JAKARTA - Menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan anak. Hal itulah yang coba dijawab oleh mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) dari kelompok Belajar Bersama Komunitas (BBK) 6 melalui sebuah program kreatif bertajuk Ceria Bersama Al-Qur’an. Mengusung konsep edukatif yang dibalut dengan hiburan, kegiatan ini sukses mencuri perhatian anak-anak di Kelurahan Putat Gede.
Pada sore hari di Masjid Shirotol Mustaqim, suasana tampak berbeda dari biasanya. Sekitar 20 anak usia sekolah dasar berkumpul dengan semangat mengikuti sesi storytelling interaktif yang menjadi bagian utama dalam program tersebut. Di balik tawa dan antusiasme anak-anak itu, terselip misi besar: mengenalkan nilai-nilai Islami melalui cerita Nabi yang dikemas menarik dan penuh warna.
Program kerja ini memilih kisah Nabi Nuh A.S. sebagai tema utama. Dikenal dengan ceritanya yang penuh tantangan dan keajaiban, seperti pembangunan kapal besar dan datangnya banjir besar, kisah Nabi Nuh memberikan banyak ruang visualisasi yang kuat bagi anak-anak untuk membayangkan dan meresapi isi cerita.
“Kami ingin mengenalkan kisah salah satu dari 25 Nabi, yaitu Nabi Nuh, agar anak-anak tidak hanya mengingat, tapi juga bisa mengambil pelajaran dari kisahnya,” ujar Nina, salah satu storyteller. Ia juga menambahkan bahwa suasana belajar mengaji sering kali bersifat serius, sehingga kehadiran hiburan seperti ini dapat memberikan variasi yang menyegarkan tanpa mengurangi nilai-nilai utama dari pembelajaran.
Cerita dibawakan secara bergantian oleh Kak Nina dan Kak Faiz, sementara acara dipandu oleh Cinta yang berperan sebagai MC. Anak-anak tak hanya mendengarkan kisah, mereka juga diajak bermain ice breaking, menjawab tebak-tebakan berhadiah, dan berdiskusi mengenai pesan moral dalam cerita.
“Pesan yang kami tekankan adalah pentingnya kesabaran, keimanan, dan tetap beriman kepada Allah,” tutur Faiz. Hal-hal ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, sehingga mudah dipahami dan diingat.
Salah satu momen yang cukup menantang dalam kegiatan ini adalah saat proyektor yang seharusnya digunakan untuk mendukung visualisasi cerita tidak dapat tersambung karena kendala teknis. Namun, semangat panitia dan antusiasme anak-anak membuat acara tetap berjalan dengan lancar. Bahkan, ketika sesi quiz dimulai, anak-anak yang sebelumnya tampak malu-malu mulai tampil berani dan antusias menjawab pertanyaan yang diberikan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan edukasi bagi anak-anak, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Hal ini ditunjukkan oleh sambutan hangat dari Ustadzah Ni’ami, guru ngaji di Masjid Shirotol Mustaqim, yang turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut.
“Acara ini bagus sekali, anak-anak terhibur dan tetap bisa belajar. Selain itu, mereka juga diajak membaca surah bersama. Jadi suasana belajar tetap ada, namun pastinya lebih menyenangkan,” ujar Ustadzah Ni’ami dengan penuh semangat.
Program Ceria Bersama Al-Qur’an merupakan bentuk pengabdian mahasiswa UNAIR kepada masyarakat. Dengan pendekatan yang edukatif dan kreatif, kegiatan ini menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman kepada generasi muda secara ringan namun tetap berisi. Konsep storytelling yang dipilih terbukti mampu membuat anak-anak lebih fokus dan menikmati proses pembelajaran, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap kisah-kisah Nabi yang kaya akan hikmah.
Kegiatan ini juga mencerminkan bagaimana pendidikan agama dapat dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan. Di era yang serba visual dan digital, menyampaikan pesan moral dan spiritual melalui narasi yang imajinatif dan interaktif bisa menjadi solusi agar anak-anak tidak merasa jenuh.
Harapan besar disematkan dalam program ini. Selain sebagai sarana hiburan dan edukasi, kegiatan ini juga menjadi langkah awal dalam membangun fondasi nilai religius dalam diri anak-anak sejak dini. Mahasiswa BBK 6 UNAIR percaya bahwa dengan mengenalkan kisah-kisah para Nabi, anak-anak bisa meneladani sikap dan nilai-nilai luhur yang kelak membentuk karakter mereka.
“Semoga anak-anak semakin antusias mengaji dan memahami kisah Nabi yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Nina.
Melalui program seperti ini, hiburan tak lagi sekadar menjadi jeda dari kegiatan belajar, melainkan berubah menjadi jembatan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai kehidupan dan keimanan. Mahasiswa BBK 6 UNAIR pun menunjukkan bahwa semangat mengabdi dapat diwujudkan dalam bentuk yang kreatif dan bermakna, sekaligus membawa kebahagiaan bagi anak-anak yang menjadi generasi masa depan.