JAKARTA - Upaya memperkuat karakter generasi muda Indonesia kembali ditegaskan melalui kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pancasila dan Buku Teks Utama (BTU) yang digelar di Kota Ambon. Kegiatan ini menjadi bagian dari program besar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, yang menyasar ratusan tenaga pendidik sebagai ujung tombak penguatan nilai-nilai luhur bangsa di lingkungan sekolah.
Sebanyak 300 guru dari berbagai satuan pendidikan dasar dan menengah di Kota Ambon terlibat aktif dalam sosialisasi tersebut. Acara ini berlangsung di salah satu hotel di Ambon selama dua hari, dengan menghadirkan para narasumber berpengalaman di bidang pembinaan ideologi kebangsaan.
Kepala BPIP, Prof. KH. Yudian Wahyudi, menekankan pentingnya kehadiran kembali pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional. Menurutnya, selama lebih dari dua dekade, pendidikan Pancasila sempat menghilang dari kurikulum formal. Sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam mengisi kekosongan tersebut, dan menyusun kembali fondasi pendidikan karakter bagi pelajar Indonesia.
“Pendidikan Pancasila tidak hanya ditujukan untuk siswa, tetapi juga untuk guru. Karena guru memiliki peran sentral dalam menyampaikan dan mentransformasikan nilai-nilai luhur bangsa kepada peserta didik. Buku Teks Utama yang kami susun pun terdiri dari 30 persen pengetahuan dan 70 persen praktik,” terang Yudian.
Dalam kegiatan ini, para pendidik diberikan pemahaman mendalam mengenai isi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila yang telah disusun secara sistematis dan aplikatif. Buku-buku tersebut disiapkan secara khusus oleh BPIP bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023, menyusul diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang pendidikan nasional.
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP, Surahno, mengungkapkan bahwa sebanyak 24 buku telah diterbitkan, terdiri dari 12 buku untuk guru dan 12 untuk murid. Buku-buku tersebut akan menjadi sumber belajar wajib di satuan pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi.
“Sudah lebih dari 20 tahun pendidikan Pancasila tidak hadir secara konsisten di sekolah. Kini dengan dasar hukum yang kuat dan buku teks yang siap digunakan, para guru menjadi tumpuan dalam membangun kembali pendidikan karakter di tanah air,” ujar Surahno.
Ia menambahkan bahwa pendidikan Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga berkarakter kuat, menjunjung nilai-nilai kebangsaan, dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, menyambut baik kegiatan ini. Ia menyampaikan apresiasi kepada BPIP atas inisiatif strategis dalam menyelenggarakan sosialisasi tersebut di daerah. Menurutnya, tantangan yang dihadapi masyarakat di era saat ini sangat kompleks, termasuk perubahan perilaku sosial dan dampak dari arus globalisasi.
“Perubahan zaman membawa dampak besar pada cara pandang dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi sangat penting karena mengembalikan semangat kebangsaan kita melalui jalur pendidikan. Ini akan memperkuat pondasi kebangsaan melalui anak-anak didik kita,” jelas Bodewin.
Ia menilai bahwa pendidikan Pancasila sangat relevan sebagai jawaban atas kebutuhan generasi yang tidak hanya pintar secara intelektual, namun juga memiliki moralitas yang kuat. Bodewin berharap para guru yang mengikuti kegiatan ini bisa langsung mengimplementasikan materi yang diperoleh ke dalam pembelajaran di sekolah.
“Anak-anak perlu dikenalkan kembali dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup, agar mereka memiliki karakter yang baik dan mampu menjadi pemimpin masa depan yang berlandaskan nilai kebangsaan,” lanjutnya.
Sosialisasi ini juga menjadi wadah bagi para guru untuk berdiskusi langsung dengan para pakar kebangsaan serta memahami bagaimana pendidikan Pancasila bisa dijalankan secara kontekstual di kelas. Para peserta pun diberikan modul dan pelatihan interaktif sebagai bekal dalam mengajarkan materi kepada para siswa.
Melalui kegiatan ini, BPIP ingin memastikan bahwa setiap satuan pendidikan di Indonesia, baik di tingkat dasar maupun menengah, memiliki pemahaman yang sama terhadap pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membentuk jati diri bangsa.
Harapannya, dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pendidik, pendidikan Pancasila tidak hanya menjadi mata pelajaran, tetapi juga menjadi gerakan nyata dalam membentuk manusia Indonesia yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing tinggi di tengah arus globalisasi.
Langkah seperti yang dilakukan di Ambon ini menjadi bukti nyata bahwa penguatan pendidikan ideologi kebangsaan sedang bergerak maju, dimulai dari akar rumput pendidikan. Dengan kehadiran para guru sebagai agen perubahan, masa depan bangsa yang berlandaskan Pancasila diyakini akan semakin kokoh.