Asuransi

Asuransi Terus Bergerak Meski Otomotif Melambat

Asuransi Terus Bergerak Meski Otomotif Melambat
Asuransi Terus Bergerak Meski Otomotif Melambat

JAKARTA – Kinerja asuransi kendaraan bermotor di Indonesia saat ini menunjukkan tren stagnan yang menjadi perhatian bagi pelaku industri dan pemangku kepentingan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa pertumbuhan premi asuransi umum di sektor kendaraan bermotor hanya sebesar 0,3 persen. Bahkan, prakiraan untuk kuartal kedua tahun ini diperkirakan tidak akan mengalami perubahan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kondisi Industri Asuransi Kendaraan yang Stagnan

Data AAUI menegaskan bahwa kondisi pasar asuransi kendaraan saat ini menghadapi tantangan berat, seiring dengan tren lesunya penjualan kendaraan bermotor. Hal ini berpengaruh langsung terhadap jumlah kendaraan yang diasuransikan, yang menjadi basis utama pendapatan premi asuransi. AAUI juga mengingatkan agar regulator dan pelaku pembiayaan memperhatikan beban tambahan yang dirasakan oleh industri, termasuk kewajiban untuk memberikan diskon dalam kerja sama dengan perusahaan pembiayaan.

Pendapatan premi yang stagnan turut dialami oleh PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI). Hingga April 2025, GEGI mencatat pendapatan premi asuransi kendaraan sebesar Rp 11 miliar, tidak jauh berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Situasi ini membuat target pertumbuhan premi sebesar 10 persen menjadi tantangan tersendiri.

Menurut Linggawati Tok, Marketing Director GEGI, sebagian besar polis asuransi kendaraan diperoleh bersamaan dengan pembelian kendaraan baru, khususnya yang dibiayai secara kredit. Oleh sebab itu, tekanan pada pasar kendaraan baru membawa dampak langsung pada volume polis asuransi.

Strategi Menghadapi Tantangan Pasar

Untuk mengatasi kondisi pasar yang belum menguntungkan, GEGI telah menyiapkan beberapa strategi. Di antaranya adalah meningkatkan retensi polis perpanjangan dengan memperbaiki kualitas pelayanan kepada nasabah, serta mengembangkan produk khusus untuk kendaraan listrik yang mulai diminati pasar. Selain itu, GEGI juga berupaya memperkuat kerja sama dengan broker, dealer, dan multifinance, sambil melakukan inovasi produk agar lebih relevan dengan kebutuhan nasabah masa kini.

Tren penurunan di pasar otomotif yang tercermin dari data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil secara wholesales pada periode Januari-April 2025 menurun sebesar 2,9 persen secara tahunan, sedangkan penjualan retail turun lebih tajam, yakni 7,7 persen YoY. Kondisi ini memberikan gambaran nyata terhadap tantangan yang dihadapi lini asuransi kendaraan.

Pentingnya Asuransi Kendaraan sebagai Proteksi

Meski berhadapan dengan kondisi stagnasi, asuransi kendaraan bermotor tetap memiliki posisi penting sebagai alat proteksi risiko. Asuransi ini tidak hanya melindungi kendaraan terhadap kerusakan atau kehilangan, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap kerugian pihak ketiga yang timbul dari kecelakaan lalu lintas.

Penerapan asuransi kendaraan bermotor yang bersifat wajib sedang digodok oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan. Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga keteraturan dan perlindungan dalam berlalu lintas, sekaligus mengurangi beban kerugian yang harus ditanggung secara pribadi oleh para pemilik kendaraan.

Harapan dan Prospek di Masa Depan

Meskipun saat ini menghadapi jalan yang menantang, pelaku industri asuransi tetap optimistis dengan peluang pertumbuhan dalam jangka panjang. Perubahan pola kepemilikan kendaraan, perkembangan teknologi kendaraan listrik, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi.

Dengan terus berinovasi dan beradaptasi terhadap dinamika pasar, sektor asuransi kendaraan diharapkan dapat keluar dari stagnasi dan kembali tumbuh dengan lebih sehat, memberikan manfaat optimal bagi konsumen dan pelaku industri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index