Sumatera Selatan dengan Pulau Bangka melalui jalur laut yang efisien dan strategis.
Pelabuhan TAA menempati posisi yang sangat penting di Pantai Timur Sumatra, langsung menghadap Selat Bangka. Keberadaan pelabuhan ini bukan hanya mendukung arus mobilitas antarpulau, tetapi juga mendorong kegiatan ekonomi dan pariwisata di kawasan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, pelabuhan ini terus meningkatkan layanan demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang bepergian maupun pelaku usaha logistik.
Bagi masyarakat yang ingin menyeberang dari TAA ke Muntok, Bangka, layanan kapal feri tersedia dengan jadwal yang cukup padat dan teratur. Pada hari Sabtu, 2 Agustus, sembilan kapal disiapkan untuk melayani jalur penyeberangan ini. Armada yang disiapkan berangkat dengan selang waktu dua jam sekali, memastikan arus perjalanan tetap lancar meski terjadi lonjakan penumpang.
Berikut daftar lengkap waktu keberangkatan kapal dari Pelabuhan TAA:
-07.00 WIB di Mutiara Pertiwi III
-09.00 WIB di Dharma Kartika I
-11.00 WIB di Garda Maritim 5
-13.00 WIB di Munic XI
-15.00 WIB di Belanak
-17.00 WIB di Mutis
-19.00 WIB di Dharma Santosa
-21.00 WIB di Dharma Kartika VIII
-00.00 WIB di Munic VII
Penyelenggara penyeberangan tetap mengingatkan bahwa jadwal keberangkatan dapat mengalami penyesuaian sewaktu-waktu, khususnya jika kondisi cuaca di Selat Bangka berubah ekstrem atau terjadi gelombang tinggi. Hal ini menjadi bagian dari komitmen menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Soal tarif, Pelabuhan TAA juga memberikan transparansi harga berdasarkan kategori penumpang dan kendaraan. Biaya penyeberangan dirancang dengan memperhatikan kelayakan dan daya jangkau, sehingga tetap terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Rincian tarif penyeberangan adalah sebagai berikut:
-Penumpang: Rp51.200
-Golongan 1 (sepeda): Rp66.710
-Golongan 2 (sepeda motor di bawah 500 cc): Rp123.350
-Golongan 3 (sepeda motor di atas 500 cc): Rp207.000
-Golongan 4 (mobil penumpang): Rp966.240
-Golongan 4 (mobil barang): Rp839.726
-Golongan 5 (mobil besar penumpang): Rp1.707.710
-Golongan 5 (mobil besar barang): Rp1.558.454
-Golongan 6 (bus penumpang): Rp2.800.820
-Golongan 6 (kendaraan barang besar): Rp2.404.908
-Golongan 7 (kendaraan panjang 10 di 12 meter): Rp2.854.373
-Golongan 8 (kendaraan lebih dari 12 meter): Rp4.096.810
Kebijakan harga tersebut didesain agar tetap kompetitif dan sesuai dengan kapasitas kapal, serta jarak tempuh yang dilayani. Terutama untuk kendaraan logistik maupun bus antarkota yang memerlukan ruang lebih besar.
Pelabuhan Tanjung Api-api memiliki sejarah yang cukup panjang dalam pengembangan transportasi laut di wilayah Sumatera Selatan. Sejak mulai dioperasikan penuh pada tahun 2007, pelabuhan ini menggantikan peran pelabuhan lama yang berada di kawasan Sungai Musi 35 Ilir, Palembang. Pelabuhan lama tersebut menghadapi tantangan teknis berupa sedimentasi dan pasang surut, yang mengganggu aktivitas pelayaran secara rutin.
Dengan dibangunnya Pelabuhan TAA, waktu tempuh menuju Pulau Bangka dapat dipangkas secara signifikan. Jika sebelumnya perjalanan laut ke Muntok memakan waktu hingga 10 jam, kini hanya dibutuhkan sekitar 3 hingga 4 jam saja. Ini menjadikan rute TAA di Muntok sebagai jalur utama favorit, baik oleh warga lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bangka.
Lokasi Pelabuhan TAA yang strategis juga memperkuat posisinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Keberadaan jalur penyeberangan ini tak hanya membantu mobilitas warga, tetapi juga membuka peluang perdagangan antarpulau dan memperlancar distribusi barang kebutuhan pokok. Pada musim liburan, volume penumpang meningkat signifikan, namun pengelola pelabuhan telah menyiapkan armada tambahan dan layanan ekstra untuk menjaga kualitas perjalanan.
Di sisi lain, kehadiran kapal feri yang beragam memberi pilihan bagi pengguna jasa, sesuai dengan kapasitas dan kenyamanan yang diinginkan. Beberapa kapal telah dilengkapi dengan fasilitas penumpang yang lebih baik, seperti ruang tunggu nyaman, AC, dan toilet bersih, yang turut meningkatkan pengalaman perjalanan.
Langkah pemerintah daerah bersama pengelola pelabuhan dalam menjaga kelancaran penyeberangan patut diapresiasi. Dengan sistem yang terkoordinasi, pemantauan cuaca yang rutin, serta pelayanan tiket yang kini semakin mudah dijangkau secara daring, Pelabuhan TAA terus berkembang menjadi salah satu simpul transportasi laut yang dapat diandalkan.
Dukungan infrastruktur yang terus diperkuat di sekitar pelabuhan, termasuk jalan penghubung dan area logistik, juga menambah nilai strategis pelabuhan ini. Tidak hanya sebagai tempat transit, tetapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi regional.
Dengan keberhasilan mempertahankan layanan yang teratur dan aman, Pelabuhan Tanjung Api-api terus menegaskan posisinya sebagai titik kunci penyeberangan antara Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Masyarakat kini memiliki lebih banyak kemudahan dalam melakukan perjalanan, tanpa harus khawatir tentang waktu tempuh maupun kenyamanan selama di perjalanan.
Ke depan, harapan terhadap pelabuhan ini akan terus bertumbuh. Dengan pelayanan yang adaptif terhadap kebutuhan pengguna, dan inovasi layanan berbasis teknologi, jalur penyeberangan TAA di Muntok berpotensi menjadi model pengelolaan pelabuhan modern di wilayah barat Indonesia.