Hutama Karya

Hutama Karya Dukung 792 UMKM di Rest Area Tol Trans Sumatera

Hutama Karya Dukung 792 UMKM di Rest Area Tol Trans Sumatera
Hutama Karya Dukung 792 UMKM di Rest Area Tol Trans Sumatera

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi lokal di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) mendapat dorongan baru dengan hadirnya ratusan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di rest area. PT Hutama Karya (Persero) sebagai pengelola JTTS menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui fasilitas dagang yang disiapkan di sejumlah titik strategis.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa keberadaan UMKM di rest area bukanlah program tambahan semata, melainkan bagian integral dari strategi bisnis perusahaan. Menurutnya, infrastruktur jalan tol tidak hanya dibangun untuk mempercepat konektivitas wilayah, tetapi juga harus mampu menjadi penggerak perekonomian rakyat.

“Rest Area JTTS menjadi manifestasi nyata dari amanah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN yang mewajibkan kami melakukan pemberdayaan dan membangun kemitraan dengan UMKM. Bagi Hutama Karya, kemitraan ini bukan sekadar program tanggung jawab sosial, melainkan komitmen strategis dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Adjib.

792 UMKM Terlibat di 23 Rest Area

Hutama Karya saat ini telah menyiapkan ruang usaha bagi 792 UMKM di 23 rest area yang tersebar di enam provinsi. Alokasi ruang untuk usaha kecil ini bahkan melebihi aturan pemerintah. Peraturan Menteri PUPR Nomor 28 Tahun 2021 menetapkan kewajiban minimal 30 persen area komersial untuk UMKM, namun Hutama Karya justru memberikan porsi lebih besar, yakni 57,1 persen dari total area komersial, atau sekitar 56,47 m² dari 98,86 m² yang tersedia.

Langkah tersebut tidak hanya memberi peluang usaha bagi pedagang, tetapi juga membuka jalan transformasi dari pedagang informal ke pelaku usaha formal dengan fasilitas memadai. Banyak penjual yang dulunya berjualan di tepi jalan nasional kini bisa menikmati lokasi usaha yang lebih layak sekaligus memiliki akses pasar yang lebih luas.

Rest Area Jadi Pusat Ekonomi Baru

Efek ekonomi langsung dari program ini cukup terasa. Dari kapasitas total 990 tenant UMKM, beberapa rest area mencatat tingkat okupansi tinggi. Salah satunya adalah Rest Area KM 234 Jalur A di Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) yang mencatat okupansi penuh 100 persen. Lokasinya yang strategis membuat titik ini menjadi magnet ekonomi baru.

“Yang paling membanggakan adalah transformasi pedagang pinggir jalan menjadi pelaku usaha formal dengan tempat yang layak. Mereka kini punya kesempatan mengembangkan usaha dengan fasilitas memadai,” lanjut Adjib.

Program JTTS Berdaya

Pemberdayaan UMKM yang dilakukan Hutama Karya tidak berhenti hanya pada penyediaan tempat usaha. Sejak 2022, perusahaan meluncurkan program “JTTS Berdaya” yang fokus pada pelatihan komprehensif.

Setidaknya 75 UMKM sudah mendapatkan pelatihan terkait mindset kewirausahaan, perhitungan harga pokok produksi, akses permodalan, penyusunan proposal bisnis, diferensiasi produk, hingga digitalisasi pembayaran.

Hasilnya cukup nyata. Di Rest Area 215B Tol Terpeka, sekitar 35 persen tenant kini sudah menerapkan sistem pembayaran digital seperti QRIS, transfer bank, dan BRILink. Adjib menuturkan, pelaku usaha yang mengikuti pelatihan dan beralih ke sistem digital rata-rata mengalami peningkatan pendapatan 10–20 persen.

Menuju Digitalisasi Bertahap

Seiring berkembangnya era digital, Hutama Karya juga menyiapkan langkah transformasi jangka panjang. Perusahaan berencana menerapkan aplikasi Point of Sale (POS) di rest area sebagai sarana pencatatan keuangan dan penyusunan laporan usaha.

“Kami menyadari tantangan digitalisasi bagi UMKM mikro, terutama terkait biaya operasional. Karena itu, pendampingan dilakukan secara bertahap dengan alternatif seperti BRILink sebagai langkah awal,” jelas Adjib.

Strategi digitalisasi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing UMKM di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, sekaligus memperluas peluang mereka dalam ekosistem ekonomi digital nasional.

Kisah Sukses UMKM Rest Area

Salah satu contoh sukses pemberdayaan adalah Rumah Makan Sinar yang dikelola Ibu Siti Nakoh di Rest Area KM 215B. Melalui pendampingan pencatatan keuangan sederhana, usahanya mampu berkembang pesat hingga akhirnya bisa menyewa satu tenant tambahan di rest area yang sama.

“Program pendampingan ini membuktikan bahwa Hutama Karya tidak hanya memberikan tempat berjualan, tetapi juga meningkatkan kapabilitas kami sebagai pelaku UMKM secara berkelanjutan,” tutur Adjib menegaskan.

Infrastruktur Sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat

Keberhasilan Hutama Karya dalam memfasilitasi UMKM di rest area menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur jalan tol dapat memberikan manfaat ganda. Selain mendukung konektivitas dan mobilitas, jalan tol juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

Dengan 792 UMKM yang sudah aktif berjualan, rest area di JTTS tidak lagi hanya dipandang sebagai tempat singgah, melainkan juga pusat pertumbuhan ekonomi lokal. Dampaknya bukan hanya dirasakan para pelaku usaha, tetapi juga masyarakat luas yang menikmati ragam produk lokal dengan kualitas yang lebih baik.

Hutama Karya berharap inisiatif ini terus berlanjut dan menjadi model bagi pengelolaan jalan tol di wilayah lain. Dengan dukungan regulasi, pembinaan, serta semangat kolaborasi, UMKM dapat berkembang lebih pesat sekaligus menjadi bagian penting dari rantai ekonomi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index