JAKARTA - Keberhasilan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam menciptakan terobosan di bidang pendidikan inklusif kembali mendapatkan pengakuan dunia. Kali ini, melalui Subdirektorat Pusat Unggulan Iptek Disabilitas (PUID), Unesa meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Innovation for Disability Inclusive Education Competition (IDIEC) 2025 yang diselenggarakan di Malaysia.
Penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa inovasi di bidang pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada pemberdayaan penyandang disabilitas tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga mendapat perhatian di tingkat internasional. Secara simbolis, penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Pembangunan Wanita, Kanak-kanak, dan Kesejahteraan Komuniti Sarawak, Dato Sri Hajah Fatimah Abdullah kepada Kasubdit PUID Unesa, Budiyanto. Penyerahan berlangsung di hadapan para peserta dari berbagai negara seperti Korea, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
"Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi dan inovasi yang dihasilkan Unesa melalui PUID di bidang disabilitas. Sejumlah inovasi Unesa sudah dideseminasi di beberapa negara ASEAN," ujar Budiyanto, Guru Besar Disabilitas dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa.
Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan PUID Unesa sebagai lembaga yang tidak hanya berfokus pada pengembangan keilmuan, tetapi juga praktik nyata dalam menciptakan akses pendidikan yang merata bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
PUID Unesa selama ini dikenal aktif menciptakan berbagai produk dan pendekatan inovatif dalam mendukung pendidikan inklusif. Beberapa karya yang mencuri perhatian dunia internasional antara lain adalah Jobdis, Fun Big Book, dan Quranic Recitation Virtual Reality (QVR). Ketiga inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi dan kreativitas dapat berpadu untuk membuka peluang yang lebih luas bagi penyandang disabilitas.
Jobdis adalah sebuah platform digital yang dirancang untuk menjembatani penyandang disabilitas dengan dunia kerja. Melalui platform ini, pengguna dapat mencari peluang kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing, sekaligus mendorong perusahaan untuk lebih terbuka terhadap inklusi dalam rekrutmen tenaga kerja.
Adapun Fun Big Book merupakan media pembelajaran interaktif yang dikhususkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Dirancang dengan konsep visual yang menarik dan mudah dipahami, alat ini membantu para siswa memahami materi dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Inovasi ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran yang tepat dapat sangat berdampak bagi kemajuan pendidikan inklusif di Indonesia.
Sementara itu, Quranic Recitation Virtual Reality (QVR) menghadirkan teknologi bantu berbasis virtual reality (VR) bagi mahasiswa berkebutuhan khusus, khususnya penyandang tunarungu dan tunawicara. Teknologi ini memfasilitasi proses pembelajaran Al-Qur’an, termasuk gerakan wudhu serta animasi gerakan salat. Keunggulan teknologi ini terletak pada kemampuannya menyajikan pembelajaran agama secara visual dan interaktif sehingga lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas.
"Berbagai inovasi tersebut merupakan bentuk komitmen Unesa untuk terus berkontribusi dalam memperkuat pendidikan inklusi di Indonesia, bahkan dunia. Ini menjadi motivasi bagi Unesa untuk terus berdampak," ujar Budiyanto menegaskan.
PUID Unesa tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga terus mengembangkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aksesibilitas dan partisipasi aktif dari semua kalangan. Visi Unesa dalam bidang pendidikan inklusif selaras dengan semangat global untuk menjamin pendidikan yang adil dan setara bagi semua, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Keikutsertaan Unesa dalam IDIEC 2025 bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memperluas jaringan kolaborasi internasional. Melalui forum ini, para peserta dapat bertukar gagasan, mendiskusikan tantangan yang dihadapi dalam pendidikan inklusif, serta menjalin kemitraan yang dapat memperkuat inovasi di masa depan.
IDIEC sendiri merupakan ajang internasional yang menyoroti berbagai pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang mendukung pendidikan inklusif. Forum ini menjadi tempat bertemunya institusi, akademisi, dan praktisi yang memiliki kepedulian dan kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan untuk penyandang disabilitas. Apresiasi yang diberikan tidak hanya dalam bentuk penghargaan, tetapi juga kesempatan untuk memperkenalkan karya di tingkat global.
Capaian yang diraih oleh Unesa ini semakin mempertegas peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan sosial. Dengan menghadirkan inovasi yang berdampak, Unesa menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar wacana, melainkan sebuah keniscayaan yang harus terus diperjuangkan.
Unesa melalui PUID telah menjadi contoh nyata bagaimana pengembangan riset dan inovasi dapat langsung menjawab tantangan masyarakat. Dengan semangat kolaboratif dan keberpihakan pada kelompok rentan, langkah Unesa di panggung internasional menjadi cerminan dari pendidikan yang transformatif dan memberdayakan.
Ke depan, Unesa berharap dapat terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, untuk memperluas manfaat dari inovasi yang telah dihasilkan. Komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan memberdayakan akan menjadi pijakan utama dalam setiap langkah pengembangan pendidikan di kampus ini.
Penghargaan dari IDIEC 2025 di Malaysia menjadi tonggak yang menggugah semangat sivitas akademika Unesa untuk tidak hanya mencetak lulusan berkompetensi, tetapi juga menjadi pelopor dalam menciptakan ruang pendidikan yang adil dan inklusif bagi semua.