JAKARTA - Barcelona kembali menunjukkan konsistensinya dalam mencetak talenta muda berbakat lewat akademi La Masia. Salah satu nama yang kini mulai mencuri perhatian adalah Pedro Fernandez Sarmiento, atau akrab disapa Dro, seorang gelandang serang berdarah Filipina yang baru berusia 17 tahun. Aksi briliannya dalam laga persahabatan melawan Vissel Kobe menjadi pembuktian bahwa Barcelona memiliki bintang baru yang siap bersinar di bawah arahan Hansi Flick.
Dro tampil penuh percaya diri meskipun ini adalah debut pertamanya bersama tim utama. Masuk menggantikan Marcus Rashford di menit ke-78, pemain muda tersebut hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mencetak gol. Sebuah gol voli dari tepi kotak penalti langsung menjadi bukti kemampuannya yang luar biasa.
Gol tersebut menjadi penutup kemenangan 3-1 Barcelona atas Vissel Kobe. Momen itu pun menjadikan nama Dro diperbincangkan sebagai calon bintang masa depan. Padahal, sebelumnya semua sorotan tertuju pada Rashford, yang juga menjalani laga perdananya dengan seragam Barcelona.
Proses gol yang dicetak Dro tak lepas dari kepiawaiannya dalam membaca permainan. Ketika Robert Lewandowski dan Dani Olmo menciptakan ancaman ke kotak penalti lawan, Dro menunjukkan visi dan ketajaman naluri menyerang. Ia berlari ke ruang terbuka di sisi luar kotak penalti, lalu menyambut bola liar dengan tembakan keras yang tak mampu diantisipasi kiper Shota Arai.
Pasca pertandingan, Dro mengungkapkan rasa haru dan ketegangan yang ia alami sebelum masuk ke lapangan. Pemain berdarah Filipina itu tidak menyangka bisa mencetak gol dalam penampilan perdananya.
“Hansi mengatakan padaku untuk menikmati permainan, melakukan apa yang aku tahu tentang bola, dan menekan lawan saat tidak menguasai bola,” ujarnya mengenai arahan dari pelatih kepala Hansi Flick.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bagaimana sambutan hangat dari rekan-rekannya di lapangan membuatnya merasa tenang dan termotivasi.
“Semua orang mengucapkan selamat pada saya dan memberikan kebahagiaan kepada saya. Saya bahkan tidak percaya saat mencetak gol, bahkan tidak tahu cara merayakannya,” ucapnya dengan jujur.
Dro menyebutkan bahwa ia merasa sangat bahagia dan terhormat bisa mencetak gol pertamanya bersama klub sebesar Barcelona.
“Luar biasa, serius. Saya masuk dengan gugup, mencetak gol pertama dan berhasil. Sangat bahagia. Ini pertama kalinya (mencetak gol) bersama klub terbaik di dunia dan saya sangat gugup. Tapi saya bicara dengan Hansi, rekan setim, dan mereka menenangkan saya,” tambahnya.
Perjalanan Dro hingga bisa mencetak gol untuk tim utama Barcelona berawal dari tempat sederhana. Ia mengembangkan bakat sepak bolanya di Sekolah Sepak Bola Val Minor, tempat ia belajar dasar-dasar permainan dan membangun karakter sebagai pesepak bola.
Selama hampir sepuluh tahun, Dro menjalani latihan dan pembentukan diri yang menjadi pondasi permainannya saat ini. Salah satu pelatihnya di Val Minor, Javi Roxo, mengenang masa awal pertemuan dengan sang pemain.
“Dia baru berusia empat tahun, dan sempat menangis karena takut. Tapi setelah itu, kami langsung tahu bahwa anak ini istimewa,” kenang Roxo.
Kini, hanya dalam usia remaja, Dro sudah bisa menyatu dengan gaya permainan khas Barcelona yang dikenal mengutamakan penguasaan bola dan kreativitas di lini tengah. Gaya bermainnya pun kerap dibandingkan dengan legenda Barcelona, Andres Iniesta, baik dalam hal ketenangan, visi permainan, maupun kecerdasan dalam mengambil keputusan di lapangan.
Kehadiran Dro memberi warna baru dalam proyek pembangunan ulang Barcelona di bawah kepemimpinan Hansi Flick. Dengan potensi luar biasa yang ia miliki, ditambah kepercayaan dari tim pelatih, bukan tidak mungkin Dro akan menjadi bagian penting dari skuad utama dalam waktu dekat.
Kisah Pedro Fernandez Sarmiento mencerminkan keberhasilan filosofi jangka panjang Barcelona dalam membina pemain muda dari usia dini hingga siap tampil di panggung tertinggi sepak bola dunia. Dalam era persaingan yang semakin ketat, La Masia terus menegaskan perannya sebagai ladang emas talenta, dan nama Dro kini berada dalam daftar pemain yang patut dinanti kiprahnya.
Langkah awalnya sudah memberi harapan. Kini tinggal bagaimana Dro menjaga konsistensi dan terus berkembang dalam lingkungan kompetitif di level tertinggi. Bila hal itu terus ia lakukan, bukan tidak mungkin namanya akan sejajar dengan para legenda yang lahir dari La Masia sebelumnya.