JAKARTA - Di tengah perlambatan ekonomi dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, perbankan dituntut untuk lebih cermat menjaga stabilitas bisnisnya. Namun, tantangan itu tidak lantas menyurutkan langkah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam menyalurkan kredit, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Melalui ajang tahunan BCA Expo 2025, bank swasta terbesar di Indonesia ini kembali menghadirkan beragam penawaran spesial, termasuk bunga KPR yang kompetitif, sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan penyaluran kredit tetap berada di jalur positif.
Pameran BCA Expo 2025 akan digelar di tujuh kota besar Indonesia. Untuk wilayah Surabaya, even ini berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 di Ciputra World Surabaya. Tidak hanya sekadar pameran properti, acara ini juga menghadirkan berbagai layanan perbankan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah, mulai dari pembiayaan bisnis, proteksi, hingga fasilitas transaksi digital melalui myBCA.
Optimisme dengan Sikap Hati-Hati
Senior Vice President of Customer Loan BCA, Handy Weriko, mengakui bahwa kondisi ekonomi tahun ini penuh tantangan. “Tahun ini kondisinya cukup menantang. Selain kondisi ekonomi yang masih melambat, daya beli masyarakat juga menurun,” ujarnya.
Meski demikian, Handy tetap optimis target penyaluran KPR bisa dicapai, meskipun dengan sikap yang lebih moderat. Ia menyebutkan, pada semester I tahun ini, pertumbuhan penyaluran KPR di Surabaya mencapai 10 persen. Dengan tren tersebut, BCA berharap hingga akhir tahun pertumbuhan bisa tetap stabil di level yang sama.
“Tahun ini kami masih optimis bisa mencapai target seperti tahun lalu. Kalau lebih besar kayaknya tidak. Kami moderat saja,” katanya.
Handy menambahkan, tahun lalu Kantor Kredit Konsumer Surabaya (K3S) BCA berhasil menyalurkan KPR senilai Rp7 triliun, dengan mayoritas pembiayaan berasal dari rumah dengan kisaran harga Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Menurutnya, tren serupa masih akan berlanjut tahun ini.
Menjaga Kualitas Kredit dan Kepuasan Developer
Salah satu langkah penting yang dilakukan BCA adalah lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Handy menegaskan, kehati-hatian diperlukan agar kualitas kredit tetap terjaga dan risiko non performing loan (NPL) tidak meningkat.
“Kami memang lebih hati-hati. Jangan sampai ada banyak buyback. Dengan sikap yang lebih prudent ini, rekanan kami (developer) lebih happy. Karena kalau buy back-nya banyak, mereka juga repot,” jelasnya.
Pendekatan tersebut diharapkan tidak hanya melindungi bank, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi developer mitra BCA dalam menjalankan proyeknya.
BCA Expo 2025: Ajang Promosi Sekaligus Edukasi
Vice President of Consumer Loan BCA K3S, Meliani Tjondro, menambahkan bahwa BCA Expo bukan hanya sarana promosi, tetapi juga bagian dari strategi bank dalam mengedukasi nasabah agar lebih bijak dalam mengambil kredit.
“Pameran memang menjadi salah satu agenda untuk menggenjot penyaluran KPR dan kredit consumer lain seperti kredit kendaraan bermotor (KKB) dan Kredit Sepeda Motor (KSM),” ujar Meliani.
Di Surabaya, BCA Expo 2025 menghadirkan 40 booth developer dari berbagai daerah di Jawa Timur dengan membawa 62 proyek properti. Tidak hanya itu, terdapat pula 20 brand otomotif dengan 31 dealer, serta 15 brand sepeda motor yang ikut serta dalam pameran ini.
Untuk menambah nilai lebih, BCA juga menyediakan area Lounge Solitaire khusus bagi nasabah BCA Solitaire dan Prioritas, yang menawarkan penawaran eksklusif. Hal ini mencerminkan strategi BCA dalam memberikan layanan premium sekaligus menjaga loyalitas nasabah kelas atas.
Selektif dalam Memilih Developer dan Nasabah
Meliani menegaskan bahwa dalam ajang BCA Expo 2025, pihaknya lebih selektif terhadap developer maupun proyek yang terlibat. “Tahun ini kami memang lebih selektif kriterianya. Tidak hanya developernya saja, namun juga proyeknya harus benar-benar klir. Kami ingin memberikan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen,” tegasnya.
Kehati-hatian itu tidak hanya berlaku pada sisi developer, tetapi juga dalam menyeleksi nasabah. BCA melakukan profiling secara ketat dan berlapis agar pengajuan KPR benar-benar sesuai kemampuan nasabah. Selain itu, bank juga memberikan edukasi dan saran (advice) agar calon debitur tidak menghadapi kesulitan di kemudian hari.
“Dengan cara itu, kami berharap kualitas kredit bisa tetap terjaga, dan nasabah juga merasa lebih aman dalam mengambil keputusan finansialnya,” tambah Meliani.
Pertumbuhan Tetap Terjaga
Meski penuh tantangan, Meliani tetap optimis bahwa pengajuan aplikasi KPR akan terus tumbuh. Ia mencontohkan, pada ajang BCA Expo di Februari 2025 lalu hingga Agustus tahun ini, pertumbuhan dari sisi nominal mencapai 10 persen. Fakta ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap hunian dan pembiayaan perbankan masih tinggi, meski daya beli secara umum mengalami tekanan.
Optimisme ini sejalan dengan komitmen BCA dalam mendukung sektor properti sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Dengan pameran yang menghadirkan kolaborasi antara perbankan, developer, dan konsumen, BCA berharap dapat terus menjadi jembatan dalam menciptakan ekosistem pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan.