JAKARTA — Kota Solo kembali menunjukkan komitmennya sebagai destinasi sport tourism unggulan di Indonesia. Melalui ajang Tour de Surakarta 2025 yang akan digelar pada 30 Agustus 2025, Kota Bengawan ini tidak hanya menyajikan event olahraga semata, tetapi juga memadukan unsur budaya, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Event balap sepeda ini digagas oleh Solo Cycling Community (SCC) yang bekerja sama dengan CIMB Niaga sebagai sponsor utama. Kehadiran event ini dinilai menjadi momentum penting dalam mendukung gaya hidup sehat serta memperkenalkan kekayaan budaya dan keindahan alam Solo dan sekitarnya kepada masyarakat nasional maupun internasional.
Perpaduan Olahraga dan Budaya dalam Satu Ajang
Ketua Panitia Tour de Surakarta 2025, Suryo Danu Kusumo, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata ajang kompetisi fisik, namun juga sebagai cara memperkenalkan nilai-nilai budaya dan potensi lokal Kota Solo.
“SCC adalah sebuah komunitas sepeda yang telah berdiri sejak tahun 2009 dan terus aktif mengembangkan budaya bersepeda di Solo Raya. Kami percaya bahwa bersepeda bukan hanya olahraga, tapi juga gaya hidup, cara berinteraksi, dan medium untuk mengenalkan potensi lokal baik dari sisi budaya, pariwisata, maupun ekonomi kreatif,” ujarnya,.
Dengan mengusung konsep sport tourism, para peserta akan menempuh rute sepanjang 100 kilometer, melewati sejumlah ikon budaya dan destinasi alam dari Kota Solo hingga Kabupaten Karanganyar.
Lintasan Eksotis dengan Sentuhan Tradisi
Rute yang dirancang untuk Tour de Surakarta 2025 mengalami penyempurnaan dibandingkan tahun sebelumnya. Race Director Yohanes Teknowijoyo mengatakan rute kali ini menawarkan pengalaman visual dan tantangan fisik yang lebih kaya.
“Peserta dipastikan tidak akan bosan dengan rute. Kita akan melewati rute ikonik Kota Solo, start dan finish di Benteng Vastenburg. Kemudian ikon-ikon yang kita lewati nanti seperti Keraton Kasunanan Surakarta, Pasar Klewer, Stadion Manahan, Jembatan Joglo, Tugu Keris, Masjid Raya Sheikh Zayed ke timur menuju daerah pegunungan Lawu di Karanganyar,” jelas Yohanes.
Ia menambahkan, titik paling menantang berada di segmen Kemuning, jalur sepanjang 18 kilometer yang dijuluki sebagai King and Queen of Mountains.
Tak hanya memberikan tantangan fisik, rute ini juga dirancang untuk menyentuh sisi emosional para peserta. Dengan melewati berbagai titik bersejarah dan pemandangan alam yang memukau, Tour de Surakarta diharapkan mampu memberikan pengalaman bersepeda yang tak terlupakan.
Targetkan 1.000 Peserta Domestik dan Internasional
Tour de Surakarta 2025 menargetkan partisipasi sebanyak 1.000 peserta, yang berasal dari berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara lain. Panitia optimistis target ini bisa tercapai mengingat antusiasme komunitas sepeda yang terus meningkat serta reputasi event yang makin dikenal.
Penyelenggara juga terus melakukan promosi melalui berbagai platform media sosial, komunitas olahraga, hingga dukungan dari institusi pemerintahan daerah. Dengan kombinasi olahraga, pariwisata, dan budaya, Tour de Surakarta menjadi magnet kuat bagi para penggemar cycling adventure.
Dukungan CIMB Niaga: Dorong Literasi Keuangan dan UMKM
Komitmen CIMB Niaga dalam mendukung event ini juga menjadi bagian penting dari kesuksesan Tour de Surakarta. Bank swasta tersebut kembali menjadi sponsor utama untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
Branch Area Head Jawa Tengah Area V CIMB Niaga, Aryani Winarno, menegaskan bahwa keterlibatan pihaknya bukan hanya sebatas dukungan finansial, tetapi juga untuk mengusung nilai keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Melalui partisipasi ini, CIMB Niaga juga memperkenalkan nilai-nilai keberlanjutan yang diwujudkan melalui sinergi antara olahraga, budaya, dan meningkatkan literasi keuangan melalui layanan perbankan digital,” ujar Aryani.
Lebih lanjut, Aryani menekankan bahwa Tour de Surakarta juga menjadi wahana edukatif, yang secara langsung berperan dalam mempromosikan gaya hidup sehat, pelestarian budaya lokal, serta memperkuat ekosistem UMKM di daerah yang dilintasi rute balapan.
Sport Tourism Sebagai Strategi Promosi Daerah
Pemerintah Kota Surakarta telah lama mencanangkan pengembangan sport tourism sebagai bagian dari strategi memperluas sektor pariwisata. Event seperti Tour de Surakarta menjadi ajang penting dalam menggerakkan perekonomian lokal, meningkatkan okupansi hotel, serta memperkenalkan kekayaan budaya kepada masyarakat luas.
Dengan melibatkan komunitas lokal, pelaku ekonomi kreatif, serta UMKM di sepanjang rute, dampak ekonomi dari event ini diyakini akan signifikan. Selain itu, penyelenggara juga berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam melalui program edukasi selama pelaksanaan kegiatan.
Harapan Menjadikan Solo sebagai Ikon Event Berbasis Olahraga
Konsistensi dalam penyelenggaraan event-event olahraga berskala nasional dan internasional menjadikan Solo sebagai kota yang patut diperhitungkan dalam peta sport tourism Indonesia. Selain Tour de Surakarta, sebelumnya Solo juga sukses menjadi tuan rumah berbagai ajang seperti Solo Half Marathon, Solo Triathlon, dan pertandingan internasional lainnya.
Dengan perencanaan matang dan dukungan dari berbagai pihak, Tour de Surakarta 2025 diharapkan dapat menjadi ikon baru penyelenggaraan event berbasis olahraga di Tanah Air.
“Kami ingin setiap peserta mendapatkan pengalaman yang bukan hanya menantang secara fisik, tapi juga menyentuh secara emosional dan budaya. Kami juga sangat mengapresiasi kepercayaan dan konsistensi dari CIMB Niaga. Dukungan ini bukan hanya berarti secara finansial, tapi juga mendukung visi besar yakni mendorong gaya hidup sehat, memperluas literasi keuangan digital, dan memperkuat sinergi antara olahraga dan sektor UMKM lokal,” kata Suryo Danu Kusumo menegaskan kembali.
Tour de Surakarta 2025 adalah bukti bahwa olahraga dapat menjadi sarana ampuh untuk memperkuat jati diri budaya, memperluas promosi daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan menggabungkan kekuatan olahraga, budaya, dan ekonomi kreatif, Kota Solo kini melangkah mantap sebagai destinasi utama sport tourism Indonesia.