Nikel

Nikel Jadi Kunci Pertumbuhan Indo Tambangraya

Nikel Jadi Kunci Pertumbuhan Indo Tambangraya
Nikel Jadi Kunci Pertumbuhan Indo Tambangraya

JAKARTA - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM/ITMG) menunjukkan langkah strategis dalam memperluas bisnisnya melalui investasi di sektor nikel. Perusahaan mengakuisisi 9,62% kepemilikan saham pada PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) senilai US$16 juta. Langkah ini menandai tonggak penting transformasi bisnis ITMG, sekaligus menunjukkan komitmen Perusahaan dalam transisi energi yang bertanggung jawab.

Dalam keterangan resmi ITMG, disebutkan bahwa investasi tersebut merupakan langkah pertama dalam memasuki industri nikel, yang merupakan mineral strategis dengan prospek pertumbuhan menjanjikan. Strategi ini memungkinkan ITMG mendiversifikasi portofolio bisnisnya di luar batubara.

Kinerja Produksi Batubara Tetap Positif

Meski menghadapi tekanan harga, produksi batubara ITMG pada semester pertama 2025 tetap meningkat. Perusahaan mencatatkan produksi sebesar 10,4 juta ton, naik 12% dibandingkan periode sama tahun lalu. Volume penjualan juga naik 8% menjadi 11,7 juta ton. Peningkatan produksi dan penjualan ini menunjukkan efisiensi operasional yang dijalankan oleh Perusahaan.

Namun, pendapatan ITMG menurun 12% menjadi US$919 juta, terutama dipengaruhi oleh turunnya harga jual rata-rata (ASP) batubara dari US$97/ton menjadi US$78/ton. Penurunan ini sejalan dengan melemahnya harga acuan batubara, termasuk Indonesia Coal Index (ICI).

Laba Bersih Tetap Kuat

Meskipun pendapatan turun, ITMG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$94 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$91 juta. Hal ini didukung oleh penurunan beban pokok pendapatan sebesar 10%, menjadi US$695 juta dari sebelumnya US$774 juta, berkat biaya operasional yang lebih efisien.

Selain itu, penghasilan keuangan tercatat sebesar US$21 juta, sedikit meningkat dari periode sebelumnya. Beban lainnya (net) turun signifikan menjadi US$3 juta dari US$27 juta tahun sebelumnya, seiring dengan berkurangnya kerugian selisih kurs.

Efisiensi Operasional dan Pengelolaan Kas

Beban penjualan ITMG sedikit menurun, sementara beban umum dan administrasi naik US$4 juta, sehingga total beban operasional pada 6M25 tercatat US$100 juta. Royalti kepada pemerintah juga menurun 10% menjadi US$104 juta karena turunnya harga jual batubara. Beban pajak penghasilan tercatat US$43 juta.

Perusahaan mempertahankan posisi kas yang kuat sebesar US$1,04 miliar, meningkat 5% dari akhir 2024. Kas dan setara kas ini kini merepresentasikan 44% dari total aset ITMG yang mencapai US$2,387 juta pada akhir Juni 2025. Total liabilitas naik menjadi US$516 juta, sementara ekuitas tercatat US$1,870 juta.

Arus kas dari aktivitas operasi meningkat 19% menjadi US$281 juta, didukung oleh pembayaran kepada pemasok dan royalti yang lebih rendah. Arus kas keluar untuk aktivitas investasi tercatat US$45 juta, sementara arus kas keluar bersih dari aktivitas pendanaan naik 11% menjadi US$183 juta.

Prospek Nikel sebagai Pilar Pertumbuhan

Investasi ITMG di sektor nikel membuka peluang baru bagi Perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar batubara. Dengan memasuki industri mineral strategis ini, ITMG dapat memperluas basis pendapatan sekaligus mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang ITMG untuk diversifikasi portofolio, mengoptimalkan efisiensi operasional, dan menjaga kinerja keuangan tetap stabil. Keputusan memasuki sektor nikel juga menegaskan komitmen Perusahaan untuk memanfaatkan peluang di industri yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi.

Dengan kombinasi peningkatan produksi batubara dan ekspansi ke sektor nikel, Indo Tambangraya tetap berada pada jalur pertumbuhan yang solid, sekaligus menegaskan posisi sebagai pemain utama di sektor sumber daya mineral Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index