Bansos

Khofifah Salurkan Bansos Rp4,9 Miliar di Sidoarjo

Khofifah Salurkan Bansos Rp4,9 Miliar di Sidoarjo
Khofifah Salurkan Bansos Rp4,9 Miliar di Sidoarjo

JAKARTA - Kabupaten Sidoarjo menjadi titik fokus Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) senilai Rp 4,9 miliar yang disalurkan bukan sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi diarahkan untuk membangun kemandirian warga melalui berbagai program strategis.

Dalam kunjungannya ke Sidoarjo pada Jumat, 22 Agustus 2025, Khofifah menjelaskan bahwa fokus Pemprov Jatim adalah menciptakan program yang inklusif dan produktif. Salah satunya melalui KIP Jawara (Kewirausahaan Inklusif Produktif), zakat produktif, serta intervensi khusus bagi lansia rentan. Strategi ini dirancang untuk membantu kelompok masyarakat yang rawan terjebak dalam masalah ekonomi, seperti ibu tunggal, penyandang disabilitas, pelaku usaha mikro, hingga lansia.

“Program ini kita desain agar kelompok rentan seperti ibu tunggal, penyandang disabilitas, pelaku usaha mikro, hingga lansia bisa bertahan dan bahkan berkembang. Tujuannya, mereka tidak terjebak pinjol ilegal atau jeratan rente,” ujar Khofifah.

Pendekatan yang diambil Pemprov Jatim menekankan pemberdayaan ekonomi melalui pemanfaatan bantuan sosial yang produktif. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menerima bantuan konsumtif, tetapi juga mendapatkan sarana dan peluang untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mereka. Melalui program ini, warga diharapkan dapat mengembangkan usaha, memperluas jaringan ekonomi, dan membangun kemandirian finansial jangka panjang.

Selain itu, Khofifah menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam proses pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga zakat, dan pelaku usaha mikro menjadi kunci dalam memastikan bantuan sosial memberikan dampak yang nyata. Intervensi yang menyasar kelompok rentan ini juga diharapkan mampu menekan ketergantungan masyarakat pada pinjaman berbunga tinggi atau praktik ekonomi yang merugikan.

Program KIP Jawara, misalnya, tidak hanya menyediakan modal usaha, tetapi juga pendampingan dan pelatihan keterampilan. Langkah ini membantu masyarakat mengelola usaha secara profesional, mengembangkan produk, serta memperluas pasar. Dengan pendekatan ini, bantuan sosial bertransformasi menjadi sarana pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan, bukan sekadar jaring pengaman sementara.

Zakat produktif juga menjadi instrumen strategis dalam program ini. Melalui pengelolaan zakat yang terarah, masyarakat penerima bantuan dapat memanfaatkan dana untuk mengembangkan usaha produktif. Pendekatan ini berbeda dengan zakat konsumtif yang hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal.

Bagi lansia rentan, intervensi khusus dilakukan untuk menjamin kesejahteraan mereka. Program ini mencakup pemberian bantuan yang sesuai dengan kebutuhan, dukungan kesehatan, serta kesempatan untuk tetap berkontribusi dalam kegiatan ekonomi sesuai kemampuan. Dengan demikian, kelompok lansia tetap dapat mandiri secara ekonomi dan sosial.

Khofifah menekankan bahwa keberhasilan program ini diukur bukan dari jumlah bantuan yang disalurkan semata, tetapi dari kemampuan masyarakat untuk mandiri dan mengembangkan potensi ekonomi mereka. “Kami ingin memastikan bantuan sosial yang diberikan dapat membawa warga keluar dari jeratan kemiskinan dan memperkuat ekonomi lokal secara berkelanjutan,” tambahnya.

Pemprov Jatim menargetkan bahwa melalui program pemberdayaan ini, masyarakat yang sebelumnya rentan secara ekonomi akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mengakses pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. Dampak jangka panjangnya diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan resilient terhadap guncangan ekonomi.

Dengan berbagai strategi ini, Gubernur Khofifah berharap Sidoarjo menjadi contoh daerah lain di Jawa Timur dalam mengimplementasikan bansos produktif. Pendekatan yang mengedepankan pemberdayaan ekonomi masyarakat dinilai lebih efektif dibanding bantuan konsumtif semata, karena mampu menciptakan perubahan nyata dalam kehidupan warga, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index