JAKARTA - Saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), perusahaan yang dipegang oleh konglomerat Hermanto Tanoko, menyaksikan lonjakan signifikan dalam sesi perdagangan Rabu pagi. Pada pukul 09.10 WIB, harga saham CLEO tercatat di angka Rp 1.730, mengalami peningkatan sebesar 18,90%. Dengan volume transaksi mencapai 6,28 juta saham, frekuensi perdagangan telah mencapai 2.638 kali dengan total nilai transaksi mencapai Rp 10,7 miliar.
Masuk MSCI Indonesia Small Cap Index
Lonjakan saham CLEO sebagian besar didorong oleh pengumuman resmi bahwa saham tersebut akan masuk ke dalam MSCI Indonesia Small Cap Index dalam tinjauan Februari 2025, yang akan efektif pada penutupan 28 Februari. CLEO masuk kategori ini bersama saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), meskipun kedua saham ini sebelumnya berada dalam kategori MSCI Global Standard Index.
Sebagai bagian dari revisi indeks kali ini, MSCI mengeluarkan beberapa saham dari perhitungan MSCI Small Cap Index termasuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Strategi Ekspansi dan Target Pertumbuhan
Tidak hanya berita masuknya CLEO ke MSCI Small Cap Index yang mengangkat harga sahamnya, tetapi juga strategi pertumbuhan dinamis yang diusung perusahaan. CEO CLEO, Melisa Patricia, menegaskan bahwa perusahaan telah menetapkan target pertumbuhan penjualan dobel digit dengan berfokus pada ekspansi jaringan produksi dan distribusi.
“Ekspansi merupakan strategi utama kami untuk mencapai target pertumbuhan dobel digit yang sudah konsisten kami raih sejak tahun 2017. Pada tahun ini, kami berencana untuk menambah tiga pabrik baru di Pekanbaru, Pontianak, dan Palu, yang kami harapkan akan mulai beroperasi dalam waktu dekat,” ujar Melisa Patricia.
Dengan tambahan pabrik baru ini, CLEO akan mengelola total 35 pabrik, yang menjadikannya sebagai perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan jaringan produksi terbesar di Indonesia. Pabrik-pabrik baru ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi tetapi juga memperkuat kehadiran CLEO di wilayah strategis seperti Riau, Kalimantan, dan Sulawesi.
Peningkatan Jaringan Distribusi
Untuk mendukung operasi pabrik-pabrik ini, CLEO juga berencana meningkatkan jaringan distribusinya. Saat ini, perusahaan memiliki lebih dari 380 distributor internal dan 7.000 mitra distribusi. Dengan jaringan distribusi yang terus berkembang, CLEO optimis bisa memenuhi kebutuhan pasar AMDK yang semakin meningkat di Indonesia.
Melisa Patricia menambahkan, "Kami terus fokus pada produk berkualitas yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan minuman sehat dan aman. Kesadaran konsumen yang semakin tinggi menjadi peluang besar untuk terus tumbuh.”
Mencapai Dominasi Pasar AMDK di Indonesia
Langkah-langkah strategis ini menunjukkan ambisi CLEO untuk mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar AMDK di Indonesia. Melalui peningkatan kapasitas produksi, masuknya CLEO ke MSCI Indonesia Small Cap Index, dan perluasan jaringan distribusi, perusahaan siap menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di pasar yang kompetitif ini.
Dengan kesadaran konsumen yang semakin tinggi terhadap produk yang aman dan berkualitas, ditambah dengan kemampuan CLEO untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis, potensi pertumbuhan CLEO dalam beberapa tahun ke depan tampak sangat menjanjikan.
Sebagai langkah lanjutan, CLEO juga berencana untuk terus melakukan inovasi produk dan memperluas portofolio produknya guna mencapai berbagai segmen pasar di Indonesia. Dengan dukungan dari pemegang saham dan manajemen yang handal, CLEO siap mempertegas dominasinya di industri AMDK.
Berita kenaikan harga saham CLEO ini menunjukkan bagaimana langkah strategis dan keputusan manajemen dapat secara signifikan mempengaruhi sentimen pasar dan nilai saham perusahaan. Semua mata kini tertuju pada kinerja CLEO dalam beberapa bulan ke depan setelah masuknya mereka ke dalam MSCI Indonesia Small Cap Index.