JAKARTA - Di tengah upaya memperkuat perekonomian nasional, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengambil peran strategis melalui reformasi struktural dan restrukturisasi yang sedang dijalankan. Menurut Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, langkah tersebut bukan hanya sekadar perombakan internal, melainkan merupakan kunci percepatan investasi dan penguatan ekonomi Indonesia secara menyeluruh.
Misbakhun menegaskan bahwa reformasi Danantara didasarkan pada Undang-Undang BUMN Nomor 1 Tahun 2025, yang menjadi payung hukum baru untuk menjadikan BUMN sebagai entitas bisnis yang sehat sekaligus agen pembangunan nasional.
“Negara menggunakan mesin korporasinya secara optimal agar BUMN benar-benar menjalankan fungsinya sebagai entitas bisnis yang sehat. Ini terobosan yang luar biasa,” kata Misbakhun.
Peran Pemerintah dan Korporasi dalam Ekonomi
Dengan adanya reformasi ini, pemerintah mengambil peran sebagai regulator yang mengatur agar pasar berjalan optimal, sementara korporasi, baik swasta maupun BUMN di bawah Danantara, bertindak sebagai motor penggerak ekonomi yang dinamis. Dalam konteks tersebut, BUMN diharapkan mampu menerapkan prinsip profesionalisme, efisiensi, dan pengambilan keputusan yang cepat tanpa terhambat birokrasi yang berlebihan.
“Profesionalisme dan good governance harus menjadi pegangan utama. Jika keduanya dipadukan, kontribusi BUMN terhadap pasar akan nyata. Pertumbuhan sektor riil akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara makro,” tegas Misbakhun.
Danantara sebagai Motor Investasi Sektor Strategis
Menurut Misbakhun, setelah reformasi, Danantara memiliki posisi yang semakin strategis. Tidak hanya mengelola portofolio BUMN, tapi juga berfungsi sebagai motor penggerak investasi di sektor-sektor prioritas, seperti energi, ketahanan pangan, dan perikanan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan modal tetap bruto (PMTB), yang menjadi indikator penting bagi investasi nasional.
“Ketika investasi meningkat, otomatis akan tercipta lapangan kerja baru. Masyarakat punya penghasilan, konsumsi naik, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi terakselerasi. Efek langsung dan tidak langsung dari investasi sangat kuat,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12%. Misbakhun optimistis momentum positif ini akan berlanjut selama Danantara mampu mengelola BUMN dengan fleksibilitas tinggi dan tetap menjaga tata kelola yang baik.
Ruang Gerak dan Potensi Danantara
Danantara memiliki ruang gerak yang luas dalam mengelola berbagai sektor strategis. Selain menjalankan hilirisasi sumber daya alam, Danantara juga memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional, mengembangkan sektor perikanan, serta mendorong integrasi rantai pasok dalam berbagai industri penting lainnya.
Menurut Misbakhun, kehadiran Danantara merupakan bentuk nyata keterlibatan negara dalam pasar yang kompetitif, dengan mengedepankan pendekatan korporasi profesional yang responsif terhadap dinamika pasar.
“Kepercayaan publik terhadap Danantara menjadi modal penting. Walaupun berstatus sebagai entitas negara, mereka harus beroperasi layaknya korporasi swasta profesional yang responsif terhadap kebutuhan pasar,” ujarnya.
Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Dengan mandat yang diemban Danantara, badan ini diharapkan dapat menjadi lokomotif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Reformasi struktural menjadi fondasi untuk membangun ekosistem investasi yang kuat, profesional, dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Langkah strategis ini menunjukkan bahwa Danantara tidak hanya bertugas sebagai pengelola BUMN semata, melainkan juga sebagai agen perubahan yang memacu investasi dan produktivitas di sektor-sektor vital ekonomi Indonesia.