JAKARTA - Mimpi besar yang diusung tim sepak bola Kabupaten Mojokerto di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 memang belum sepenuhnya terwujud. Namun, semangat dan daya juang mereka telah menyentuh hati banyak orang. Bertanding dengan determinasi tinggi, Mojokerto harus puas meraih medali perak setelah kalah dalam drama adu penalti melawan tim tangguh dari Kota Surabaya di Stadion Kahuripan, Kepanjen, Malang.
Laga final berlangsung menegangkan sejak peluit awal dibunyikan. Kedua tim saling menekan, menciptakan sejumlah peluang yang membuat suporter di stadion tak henti bersorak. Namun hingga waktu normal berakhir, kedudukan tetap imbang tanpa gol. Adu penalti pun menjadi penentu nasib, dan di sinilah keberuntungan lebih berpihak kepada tim Kota Surabaya yang menang tipis dengan skor 3-2.
Meski gagal membawa pulang medali emas, torehan perak ini tak lantas mengecilkan arti perjuangan anak-anak Mojokerto. Justru sebaliknya, pencapaian ini menjadi simbol keberanian dan kerja keras yang patut diapresiasi.
Bupati Mojokerto Dr. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum., atau yang akrab disapa Gus Barra, menjadi salah satu sosok yang turut hadir memberikan dukungan langsung di stadion. Bersama Wakil Bupati dr. Muhammad Rizal Zakaria, Sekda Drs. Teguh Gunarto, M.Si., serta jajaran kepala OPD dan camat, Gus Barra menyampaikan rasa bangganya atas penampilan tim.
“Kita patut memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim. Mereka sudah menunjukkan permainan yang luar biasa. Hanya saja, hasil adu penalti memang lebih banyak mengandalkan keberuntungan,” kata Gus Barra kepada media usai pertandingan.
Semangat yang ditunjukkan para pemain Mojokerto bukan hanya tentang fisik dan teknik, tetapi juga tentang mental juara. Mereka tidak gentar menghadapi lawan kuat, tetap disiplin dalam taktik, dan menjaga semangat kolektif sepanjang laga.
Ketua KONI Kabupaten Mojokerto, Imam Suyono, menyebut keberhasilan menembus partai final sebagai tonggak sejarah baru bagi olahraga sepak bola di daerah tersebut.
“Medali perak ini bukan kegagalan, tapi justru prestasi yang layak diapresiasi. Ini menjadi motivasi untuk lebih baik lagi di Porprov mendatang,” ujarnya penuh keyakinan.
Ia juga menegaskan bahwa tim Mojokerto telah menunjukkan kapasitas yang patut dibanggakan oleh seluruh masyarakat, terlebih karena mampu bertahan hingga tahap akhir kompetisi yang sangat kompetitif.
Manajer tim, Ahmad Luthfi Ramandhani, yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, mengungkapkan bahwa hasil ini telah sesuai dengan target realistis yang dicanangkan sejak awal turnamen.
“Masuk final sudah menjadi pencapaian besar. Kami bersyukur bisa membawa pulang medali perak, meskipun harapan meraih emas belum terwujud,” jelas Ahmad Luthfi.
Meski begitu, Ahmad Luthfi tetap merasa bertanggung jawab atas hasil akhir dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Mojokerto.
“Sebagai manajer, saya memohon maaf karena belum mampu mempersembahkan medali emas. Tapi kami akan terus berupaya agar ke depan, tim ini bisa lebih bersinar,” tegasnya.
Pertandingan final sendiri menjadi panggung emosi. Dari lima algojo penalti Mojokerto, hanya dua yang sukses menunaikan tugasnya. Sementara Surabaya juga mengalami dua kegagalan. Namun satu gol tambahan cukup untuk mengantarkan mereka ke podium tertinggi.
Walau hasil akhir tidak memihak, para pemain Mojokerto pulang dengan kepala tegak. Mereka telah memberi pertarungan yang pantas dan membanggakan. Tidak hanya untuk Mojokerto, tetapi juga sebagai inspirasi bagi banyak daerah lain bahwa semangat juang dan kerja keras tak pernah sia-sia.
Dukungan langsung dari para pemimpin daerah juga menjadi bukti bahwa tim ini memiliki perhatian besar dari pemerintah. Hal ini tentu menjadi penyemangat tersendiri bagi para atlet muda untuk terus berlatih dan mengasah kemampuan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Ke depan, dengan pembinaan yang lebih terstruktur dan fasilitas yang memadai, bukan tidak mungkin tim sepak bola Kabupaten Mojokerto akan menjadi kekuatan besar di level regional maupun nasional. Mereka telah menanamkan benih kepercayaan dan harapan yang kini tengah tumbuh di hati warga Bumi Majapahit.
Medali perak di Porprov kali ini menjadi awal dari perjalanan panjang. Sebuah penegasan bahwa Mojokerto bukan sekadar peserta, melainkan pesaing tangguh yang siap mencetak sejarah baru.