Mobil Listrik

Cara Mengemudi Hemat Bisa Perpanjang Umur Baterai Mobil Listrik

Cara Mengemudi Hemat Bisa Perpanjang Umur Baterai Mobil Listrik
Cara Mengemudi Hemat Bisa Perpanjang Umur Baterai Mobil Listrik

JAKARTA - Baterai adalah jantung dari kendaraan listrik (EV), dan menjaga usianya tetap panjang merupakan perhatian utama para pemilik maupun produsen. Baru-baru ini, sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature memantik diskusi hangat. Sayangnya, sebagian media dan pembaca justru salah menafsirkan temuan tersebut. Mereka mengira bahwa mengendarai EV secara agresif—atau dalam bahasa sehari-hari “menggeber” mobil listrik—dapat membuat baterai lebih awet. Padahal, menurut para pakar, anggapan itu keliru besar.

Penelitian dengan judul “Dynamic cycling enhances battery lifetime” sejatinya menunjukkan bahwa baterai yang digunakan dalam pola pelepasan daya dinamis, atau mirip dengan penggunaan sehari-hari, mengalami proses penuaan lebih lambat dibanding baterai yang diuji dengan pola arus konstan di laboratorium. Sayangnya, kata “dinamis” inilah yang menimbulkan salah kaprah. Sebagian orang lalu menafsirkannya sebagai “mengemudi sporty” atau “menginjak pedal gas dalam-dalam.”

Klarifikasi dari Ahli Baterai

Untuk meluruskan kesalahpahaman, para ahli dari Aviloo, sebuah perusahaan penguji baterai EV, memberikan penjelasan. Mereka menegaskan bahwa mengemudi agresif justru mempercepat degradasi baterai. Alasannya sederhana: semakin cepat dan boros seseorang mengemudi, semakin banyak energi yang dihabiskan. Dampaknya, baterai harus lebih sering diisi ulang, siklus pengisian bertambah, dan beban kerja sel baterai meningkat. Semua itu memperpendek umur pakai baterai.

Aviloo bahkan melakukan uji coba besar dengan melibatkan 402 unit EV identik. Hasilnya konsisten: gaya mengemudi yang efisien terbukti menjadi cara paling efektif untuk menjaga kesehatan baterai. Nikolaus Mayerhofer, salah satu pakar di Aviloo, menyebutkan bahwa perilaku berkendara hemat energi bisa menghemat sekitar 10 persen konsumsi daya.

“Ini berarti 100.000 km dengan gaya mengemudi hemat kira-kira setara dengan beban baterai 110.000 km dengan gaya mengemudi agresif,” jelas Mayerhofer.

Dengan kata lain, setiap kebiasaan pengemudi—seberapa sering menekan pedal gas, seberapa halus memperlambat kendaraan, hingga seberapa disiplin dalam menjaga kecepatan—berkontribusi langsung pada usia pakai baterai.

Penafsiran yang Salah, Data yang Benar

Meski banyak yang salah paham, Aviloo tidak menolak hasil penelitian Nature. Mereka hanya menekankan bahwa temuan tersebut tidak boleh diartikan sembarangan. “Dinamis” yang dimaksud para peneliti bukanlah ajakan untuk memacu kendaraan dengan cara ekstrem, melainkan pola penggunaan yang menyerupai kondisi nyata sehari-hari.

Karena itu, pesan penting yang harus dipahami publik adalah: baterai EV memang dirancang lebih tahan lama ketika digunakan sesuai siklus alami, namun efisiensi berkendara tetap menjadi kunci utama.

Praktik Terbaik Menjaga Baterai EV

Selain menghindari gaya mengemudi agresif, para ahli juga mengingatkan beberapa praktik penting agar baterai mobil listrik bisa bertahan lama, di antaranya:

-Mengemudi seefisien mungkin. Perilaku hemat energi membuat baterai lebih awet.

-Menghindari pengisian cepat (fast charging) kecuali terpaksa. Fast charging mempercepat kenaikan suhu, yang dapat memicu degradasi.

-Tidak rutin mengisi daya hingga 100 persen. Sebagian besar produsen menyarankan batas optimal di sekitar 80–90 persen.

-Tidak membiarkan mobil terparkir lama dalam kondisi baterai penuh. Menyimpan baterai dalam keadaan penuh dalam jangka panjang berpotensi memperpendek siklus hidupnya.

Tips ini sebenarnya bukan hal baru, tetapi hasil penelitian terbaru membuatnya kembali relevan untuk diperhatikan para pemilik EV.

Kabar Baik dari Studi di Jerman

Meski aturan-aturan di atas terdengar ketat, ada sedikit kabar baik. Sebuah penelitian terpisah di Jerman membuktikan bahwa baterai modern cukup tangguh meskipun digunakan tidak sesuai rekomendasi ideal.

Dalam studi itu, sebuah VW ID.3 yang dipakai intensif kehilangan hanya 13 km jarak tempuh setelah menempuh 172.000 km dalam waktu empat tahun. Menariknya, mobil tersebut hampir selalu diisi daya penuh dan sering dibiarkan terparkir dengan kondisi baterai 100 persen.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknologi baterai saat ini sudah mengalami peningkatan signifikan. Meskipun gaya berkendara tetap menjadi faktor utama, baterai modern mampu memberikan performa andal bahkan ketika digunakan dengan kebiasaan yang dianggap kurang ideal.

Menyatukan Fakta dan Edukasi

Kisah salah tafsir penelitian Nature menjadi pelajaran penting. Informasi ilmiah yang disampaikan ke publik perlu dijelaskan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesimpulan yang salah. Dalam konteks EV, misinformasi bisa berimbas pada kebiasaan berkendara jutaan orang di seluruh dunia.

Aviloo melalui klarifikasinya berupaya meluruskan narasi: mengemudi efisien adalah kunci, bukan menggeber mobil listrik. Dengan pemahaman yang benar, pemilik EV dapat memaksimalkan teknologi yang mereka miliki sekaligus menjaga investasi jangka panjang pada kendaraan ramah lingkungan ini.

Kesimpulannya, meski baterai EV modern semakin kuat, cara mengemudi tetap sangat menentukan usia pakai. Mengendarai dengan efisien, menghindari fast charging berlebihan, serta menjaga pola pengisian daya adalah strategi yang terbukti memperpanjang umur baterai. Jadi, jika ingin EV Anda tetap awet, jangan terkecoh dengan anggapan bahwa menggeber mobil listrik adalah cara memperpanjang usia baterai—sebab faktanya justru sebaliknya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index