JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya, terdapat sebuah sekolah yang menjadi simbol harapan bagi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera. Sekolah Pelita Permai, yang terletak di kawasan Lontar, Kecamatan Sambi Kerep, Surabaya Barat, berdiri sebagai bukti nyata bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Awal Mula yang Menginspirasi
Kisah berdirinya Sekolah Pelita Permai bermula pada tahun 2008, ketika Liana Christanty, pendiri Yayasan Kasih Pengharapan, secara tidak sengaja bertemu dengan tiga anak jalanan saat berjalan-jalan pagi bersama kedua anaknya. Salah satu dari mereka, Wawan, tidak mengetahui usianya dan belum bisa membaca atau menulis. Ketika diajak makan bersama, Wawan menyisihkan telur dan sosis dari nasi gorengnya untuk diberikan kepada adik-adiknya di rumah yang belum pernah mencicipi makanan tersebut.
Tersentuh oleh sikap Wawan, Liana mulai rutin mengunjungi anak-anak tersebut setiap Sabtu sore, membawakan makanan dan memberikan pengajaran dasar. Melihat banyaknya anak-anak yang buta huruf, Liana memutuskan untuk membuka kelas bimbingan belajar. Namun, tantangan muncul karena anak-anak lebih memilih mengamen untuk mendapatkan uang daripada belajar. Akhirnya, Liana memutuskan untuk membuka Taman Kanak-Kanak (TK) Pelita Permai pada Agustus 2008, dengan harapan dapat membentuk kebiasaan belajar sejak usia dini.
Visi dan Misi Sekolah
Sekolah Pelita Permai memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Misi sekolah ini meliputi:
-Menanamkan nilai-nilai kebenaran dalam segala aspek kehidupan.
-Mengembangkan karakter melalui pengamalan nilai-nilai kebenaran.
-Mengembangkan potensi peserta didik.
-Mengembangkan kemampuan matematik, linguistik, dan sains peserta didik.
-Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pengembangan karakter.
Program dan Kegiatan Sekolah
Sekolah Pelita Permai menyediakan pendidikan formal dari jenjang Kelompok Bermain (usia 4-5 tahun), Taman Kanak-Kanak A (usia 5-6 tahun), Taman Kanak-Kanak B (usia 6-7 tahun), hingga Sekolah Dasar kelas 1-6 (usia 7-12 tahun). Kurikulum yang digunakan mengikuti Standar Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia.
Selain pendidikan formal, sekolah ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mendukung perkembangan siswa, antara lain:
-Pelatihan kesehatan dan kebersihan, serta pemberian makanan sehat, vitamin, dan susu setiap minggunya.
-Pembentukan karakter dan pengembangan diri melalui konseling dan kegiatan ekstrakurikuler seperti tari, angklung, dan vocal group.
-Pembinaan kepada orang tua melalui pertemuan rutin untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam pendidikan anak.
Dampak dan Perkembangan
Sejak didirikan, Sekolah Pelita Permai telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2018, sekolah ini melayani sekitar 250 siswa yang berasal dari pemukiman kumuh di Surabaya Barat, seperti Tubanan, Gadel, dan Sambisari. Mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai pemulung, sopir, satpam, penjual koran, pengamen, buruh bangunan, dan pembantu rumah tangga.
Sekolah ini juga aktif dalam pemberdayaan komunitas melalui pelatihan kerja bagi orang tua, bimbingan belajar gratis bagi warga sekitar, serta pembinaan komunitas anak dan remaja. Selain itu, Sekolah Pelita Permai menyediakan beasiswa dan bantuan lainnya untuk memastikan anak-anak tetap dapat mengakses pendidikan.
Dukungan dan Pengakuan
Upaya Sekolah Pelita Permai dalam menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak kurang mampu telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Melalui platform penggalangan dana, sekolah ini berhasil mengumpulkan donasi untuk memenuhi kebutuhan operasional, seperti pembelian peralatan sekolah dan alat-alat komputer.
Pada tahun 2014, Liana Christanty diundang dalam acara Kick Andy untuk membagikan kisah inspiratifnya dalam mendirikan sekolah ini. Pengakuan ini menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras Liana serta timnya telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Tantangan dan Harapan
Meskipun telah mencapai banyak hal, Sekolah Pelita Permai masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pendanaan dan keberlanjutan program. Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak signifikan terhadap operasional sekolah dan kehidupan siswa. Namun, dengan semangat gotong royong dan dukungan dari masyarakat, sekolah ini terus berupaya untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak kurang mampu.
Liana Christanty menyatakan, “Kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, terlepas dari latar belakang ekonomi mereka.”
Sekolah Pelita Permai adalah contoh nyata bahwa pendidikan dapat menjadi alat untuk mengubah kehidupan anak-anak dari keluarga pra-sejahtera. Dengan dedikasi, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, sekolah ini telah memberikan harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi banyak anak di Surabaya Barat.
Kisah inspiratif ini mengingatkan kita bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan hati yang tulus.