Saham Antam

Saham Antam Melesat, Investor Optimistis Setelah Kinerja Cemerlang

Saham Antam Melesat, Investor Optimistis Setelah Kinerja Cemerlang
Saham Antam Melesat, Investor Optimistis Setelah Kinerja Cemerlang

JAKARTA - Kinerja cemerlang PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) sepanjang kuartal III/2025 menjadi bahan perhatian pelaku pasar modal. Emiten pertambangan milik negara tersebut dinilai berhasil menjaga momentum pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi global yang dinamis. Optimisme terhadap prospek saham Antam pun masih tinggi, tercermin dari rekomendasi positif yang diberikan oleh sebagian besar analis dan lembaga sekuritas.

Antam berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,97 triliun hingga akhir September 2025. Capaian ini meningkat signifikan dibandingkan dengan Rp2,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja ini dianggap menjadi cerminan dari strategi perusahaan dalam memperkuat efisiensi dan optimalisasi nilai tambah produk.

Kinerja Keuangan Antam Meningkat Didukung Efisiensi dan Strategi Biaya

Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menilai bahwa pencapaian tersebut menunjukkan fundamental keuangan perseroan yang kuat. Ia menyampaikan bahwa hasil ini mencerminkan efektivitas manajemen dalam mengelola biaya sekaligus memaksimalkan nilai produk yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan berhasil menekan beban keuangan sebesar 41 persen secara tahunan menjadi Rp103,68 miliar hingga September 2025. Penurunan ini sejalan dengan upaya Antam dalam menekan interest bearing debt sebagai bagian dari langkah efisiensi yang telah direncanakan sejak awal tahun.

Manajemen menyebut bahwa peningkatan kinerja turut berdampak pada kenaikan laba bersih per saham dasar (EPS) untuk periode Januari hingga September 2025 yang mencapai Rp248,62 per saham. Angka ini naik sekitar 171 persen dari Rp91,60 per saham pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, pergerakan saham ANTM di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menunjukkan tren positif. Hingga Selasa (28/10/2025) pukul 10.50 WIB, saham Antam telah melonjak 101,94 persen secara year-to-date (ytd) menjadi Rp3.120 per lembar. Kenaikan ini menandakan tingginya minat investor terhadap kinerja perusahaan yang terus membaik.

Konsensus Analis Tetap Optimistis terhadap Prospek Saham ANTM

Berdasarkan data konsensus, sebanyak 22 dari 28 lembaga sekuritas yang mengulas saham ANTM masih mempertahankan rekomendasi beli (buy). Sementara enam lainnya memilih untuk mempertahankan peringkat hold. Adapun target harga saham Antam dalam jangka 12 bulan ke depan diproyeksikan berada di level Rp3.858,18 per lembar saham.

Optimisme tersebut didukung oleh keberhasilan perusahaan dalam menjaga pertumbuhan di berbagai lini bisnis, termasuk segmen logam mulia dan nikel. Antam dinilai mampu mengelola biaya dengan baik, meningkatkan efisiensi operasional, dan memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas global.

Bagi investor, prospek saham ANTM dipandang menjanjikan karena perusahaan memiliki diversifikasi produk yang kuat dan kapasitas produksi yang terus meningkat. Selain itu, dukungan dari pemerintah terhadap hilirisasi tambang juga menjadi katalis positif bagi keberlanjutan bisnis Antam dalam jangka panjang.

Penjualan Emas Antam Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

Dari sisi operasional, kinerja penjualan emas masih menjadi penyumbang utama pendapatan Antam. Berdasarkan laporan resmi perusahaan, penjualan emas sepanjang sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp58,6 triliun, naik 64 persen dari periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp35,7 triliun. Sekretaris Perusahaan Antam, Wisnu Danandi Haryanto, dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang tetap solid, meski di tengah dinamika geoekonomi dan geopolitik global.

Segmen emas memberikan kontribusi sekitar 81 persen terhadap total penjualan Antam per kuartal III/2025, yang mencapai Rp72,03 triliun. Total tersebut diperoleh dari volume penjualan emas sebanyak 34.164 kilogram atau setara dengan 1.098.398 troy ons. Jumlah ini naik 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebanyak 28.567 kilogram atau 918.450 troy ons.

Sementara itu, produksi emas dari tambang Antam selama Januari hingga September 2025 tercatat mencapai 590 kilogram (18.969 troy ons). Manajemen menjelaskan bahwa ketidakpastian geopolitik, fluktuasi pasar keuangan, dan tekanan inflasi global mendorong banyak investor untuk mengalihkan aset mereka ke emas sebagai instrumen safe haven.

Manajemen juga menegaskan bahwa di tengah volatilitas nilai tukar dan perubahan suku bunga, produk emas Antam tetap mendapat momentum berkat kepercayaan publik terhadap merek, jaringan buyback yang luas, akses digital yang semakin mudah, serta likuiditas tinggi di pasar.

Segmen Nikel dan Logam Mulia Sama-Sama Jadi Penggerak Laba

Dalam laporan keuangan per 30 September 2025, segmen logam mulia dan pemurnian mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp3,92 triliun. Sementara itu, segmen nikel menyumbang laba bersih yang lebih besar, mencapai Rp4,87 triliun pada periode yang sama. Kombinasi keduanya menunjukkan diversifikasi bisnis yang kuat dan kemampuan Antam dalam menjaga keseimbangan sumber pendapatan.

Analis menilai bahwa performa positif Antam di sektor nikel mencerminkan kemampuan perusahaan memanfaatkan peluang ekspor serta mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi industri pertambangan. Sementara itu, bisnis logam mulia tetap menjadi penopang utama karena tingginya permintaan domestik terhadap emas fisik, baik untuk investasi maupun kebutuhan pelindung nilai.

Keberhasilan Antam menjaga performa di dua segmen bisnis utama tersebut diyakini menjadi faktor pendorong utama kepercayaan investor terhadap saham ANTM. Dengan fundamental yang solid dan strategi efisiensi berkelanjutan, perusahaan dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan yang luas pada akhir tahun ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index