JAKARTA - PT Intiland Development Tbk berhasil menjaga kinerja positif di semester pertama 2025, meskipun pasar properti nasional masih menghadapi tantangan. Faktor pendorong utamanya berasal dari segmen kawasan industri yang mencatat pertumbuhan signifikan.
Direktur Utama Intiland, Archied Noto Pradono, mengungkapkan bahwa pendapatan usaha konsolidasi mencapai Rp 1,2 triliun. Dari total tersebut, pendapatan dari pengembangan (development income) menyumbang Rp 772 miliar atau 63 persen, sementara pendapatan berulang (recurring income) sebesar Rp 444 miliar atau 37 persen.
Archied menegaskan bahwa segmen kawasan industri memiliki peran dominan dalam menopang kinerja perusahaan. “Segmen kawasan industri tumbuh positif dengan kontribusi Rp 394 miliar atau 51 persen dari pendapatan development income. Sedangkan dari seluruh pendapatan usaha, segmen ini berkontribusi 33 persen,” jelasnya.
Dua Kawasan Industri Jadi Andalan
Intiland saat ini menggarap dua proyek kawasan industri utama, yaitu Batang Industrial Park (BIP) di Batang, Jawa Tengah, dan Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto, Jawa Timur. Kedua proyek ini menjadi pilar utama pertumbuhan di segmen industri berkat tingginya permintaan lahan dari pelaku usaha.
Selain kawasan industri, perusahaan juga mengembangkan Aeropolis Techno Park di Tangerang, sebuah kawasan pergudangan yang didesain untuk mendukung kegiatan logistik dan teknologi. Proyek ini melengkapi portofolio Intiland di sektor properti industri, sekaligus menjawab kebutuhan pasar akan fasilitas yang terintegrasi.
Kontribusi dari Segmen Lain
Meski kawasan industri menjadi motor utama, segmen properti lainnya juga memberikan kontribusi positif. Segmen perumahan menyumbang Rp 231 miliar atau 19 persen dari total pendapatan usaha, sementara pengembangan mixed-use & high rise menghasilkan Rp 147 miliar atau 12 persen.
Archied menjelaskan bahwa keberadaan segmen industri yang stabil sangat membantu menjaga arus kas perusahaan. “Pendapatan dari kawasan industri cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan Perseroan di tengah pasar residensial high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan,” ujarnya.
Permintaan Lahan Industri Terus Menguat
Batang Industrial Park dan Aeropolis Techno Park menjadi motor penggerak pertumbuhan kinerja Intiland di segmen industri. Permintaan lahan di kedua kawasan ini terus meningkat, baik dari pelaku industri dalam negeri maupun investor asing.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sektor industri tetap menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian, meskipun sektor properti residensial masih dalam fase pemulihan. Pertumbuhan sektor industri juga membuka peluang bagi pengembangan fasilitas pendukung, seperti pergudangan, pusat distribusi, dan fasilitas teknologi.
Prospek yang Menjanjikan
Dengan tren permintaan yang konsisten, Intiland optimistis dapat mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun. Keberhasilan segmen kawasan industri dalam memberikan kontribusi signifikan menjadi bukti strategi diversifikasi perusahaan berjalan efektif.
Perusahaan juga melihat peluang untuk memperluas portofolio kawasan industri di lokasi-lokasi strategis lain di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Intiland sebagai pengembang properti terkemuka yang mampu beradaptasi dengan dinamika pasar.
Kinerja positif Intiland pada semester pertama 2025 menjadi cerminan pentingnya diversifikasi portofolio di sektor properti. Dengan dukungan kuat dari segmen kawasan industri, perusahaan mampu menjaga stabilitas keuangan dan tetap tumbuh di tengah pasar yang menantang.
Fokus pada pengembangan proyek industri strategis seperti Batang Industrial Park, Ngoro Industrial Park, dan Aeropolis Techno Park tidak hanya memberikan kontribusi signifikan pada pendapatan, tetapi juga memperkuat fondasi bisnis untuk pertumbuhan jangka panjang.