JAKARTA - Suasana penuh kehangatan dan sportivitas menyelimuti pertemuan antara dua masjid Muhammadiyah, yakni Masjid Al-Muhajirin Banjarmasin dan Masjid At-Taqwa Banjarbaru. Kali ini, bukan dalam bentuk pengajian atau kajian keislaman, melainkan melalui pertandingan tenis meja persahabatan yang berlangsung di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Banjarmasin.
Kegiatan ini menjadi momen kunjungan balasan dari tim Masjid At-Taqwa Banjarbaru setelah sebelumnya Masjid Al-Muhajirin melakukan silaturahmi serupa. Namun lebih dari sekadar pertandingan, pertemuan ini mengukuhkan pentingnya olahraga sebagai jembatan ukhuwah antarjamaah masjid.
Ketua Masjid Al-Muhajirin, Dr. M. Arif Budiman, menegaskan nilai penting dari kegiatan ini. Menurutnya, olahraga dapat menjadi wahana mempererat persaudaraan umat sekaligus memperkuat sinergi dalam menjalankan misi dakwah. “Melalui kegiatan seperti ini, kita berharap dapat terus memperkuat silaturahmi dan kerjasama dakwah di antara masjid-masjid Muhammadiyah. Harapannya ke depan dapat terus rutin digelar dengan melibatkan masjid-masjid Muhammadiyah lainnya,” ujar Dr. Arif Budiman.
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari tersebut dipenuhi canda tawa dan suasana santai. Walau begitu, masing-masing peserta tetap menunjukkan semangat kompetisi dan kemampuan terbaik dalam bertanding. Pertandingan berjalan lancar dengan penuh semangat kekeluargaan.
Selain pertandingan itu sendiri, acara ini juga diwarnai dengan sentuhan khas budaya lokal. Panitia menyediakan berbagai makanan tradisional seperti kue pisang, ubi, dan kacang rebus, yang dinikmati bersama-sama oleh para peserta dan tamu. Momentum ini tidak hanya menjadi pengisi energi setelah bertanding, tetapi juga mempererat interaksi hangat antarjamaah kedua masjid.
Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarmasin, Harianto, S.Pd., M.Kom., turut hadir dan menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya acara tersebut. Ia menilai bahwa kegiatan olahraga ini tak sekadar aktivitas fisik, tetapi juga menjadi bentuk nyata dari dakwah bil hal dakwah melalui tindakan dan contoh yang hidup. “Selain olahraga, ini juga menjadi bagian dari dakwah bil hal, yaitu dakwah dengan tindakan nyata yang mempererat persatuan,” ungkap Harianto.
Senada dengan itu, Ketua Masjid At-Taqwa Banjarbaru, H. Hadi Suyitno, S.E., juga menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh pihak Masjid Al-Muhajirin. Ia menilai kegiatan ini sangat positif dalam membina kebersamaan dan memperkuat jaringan dakwah di kalangan Muhammadiyah. Semangat persahabatan yang terbangun dari acara tersebut diharapkan bisa terus berlanjut dalam berbagai bentuk kegiatan lain.
Pertandingan tenis meja ini membuktikan bahwa olahraga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial keagamaan. Dalam konteks dakwah Muhammadiyah, olahraga tidak hanya dilihat sebagai aktivitas fisik semata, melainkan sebagai bagian integral dari pendekatan menyeluruh dalam membina umat.
Lebih dari itu, kegiatan ini memberi ruang bagi jamaah dari latar belakang berbeda untuk bertemu, berbincang, dan berkolaborasi dalam suasana yang rileks dan menyenangkan. Hal ini memperkuat solidaritas yang sangat dibutuhkan dalam membangun komunitas muslim yang sehat secara jasmani dan rohani.
Dengan menjadikan olahraga sebagai salah satu sarana interaksi antarjamaah, kegiatan ini telah memperluas makna ukhuwah islamiyah. Ukhuwah yang bukan hanya tampak di mimbar-mimbar masjid, tetapi juga nyata dalam pertemuan informal yang membahagiakan. Dalam suasana seperti ini, semangat gotong royong, toleransi, dan kepedulian pun tumbuh dengan sendirinya.
Dari pertandingan tenis meja ini, lahir semangat baru untuk memperkuat kolaborasi dakwah antarwilayah. Kegiatan olahraga pun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat efektif membangun jaringan silaturahmi lintas masjid. Ke depan, harapannya adalah kegiatan seperti ini bisa digagas lebih luas lagi dengan melibatkan masjid Muhammadiyah dari daerah lain.
Dalam dunia yang semakin kompleks, kegiatan semacam ini menjadi pengingat bahwa kekuatan dakwah tidak hanya bersandar pada lisan, tetapi juga pada tindakan-tindakan kecil yang memiliki dampak besar. Olahraga yang digelar dengan semangat persaudaraan telah membuka ruang dakwah yang inklusif, hangat, dan menyenangkan.
Kegiatan ini pun menjadi contoh bahwa masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah formal, tetapi juga sebagai pusat komunitas yang aktif dan dinamis. Melalui pendekatan seperti ini, masjid mampu merangkul generasi muda, mempererat relasi sosial, dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dan menyentuh.
Tenis meja, makanan tradisional, canda tawa, dan semangat kebersamaan menjadikan pertemuan ini jauh dari kesan seremonial. Semua berjalan dengan alami dan penuh rasa kekeluargaan. Ini adalah gambaran konkret dari misi besar Muhammadiyah dalam membumikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, melalui pendekatan yang segar, manusiawi, dan menyentuh hati.
Pertandingan ini tidak diakhiri dengan pengumuman pemenang, tetapi ditutup dengan makan siang bersama, yang menjadi puncak kehangatan antarjamaah. Tidak ada sekat, tidak ada kompetisi yang menegangkan semuanya menjadi satu dalam suasana persaudaraan yang tulus.
Sebagai penutup, kegiatan ini menjadi bukti bahwa olahraga bisa menjadi jalan menuju ukhuwah yang lebih erat. Sebuah langkah sederhana namun bermakna besar dalam membangun harmoni dan semangat dakwah yang terus menyala di lingkungan masjid Muhammadiyah.