Sembako

Harga Sembako di Riau Menjelang Ramadhan Tetap Stabil, Upaya Berkelanjutan oleh Pemerintah dan Aparat

Harga Sembako di Riau Menjelang Ramadhan Tetap Stabil, Upaya Berkelanjutan oleh Pemerintah dan Aparat
Harga Sembako di Riau Menjelang Ramadhan Tetap Stabil, Upaya Berkelanjutan oleh Pemerintah dan Aparat

JAKARTA – Menjelang bulan suci Ramadan 2025, masyarakat Riau dapat bernafas lega karena harga sembilan bahan pokok (Sembako) di provinsi tersebut terpantau stabil. Meskipun terdapat laporan mengenai peningkatan ketersediaan beberapa komoditi pokok seperti bawang merah, beras, dan minyak goreng, ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar menjelang bulan puasa. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Menengah Kecil (Disperindagkop dan UKM) Provinsi Riau, Tetty Nurdianti.

Menurut Tetty, peningkatan kebutuhan sembako saat bulan Ramadan sudah menjadi tren tahunan. "Seperti biasanya, keperluan masyarakat untuk konsumsi itu lebih tinggi karena memang tren-tren tahun sebelumnya kalau mau puasa," ujar Tetty. Ia menambahkan bahwa meskipun terdapat gejolak harga akibat peningkatan permintaan, hal tersebut masih bisa dikendalikan. Tetty juga menyebut bahwa kenaikan harga pasti terjadi terutama ketika mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) seperti Idulfitri.

Namun, ia menjelaskan bahwa kenaikan harga yang signifikan umumnya terjadi di daerah terluar seperti Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis. "Ini terjadi karena rute atau letak geografis yang jauh dari kota dan jauh dari provinsi penghasil. Sebab di Riau bukan daerah penghasil bahan pokok, di mana 70 persen masih bergantung ke provinsi-provinsi penghasil, seperti Sumbar, Sumut, Aceh dan pulau Jawa," terangnya.

Untuk mengatasi potensi kelangkaan bahan pokok tersebut, Disperindag Riau sudah mengambil langkah preventif. "Kami sudah melakukan kerja sama antar daerah dengan membawa BUMD pangan kita baik provinsi maupun Kota Pekanbaru untuk melakukan kerjasama dengan provinsi penghasil yaitu Sumbar. Kita difasilitasi oleh Bank Indonesia untuk melakukan kerjasama," katanya. Langkah ini diharapkan mampu menjamin pasokan bahan pokok di Riau tetap terjaga selama Ramadhan.

Dalam upaya memastikan stabilitas harga sembako ini, Kepolisian Daerah (Polda) Riau juga ikut turun tangan. Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto memastikan bahwa penegakan hukum akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang berupaya menimbun bahan pokok untuk menaikkan harga di pasaran. “Dari laporan yang kami terima, hingga saat ini harga bahan pokok stabil dan tidak ada kenaikan,” ujarnya.

Kombes Anom menegaskan, “Salah satu atensi bapak kapolda ialah menjaga stabilitas harga bahan pokok. Dimana bila ada oknum yang mencoba-coba bermain, pasti akan kami tindak tegas.”

Ditektorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) bersama dengan Subdit I, rutin melakukan pemantauan terhadap distribusi bahan pokok di pasar-pasar. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif preventif yang diambil oleh Polda Riau untuk memastikan tidak adanya pelanggaran yang dapat merugikan masyarakat luas.

Inisiatif ini tentu sangat penting melihat kondisi ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada kestabilan harga sembako, apalagi saat momen-momen besar seperti Ramadan dan Idulfitri. Kolaborasi antara pemerintah dan aparat penegak hukum ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi daerah.

Harapan kedepannya, dengan berbagai upaya kolaboratif ini, dapat mencegah kericuhan di pasar dan memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka tanpa dihadapkan dengan harga yang membebani. Penegasan dari pihak legislatif, eksekutif hingga aparat keamanan, diharapkan mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk menjalani ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan tenang.

Dengan beberapa langkah solutif ini, meskipun terdapat prediksi kenaikan harga, diharapkan dampaknya dapat diminimalisir dan masyarakat bisa merasakan manfaat dari upaya yang dilakukan bersama-sama oleh berbagai pihak. Hal ini adalah bukti nyata dari semangat gotong royong dalam mempertahankan kestabilan ekonomi daerah terutama pada banyaknya momen krusial.

Sementara itu, langkah-langkah ini juga diharapkan bisa menambah kesadaran dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga stabilitas dan mengantisipasi agar tidak terjadi panic buying yang justru dapat merugikan semua pihak. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan bijak dalam melakukan pembelian, terutama menjelang bulan yang suci bagi umat Islam ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index