JAKARTA - Berlibur ke Bali tak selalu soal pantai atau keramaian kota. Ada pengalaman berbeda yang bisa didapatkan dengan mengunjungi desa-desa wisata yang tersebar di Pulau Dewata. Wisatawan kini mulai tertarik menyelami kehidupan lokal dan adat istiadat yang masih terjaga di berbagai desa di Bali. Inilah pesona lain dari Bali yang tak kalah menarik dan menyimpan banyak pembelajaran budaya.
Desa wisata merupakan wilayah pedesaan yang dikembangkan karena memiliki potensi wisata yang unik. Mulai dari adat dan tradisi yang masih lestari, kerajinan lokal, hingga pemandangan alam yang memesona. Keaslian lingkungan dan gaya hidup masyarakat yang masih tradisional menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Tak heran, banyak pelancong domestik maupun mancanegara kini memilih destinasi wisata semacam ini untuk mendapatkan pengalaman autentik selama berlibur di Bali.
Beberapa wilayah seperti Kecamatan Banjar dan Kecamatan Bangli menjadi sorotan karena banyak memiliki desa yang dikembangkan sebagai tujuan wisata budaya. Desa-desa tersebut tak hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan cerita, filosofi, dan nilai-nilai luhur masyarakat Bali yang diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu yang paling terkenal adalah Desa Penglipuran. Berada di kaki Gunung Batur, Kecamatan Bangli, desa ini dikenal akan kebersihannya dan arsitektur rumah yang seragam. Jalan-jalannya bersih dari kendaraan bermotor, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana tenang sambil berjalan kaki. Desa ini juga menyuguhkan beragam tradisi serta ritual adat yang masih aktif dijalankan oleh warga. Bahkan, Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih ketiga di dunia.
Tak kalah menarik adalah Desa Sidatapa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa ini menyimpan bangunan rumah adat bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah ada sejak tahun 785 M. Keunikan rumah adat ini terletak pada arah bangunannya yang membelakangi jalan serta dinding tanah dan tiang kayunya. Selain wisata budaya, pengunjung juga bisa menikmati keindahan Air Terjun Mampah yang tersembunyi di tengah hutan.
Bagi yang ingin mengenal masyarakat asli Bali, Desa Tenganan di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem adalah tempat yang tepat. Desa ini dihuni oleh suku Bali Aga yang mempertahankan tradisi dan adat istiadat leluhur. Menariknya, tidak ada karcis untuk masuk ke desa ini. Wisatawan cukup memberikan sumbangan seikhlasnya. Suasana desa yang masih alami, dengan hamparan sawah dan berbagai kerajinan tangan seperti kain geringsing, menjadi daya pikat tersendiri.
Sementara itu, Desa Cempaga di Kecamatan Banjar memiliki suasana yang tak kalah khas. Desa ini terkenal dengan tarian-tarian tradisional seperti tari jangkang, baris, pendet, dan renjeng. Tarian-tarian tersebut biasanya dipentaskan saat perayaan adat di Pura Desa Cempaga. Lokasinya yang berada di dataran tinggi memberikan udara yang segar, cocok untuk beristirahat sambil mencicipi makanan khas Bali seperti sate lilit dan nasi jinggo.
Di ketinggian 500-700 mdpl, Desa Tigawasa juga memiliki daya tarik tersendiri. Suasana sejuk dan subur membuat desa ini cocok untuk berkebun, termasuk menghasilkan kopi robusta berkualitas. Pengunjung bisa mencicipi kopi lokal sambil menyaksikan proses pembuatan kerajinan anyaman bambu, seperti sokasi dan bedeg. Produk-produk kerajinan tersebut sering diburu wisatawan sebagai oleh-oleh khas Bali.
Jika ingin pengalaman wisata yang tidak biasa, Desa Trunyan di tepi Danau Batur bisa jadi pilihan. Desa ini dikenal karena tradisi pemakamannya yang unik. Jenazah tidak dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan begitu saja di permukaan tanah. Meskipun terdengar ekstrem, tempat ini tetap menarik minat banyak wisatawan yang ingin memahami filosofi dan kearifan lokal Bali dalam menghormati leluhur. Pemandangan Danau Batur yang menenangkan menjadi bonus tersendiri saat berkunjung ke Trunyan.
Terakhir, tentu tak boleh melupakan Desa Ubud yang sudah lama menjadi ikon wisata budaya Bali. Desa ini sangat terkenal di kalangan wisatawan mancanegara karena kekayaan seninya. Mulai dari seni ukir, tari, patung, hingga kerajinan tangan, semuanya bisa ditemukan di sini. Ubud juga dikelilingi oleh sawah terasering yang indah serta pura-pura yang megah, menjadikannya sebagai destinasi wisata budaya yang tak pernah sepi pengunjung.
Bali melalui desa-desa wisatanya menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Setiap desa menyimpan cerita, nilai budaya, serta potensi lokal yang mengagumkan. Wisatawan pun tak hanya datang untuk bersenang-senang, tetapi juga pulang membawa pemahaman dan pengalaman baru tentang kekayaan budaya Indonesia.
Dengan tumbuhnya minat terhadap desa wisata, maka potensi lokal semakin terangkat dan masyarakat pun merasakan manfaat langsung dari sektor pariwisata. Ini menjadi bukti bahwa wisata berbasis budaya dan tradisi bukan hanya memperkaya pengalaman pelancong, tetapi juga memperkuat identitas dan kearifan lokal yang perlu terus dijaga.