Industri

Industri Lokal Makin Percaya Diri Hadapi Impor

Industri Lokal Makin Percaya Diri Hadapi Impor
Industri Lokal Makin Percaya Diri Hadapi Impor

JAKARTA - Optimisme terhadap kekuatan industri nasional kembali digaungkan, kali ini melalui pernyataan dari Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) RI, Douglas Uan Riwaru Karouw. Dalam sebuah kesempatan, ia menyampaikan keprihatinan sekaligus dorongan semangat agar masyarakat tidak lagi memandang rendah potensi dan kualitas industri dalam negeri, terutama ketika banyak produk impor membanjiri pasar Indonesia.

Alih-alih merasa gentar atau menganggap industri nasional tak mampu bersaing, Douglas menekankan pentingnya mengubah cara pandang. Ia mengajak semua pihak untuk lebih percaya pada kemampuan anak bangsa dan sektor industri yang telah berkembang dengan signifikan.

"Kadang kita merasa kita enggak mampu, karena kita lihat yang beredar barang-barang dari luar. Maka seakan-akan kita menjadi bangsa yang tidak mampu, tidak berdaya," ujarnya.

Bagi Douglas, persepsi seperti itu harus segera ditinggalkan. Pasalnya, industri nasional sebenarnya telah mencatatkan berbagai capaian penting yang membuktikan ketangguhannya. Hanya saja, masih ada tantangan dalam mengelola ekspektasi masyarakat dan persepsi umum terhadap produk lokal.

Wamenperin mengungkapkan bahwa banyak pelaku industri Indonesia telah menunjukkan ketekunan dan inovasi luar biasa. Produk-produk mereka tidak kalah kualitasnya dengan buatan luar negeri. Bahkan, dalam banyak kasus, beberapa barang hasil industri dalam negeri telah menembus pasar ekspor dan mendapat apresiasi positif di luar negeri.

Namun, ia menyadari bahwa keberadaan produk impor di pasaran kerap memicu anggapan bahwa barang buatan lokal kalah bersaing. Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.

"Kalau di luar negeri tidak menemukan produk Indonesia, kita harus cari tahu kenapa. Tapi bukan berarti kita tidak mampu," tegas Douglas sambil mengajak publik untuk lebih proaktif mencari solusi dan peluang.

Ia menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri agar produk-produk dalam negeri memiliki daya saing tinggi, baik dari segi kualitas maupun harga. Kebijakan strategis juga terus diupayakan oleh Kementerian Perindustrian guna menciptakan ekosistem usaha yang mendukung pertumbuhan industri nasional.

Menurut Douglas, kementerian terus berupaya memberikan insentif dan fasilitas yang mendukung perkembangan sektor industri, termasuk melalui pelatihan vokasi, pembinaan industri kecil dan menengah, serta dorongan pada transformasi digital.

Ia juga berharap masyarakat bisa turut serta dalam memperkuat posisi industri dalam negeri. Salah satunya adalah dengan memberikan apresiasi dan kepercayaan terhadap produk-produk lokal, bukan hanya karena semangat nasionalisme, tetapi karena memang banyak di antaranya memiliki mutu yang unggul.

"Orang kita banyak yang hebat-hebat, tetapi kadang-kadang kita tidak percaya pada kehebatan kita sendiri," ujar Douglas, menyampaikan pesan mendalam soal pentingnya kepercayaan diri bangsa.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa keberadaan produk impor di pasar Indonesia tidak semestinya menjadi ancaman, melainkan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan kualitas dan inovasi industri lokal. Persaingan, menurutnya, harus disikapi secara sehat dan produktif.

Menyinggung kebijakan industri nasional, Douglas mengingatkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Upaya peningkatan daya saing terus dilakukan, termasuk memperbaiki rantai pasok, meningkatkan produktivitas, serta memperluas akses pasar domestik dan global.

Douglas pun menyampaikan bahwa banyak perusahaan dalam negeri telah mampu menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi di berbagai sektor, mulai dari tekstil, makanan dan minuman, hingga manufaktur berbasis teknologi. Produk-produk tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga mulai menembus pasar ekspor.

Kepercayaan terhadap potensi industri lokal, kata dia, adalah modal penting dalam menggerakkan roda perekonomian. Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak—terutama generasi muda dan para pelaku UMKM—untuk terus berinovasi dan tidak mudah menyerah dalam membangun usaha.

Dalam konteks globalisasi dan pasar bebas, kemampuan adaptasi dan inovasi menjadi kunci utama. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendampingi sektor industri nasional agar tetap relevan dan kompetitif di tengah dinamika global.

Douglas juga menyampaikan harapannya agar pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan industri dapat diperluas dan ditingkatkan mutunya. Hal ini penting untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri masa kini.

Di akhir pernyataannya, ia menggarisbawahi bahwa masa depan industri nasional ada di tangan kita semua. Keberhasilan industri Indonesia bukan hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah atau kekuatan pasar, tapi juga oleh seberapa besar masyarakat percaya dan mendukung hasil karya bangsanya sendiri.

"Kalau kita tidak yakin dengan kemampuan kita, siapa lagi yang akan yakin?" pungkasnya.

Melalui pesan ini, Douglas ingin membangun kesadaran bahwa industri Indonesia punya fondasi yang kuat. Yang diperlukan adalah sinergi, optimisme, dan semangat kolaboratif dari seluruh elemen bangsa.

Dengan strategi yang tepat, dukungan kebijakan, dan partisipasi aktif masyarakat, industri nasional diyakini mampu terus tumbuh dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index