Bisnis

Bisnis Kuliner Ashanty Bertransformasi Menuju Babak Baru

Bisnis Kuliner Ashanty Bertransformasi Menuju Babak Baru
Bisnis Kuliner Ashanty Bertransformasi Menuju Babak Baru

JAKARTA - Langkah besar diambil Ashanty dalam perjalanan bisnis kulinernya. Setelah enam tahun membangun dan mengembangkan brand kue Lu’miere, selebritas ini memutuskan untuk menutup seluruh outletnya. Keputusan ini bukan diambil dalam suasana terburu-buru, melainkan melalui pertimbangan panjang dan matang, mencerminkan profesionalisme seorang pelaku bisnis yang tak sekadar mengejar keuntungan, tetapi juga menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dalam tiap langkahnya.

Ashanty menyampaikan bahwa keputusan penutupan bisnis ini didasarkan pada alasan internal yang sangat kompleks. Ia menegaskan bahwa Lu’miere tidak tutup karena kerugian secara finansial, melainkan karena adanya pertimbangan mendalam dari berbagai aspek di balik layar.

“Berat, tetapi aku yakin ini langkah yang benar untuk saat ini,” ujar Ashanty saat ditemui di Jakarta.

Dalam suasana emosional, ibu dua anak ini mengungkapkan bahwa keputusan yang diambil turut berdampak pada banyak pihak, terutama sekitar 200 karyawan yang selama ini menjadi bagian penting dari operasional Lu’miere. Menurutnya, para karyawan bukan hanya sekadar tenaga kerja, tetapi telah menjadi bagian dari keluarganya sendiri.

“Sebulan ini mungkin masa terberat buat aku, karena harus melepas banyak orang yang sudah seperti keluarga,” kata Ashanty.

Meskipun tidak mengungkap secara detail mengenai alasan di balik penutupan bisnis tersebut, Ashanty menekankan bahwa proses pengambilan keputusan ini dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan diskusi bersama seluruh tim. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya komitmen dan rasa hormat yang ia berikan kepada semua pihak yang telah mendukung bisnisnya selama ini.

“Orang mungkin berpikir, kalau bisnis tutup berarti rugi, tetapi tidak semua begitu. Ini keputusan yang diambil dengan penuh tanggung jawab,” jelasnya.

Ashanty juga tidak ingin membiarkan momen perpisahan ini berlalu begitu saja. Ia tengah menyiapkan sebuah pertemuan terakhir yang akan melibatkan seluruh karyawan Lu’miere sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka. Momen ini menjadi simbol dari cara Ashanty memandang relasi kerja—bahwa sebuah bisnis bukan hanya soal produk dan transaksi, tetapi juga tentang hubungan manusia dan perjalanan bersama.

“Doakan yang terbaik. Insya Allah ini bukan akhir, tapi awal dari sesuatu yang lebih baik,” ucapnya optimistis.

Langkah Ashanty menunjukkan bahwa dunia bisnis, terutama yang digeluti oleh publik figur, memiliki dinamika yang tidak selalu bisa dilihat dari luar. Kerap kali keputusan besar seperti ini menjadi momen reflektif untuk menyusun kembali strategi, menata prioritas, dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru di masa mendatang.

Bagi banyak pelaku usaha, penutupan bisnis sering kali dianggap sebagai akhir dari segalanya. Namun dalam kasus Ashanty, yang ditunjukkan justru sebaliknya. Penutupan Lu’miere adalah bentuk kedewasaan dalam berbisnis, di mana keberanian untuk mengakhiri satu babak dapat membuka jalan menuju peluang lain yang lebih besar.

Pengalaman yang diraih selama enam tahun menjalankan Lu’miere tentu bukan hal yang sia-sia. Dari mulai membangun brand, memperluas jaringan outlet, hingga mengelola tim besar, semuanya menjadi bekal penting yang akan menyokong setiap langkah Ashanty di masa depan. Ia menunjukkan bahwa kegagalan bukan satu-satunya alasan seseorang menghentikan usahanya, karena dalam beberapa kondisi, keberhasilan pun bisa menjadi penutup yang anggun jika memang sudah waktunya.

Kisah ini pun memberi inspirasi bagi banyak pelaku bisnis lain, terutama para perempuan yang tengah membangun usaha dari bawah. Ashanty mengingatkan bahwa menjadi pengusaha bukan sekadar tentang bertahan, tetapi juga tentang keberanian mengambil keputusan, meski itu berarti harus merelakan sesuatu yang telah dibangun dengan cinta dan kerja keras.

Semangat dan integritas yang ditunjukkan Ashanty menjadi contoh positif dalam dunia bisnis saat ini. Dalam menghadapi situasi yang menantang, ia tetap menempatkan manusia di atas segalanya menjaga komunikasi dengan tim, memberikan kejelasan arah, dan menutup usahanya dengan penuh hormat.

Dalam dunia wirausaha yang dinamis, kisah seperti ini menjadi pengingat bahwa perubahan adalah bagian dari proses. Penutupan bisnis bukan akhir dari kreativitas atau semangat berwirausaha. Justru dari sanalah biasanya ide-ide baru lahir, lebih matang, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

Dengan pandangan yang optimistis dan dukungan moral yang kuat, publik menantikan langkah baru dari Ashanty. Besar kemungkinan, pengalaman dari Lu’miere akan menjadi pijakan penting bagi proyek-proyek bisnis berikutnya, yang mungkin jauh lebih besar, lebih inovatif, dan lebih berdampak.

Jika satu pintu tertutup, maka pintu lain akan terbuka. Dan dalam perjalanan bisnis Ashanty, sepertinya pintu itu sedang disiapkan untuk memasuki babak baru yang lebih bermakna.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index