JAKARTA — Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk menghapus mentalitas pesimistis dari sepak bola Indonesia. Dalam pernyataan yang disampaikan menjelang laga krusial Timnas Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Erick menekankan pentingnya sikap optimistis dan semangat juang sebagai fondasi utama dalam membangun prestasi sepak bola nasional.
Sebagai sosok yang telah memimpin PSSI selama dua tahun terakhir, Erick menilai bahwa sudah saatnya seluruh elemen sepak bola Indonesia — mulai dari pemain, pelatih, ofisial, hingga para pendukung meninggalkan pola pikir kalah sebelum bertanding. Ia menyampaikan bahwa pesimisme yang selama ini melekat harus diganti dengan keyakinan dan tekad untuk bisa bersaing di level tertinggi, termasuk dalam menghadapi tim-tim besar seperti China. "Kita tidak mau bicara gagal, kita bicara sukses dulu. Kenapa kita harus jadi bangsa pesimis terus sih, kita harus coba dulu dong. Saya tidak mau PSSI yang dibangun adalah PSSI yang pesimis," ujar Erick Thohir dengan tegas dalam konferensi pers.
Semangat Juang Tim Muda Jadi Inspirasi
Erick mencontohkan semangat pantang menyerah dari skuad U-17 Indonesia sebagai contoh sikap mental yang perlu ditanamkan di seluruh level tim nasional. Ia mengingat kembali bagaimana Timnas U-17 Indonesia tidak gentar ketika harus satu grup dengan Brasil, negara yang merupakan salah satu raksasa sepak bola dunia dengan empat gelar Piala Dunia U-17. "Ketika saya ketemu tim U17 kita, ketemu coach Nova, saya tanya 'Hai kita lawan Brasil, kalian gimana?', 'Pak Ketum, siapa tau 1-1', itu yang saya mau. Hasil bisa lain, tapi fight dulu. Masa dari dulu gini-gini aja. Mau lawan Korea, 'Oh pasti kalah', jangan begitu," ungkap Erick.
Menurutnya, keberanian untuk bermimpi besar dan berani menghadapi tantangan adalah sikap yang harus dimiliki setiap pemain. Meski hasil akhir bisa berbeda, semangat untuk berjuang dan tidak menyerah menjadi dasar penting yang harus ditanamkan dalam pembinaan sepak bola nasional.
Ujian Berat Hadapi Timnas China
Laga melawan China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi ujian tersendiri bagi Timnas Indonesia. Meski tampil di kandang sendiri dengan dukungan penuh suporter, pertandingan ini bukanlah tantangan ringan. Pada pertemuan pertama Oktober tahun lalu, skuad Garuda yang saat itu masih ditangani oleh Shin Tae-yong harus mengakui keunggulan China dengan skor 1-2. Satu-satunya gol Indonesia dicetak oleh Thom Haye di menit ke-86.
Pelatih kepala Timnas Indonesia saat ini, Patrick Kluivert, menyatakan bahwa dirinya dan para pemain sangat termotivasi untuk membalas kekalahan tersebut. Ia juga mengapresiasi kekuatan dan organisasi permainan dari Timnas China. "Timnas China adalah tim dengan kualitas bagus, memainkan sistem yang bagus," ujar Kluivert dalam konferensi pers pra-pertandingan. "Menurut saya, mereka sangat taktikal, sangat berenergi, mampu memaksimalkan ruang sempit, dan dapat menekan dengan baik," tambahnya.
Meskipun begitu, Kluivert mengingatkan para pemain untuk tetap fokus dan tidak meremehkan lawan. Menurutnya, laga ini akan menuntut konsentrasi penuh dan kesiapan mental agar tidak terjebak dalam permainan cepat dan taktis dari China. "Maka kami perlu waspada. Kami perlu fokus 100 persen ke permainan. Jangan menganggap enteng, karena semua orang tahu China adalah tim yang bagus," tutup Kluivert.
Fokus Bangun Fondasi Mental Kuat
Lebih jauh, Erick Thohir menekankan bahwa pembangunan sepak bola Indonesia tidak cukup hanya dengan infrastruktur dan program pelatihan, tetapi juga membutuhkan perombakan besar dalam hal pola pikir dan mentalitas. Ia ingin membentuk karakter pemain yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga keberanian dan optimisme.
Sejak menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Erick telah mendorong berbagai transformasi, termasuk peningkatan kualitas kompetisi, pembinaan usia dini, serta perbaikan manajemen di internal federasi. Namun, menurutnya, semua itu tidak akan cukup tanpa perubahan sikap dari seluruh pemangku kepentingan.
"Kemenangan bukan hanya soal skill, tapi juga soal mental. Kalau mental kita selalu rendah dan pesimistis, jangan harap bisa bersaing dengan negara-negara top dunia," ujar Erick dalam kesempatan berbeda.
Dukungan Publik Sangat Diperlukan
Erick juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan Timnas Indonesia, terutama dalam laga-laga penting seperti melawan China. Menurutnya, semangat dari suporter dapat menjadi energi tambahan bagi para pemain di lapangan.
“Kita semua harus menjadi bagian dari perubahan ini. Tidak ada lagi kata menyerah sebelum bertanding. Kita harus yakin dengan kemampuan sendiri dan terus memberikan dukungan, baik di stadion maupun dari rumah,” tegas Erick.
Harapan Tinggi Menjelang Laga
Dengan pendekatan mental yang lebih kuat dan semangat juang yang tinggi, harapan besar kini disematkan pada skuad Garuda untuk bisa mencetak hasil positif dalam laga kontra China. Pertandingan ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga menjadi simbol tekad Indonesia untuk menembus batas-batas lama dan menatap masa depan sepak bola yang lebih cerah.
PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir terus mendorong perubahan paradigma, dari pesimisme menuju optimisme, dari kalah mental menjadi juara mental. Sebuah misi yang tidak mudah, tetapi sangat mungkin terwujud jika seluruh elemen sepak bola Indonesia bersatu dan percaya bahwa kemenangan adalah sesuatu yang layak diperjuangkan.
Dengan bekal persiapan yang matang dan dukungan yang luas dari publik, laga melawan China bisa menjadi momentum penting untuk membuktikan bahwa sepak bola Indonesia tidak lagi takut untuk bermimpi besar.