JAKARTA — Sistem pendidikan di Indonesia terus bergerak maju untuk menyesuaikan diri dengan tantangan zaman. Salah satu pendekatan yang kini mulai diperkenalkan sebagai penguatan kebijakan adalah pembelajaran mendalam atau deep learning, yang mulai diterapkan di Kalimantan Timur (Kaltim). Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Komisi X DPR RI sebagai bagian dari upaya menyempurnakan mutu pendidikan nasional.
Komisi X DPR RI menggelar workshop bertajuk "Membangun Pembelajaran Mendalam yang Efektif dan Inovatif" di Hotel Harris, Samarinda. Kegiatan ini dihadiri oleh para pendidik, pejabat daerah, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam bukanlah upaya mengganti program Merdeka Belajar, melainkan merupakan bentuk penguatan yang bertujuan menjawab tantangan pendidikan abad 21 yang semakin kompleks dan dinamis. “Sebagaimana Merdeka Belajar yang tidak mengganti kurikulum lama, pembelajaran mendalam hadir untuk melengkapi dan memperkuat sistem pendidikan kita. Ini adalah bentuk adaptasi terhadap perkembangan zaman,” tegas Hetifah.
Menurutnya, Kalimantan Timur sebagai provinsi dengan potensi besar di bidang sumber daya alam dan SDM, membutuhkan sistem pendidikan yang adaptif dan visioner agar menghasilkan generasi yang tidak hanya kompeten di dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global. “Anak-anak Kaltim harus siap jadi pengusaha, pekerja unggul, atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Pemerintah provinsi sudah memberikan fasilitas, dan dari pusat, kami terus mendorong melalui berbagai bentuk beasiswa,” tambah Hetifah.
Guru Jadi Pilar Utama
Dalam transformasi pendidikan menuju pendekatan pembelajaran mendalam, peran guru menjadi sangat sentral. Guru bukan hanya dituntut untuk mengajar, tetapi juga memahami karakteristik setiap siswa, merancang strategi pengajaran yang sesuai, dan terus mengembangkan kapasitas diri.
Hetifah menekankan bahwa guru yang berpengalaman sekalipun tetap harus mengikuti perkembangan zaman melalui program reskilling dan upskilling. “Kunci dari keberhasilan pendidikan ada pada guru. Mereka perlu terus belajar dan beradaptasi dengan pendekatan-pendekatan baru. Pembelajaran mendalam menuntut mereka untuk memahami bahwa tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama,” ujarnya.
Konsep pembelajaran mendalam juga selaras dengan tujuan Indonesia dalam meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA), yakni pengukuran kemampuan siswa dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi. “Kalau anak-anak kita hanya bisa membaca tapi tidak memahami, apalagi tidak bisa memanfaatkan informasi itu, maka kita akan terus tertinggal. Tes-tes seperti PISA itulah yang mengukur kemampuan tersebut,” jelas Hetifah.
Tidak Hanya Akademik, Mental Juga Penting
Salah satu keunggulan dari pendekatan pembelajaran mendalam adalah perhatian yang seimbang antara aspek akademik dan non-akademik. Kesehatan mental siswa menjadi fokus penting dalam model ini. Lingkungan belajar yang suportif dari guru dan orang tua harus dibangun agar siswa tidak merasa tertekan dalam proses belajar.
Hetifah mencontohkan bagaimana penggunaan kecerdasan buatan seperti ChatGPT oleh siswa seharusnya tidak dipandang negatif. Justru, teknologi itu bisa menjadi alat bantu yang kuat jika dimanfaatkan dengan benar. “Anak-anak sekarang punya pendekatan belajar yang berbeda. Kita harus memahami dan menyesuaikan diri, bukan curiga berlebihan,” katanya.
Fleksibilitas dan Personalisasi Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran mendalam menuntut strategi yang fleksibel dan personal. Guru perlu memahami kondisi dan keunikan masing-masing siswa. Hal ini sangat penting karena kemampuan belajar tiap individu berbeda-beda. Tidak semua siswa bisa menyerap materi dengan cara yang sama atau dalam waktu yang sama.
Dengan demikian, sistem pendidikan di Kaltim diarahkan untuk memberi ruang lebih besar kepada pendekatan yang memanusiakan proses belajar, memperkuat rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.
Namun, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Hetifah mengakui bahwa pemerataan akses pendidikan di Kaltim masih menjadi pekerjaan rumah besar, terutama di wilayah-wilayah pelosok. Meski begitu, langkah konkret seperti peningkatan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) dan program pendidikan gratis terus diupayakan. “Model pembelajaran mendalam bukan kurikulum baru, tapi pendekatan untuk menutup kesenjangan kualitas pendidikan yang masih ada,” jelas Hetifah.
Perlu Sistem Pendukung yang Kuat
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Surasa, menambahkan bahwa keberhasilan pendekatan pembelajaran mendalam tidak cukup hanya dengan infrastruktur. Ia menekankan perlunya sistem pendidikan yang terintegrasi dan kolaboratif. “Harus ada sistem pendukung yang solid. Guru, ekosistem pendidikan yang sehat, dan perencanaan yang matang sangat diperlukan. Kami bisa belajar dari Jepang yang berhasil menerapkan pendekatan serupa dalam sistem pendidikan vokasional mereka,” terang Surasa.
Menurutnya, pendidikan vokasi di Jepang menjadi contoh yang berhasil karena adanya keterpaduan antara kebijakan pemerintah, kesiapan tenaga pendidik, keterlibatan industri, dan kesadaran masyarakat.
Melalui kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya—pembelajaran mendalam diharapkan bisa menjadi katalis dalam transformasi pendidikan Kaltim, sekaligus model bagi daerah-daerah lain di Indonesia. “Kami ingin menciptakan anak-anak yang tidak hanya tahu dan paham, tapi mampu mencipta. Karena dari sanalah muncul kesejahteraan masyarakat yang diamanatkan undang-undang,” pungkas Surasa.
Komitmen Jangka Panjang untuk Masa Depan Pendidikan
Transformasi pendidikan bukanlah proyek jangka pendek. Pendekatan pembelajaran mendalam yang kini diperkenalkan di Kaltim memerlukan komitmen berkelanjutan, baik dalam bentuk pelatihan guru, penguatan kurikulum, penyediaan teknologi pendidikan, hingga pengawasan pelaksanaan di lapangan.
Dengan semangat gotong royong dan keterlibatan semua pihak, cita-cita menciptakan pendidikan yang adil, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan zaman bisa tercapai. Kaltim kini menjadi salah satu pelopor dalam implementasi pembelajaran mendalam di Indonesia langkah awal yang bisa membuka pintu menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan transformatif.