istilah dasar saham

Daftar 15 Istilah Dasar Saham yang Wajib Diketahui Investor

Daftar 15 Istilah Dasar Saham yang Wajib Diketahui Investor
istilah dasar saham

Istilah dasar saham merupakan hal yang perlu kamu ketahui sebelum terjun dalam dunia investasi. 

Di era modern ini, banyak orang mulai tertarik dengan investasi karena dianggap sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kekayaan, terutama menjelang hari tua.

Berbeda dengan menabung di bank atau secara tradisional, investasi menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

Namun, keuntungan yang lebih besar juga disertai dengan risiko yang lebih tinggi. Karena itu, penting untuk memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan modal yang dimiliki. 

Ada berbagai jenis investasi yang bisa dipilih, seperti emas, reksa dana, dan saham yang akan kita bahas lebih lanjut.

Saham, sebagai salah satu pilihan investasi yang sangat populer, memberi kesempatan kepada pemiliknya untuk menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan. Ini adalah daya tarik utama bagi banyak orang yang tertarik untuk memiliki saham. 

Untuk memahami lebih dalam mengenai istilah-istilah yang ada dalam dunia saham, simak artikel ini dan perkenalkan diri dengan istilah dasar saham yang akan membantu perjalanan investasimu.

Istilah Dasar Saham 

Sebelum memulai investasi saham, penting untuk memahami istilah dasar saham yang akan membantu kamu mengerti seluk-beluk dunia investasi ini.

1. Blue Chip

Saham blue chip merujuk pada saham perusahaan besar yang memiliki aset dan pendapatan yang signifikan serta stabil, menjadikannya pilihan yang populer di kalangan investor. 

Biasanya, perusahaan-perusahaan ini sudah beroperasi cukup lama, sehingga nilai kapitalisasi pasar sahamnya cukup tinggi. 

Karena reputasi dan keandalannya, saham blue chip sering dihargai lebih mahal daripada saham lainnya, meskipun harganya lebih tinggi, saham ini tetap menjadi favorit bagi banyak investor karena kestabilannya.

Untuk mengenali saham blue chip, kamu cukup mencari perusahaan besar yang mendominasi pasar dan sering diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Contoh saham blue chip yang cukup dikenal adalah Telkom dan BCA. 

Namun, sebelum memutuskan untuk membeli saham ini, pastikan untuk memeriksa catatan kinerja perusahaan serta melakukan analisis fundamental terlebih dahulu.

2. Middle Cap

Saham middle cap atau saham lapis dua memiliki kapitalisasi pasar yang lebih kecil dibandingkan dengan blue chip, namun tetap memiliki likuiditas yang cukup tinggi.

Saham jenis ini umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang dengan nilai kapitalisasi pasar antara 500 miliar hingga 10 triliun rupiah.

Meskipun harga sahamnya cenderung fluktuatif, saham middle cap tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang pertumbuhan di masa depan, seperti PT Bank Bukopin Tbk atau PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Sama seperti investasi saham lainnya, penting untuk memeriksa catatan perusahaan sebelum berinvestasi pada saham jenis ini.

3. Small Cap

Saham small cap merupakan saham dengan kapitalisasi pasar terkecil, biasanya di bawah 500 miliar rupiah. 

Saham jenis ini cenderung memiliki volatilitas yang lebih tinggi dan sering menarik perhatian spekulan yang berharap bisa mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga saham. 

Meskipun risiko yang terkait lebih tinggi, saham small cap masih menarik bagi investor yang memiliki kemampuan analisis yang baik dan tahu kapan harus membeli atau menjual saham tersebut.

Contoh perusahaan dengan saham small cap termasuk PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. Jika kamu memiliki kemampuan analisis yang matang, saham small cap bisa menjadi peluang yang menguntungkan.

4. Ekuitas

Dalam akuntansi, ekuitas merujuk pada hak residu atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang dimiliki. 

Dalam arti yang lebih sederhana, ekuitas mencerminkan nilai bersih yang dimiliki oleh pemilik perusahaan setelah semua hutang dibayar. Ekuitas juga menunjukkan sumber daya yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dari hasil investasi serta kegiatan usaha.

Jika kewajiban perusahaan lebih besar daripada aset yang dimilikinya, nilai ekuitas bisa menjadi negatif, yang dikenal dengan istilah defisit.

5. IPO (Initial Public Offering)

Initial Public Offering atau IPO adalah proses penawaran saham pertama kali kepada publik, yang dilakukan oleh perusahaan yang ingin mengumpulkan dana melalui pasar modal. Setelah IPO, saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. 

IPO biasanya dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan modal untuk ekspansi atau untuk mengurangi utang yang ada. Dalam proses ini, perusahaan akan membagi sebagian kepemilikan kepada para investor yang membeli saham tersebut.

6. Portfolio

Portofolio adalah kumpulan dari berbagai aset finansial, seperti saham, obligasi, reksadana, dan komoditas, yang dimiliki oleh seorang investor. Portofolio saham khususnya akan menggambarkan profil risiko investor tersebut. 

Dengan melihat portofolio saham, kamu bisa mengetahui apakah seorang investor lebih condong pada investasi dengan risiko tinggi atau rendah.

Seorang investor bisa memiliki lebih dari satu portofolio, tergantung pada tujuan investasinya, apakah jangka pendek atau jangka panjang. 

Jumlah dan jenis portofolio saham yang dimiliki akan bergantung pada strategi investasi dan tujuan keuangan investor tersebut.

7. Bid

Bid merujuk pada tawaran yang diajukan oleh individu atau perusahaan untuk membeli aset tertentu. Penawaran ini sering kali terjadi dalam konteks lelang atau pasar seperti pasar saham. 

Selain itu, perusahaan juga dapat membuat bid saat bersaing untuk mendapatkan kontrak proyek. 

Ketika seseorang melakukan bid, mereka akan menunjukkan jumlah uang yang bersedia mereka bayar untuk mendapatkan aset tersebut, yang juga mencakup harga yang mereka rela bayar untuk membeli barang tersebut. 

Di sisi lain, pembuat pasar memiliki kewajiban untuk menunjukkan harga serta jumlah permintaan yang mereka siapkan.

8. Cut Loss

Cut loss, atau CL, adalah strategi yang sangat umum diterapkan oleh investor dan trader saham. Secara harfiah, cut loss berarti "memotong kerugian", yang merujuk pada tindakan menjual saham pada harga yang lebih rendah dari harga beli. 

Meskipun ini berarti kerugian, langkah ini diambil untuk mengurangi kerugian lebih lanjut saat harga saham terus turun. 

Strategi cut loss penting bagi investor dan trader untuk menjaga agar modal tetap aman selama kondisi pasar yang bergejolak. Karena itu, cut loss sering disebut sebagai strategi perlindungan atau "stop".

9. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor ketika harga jual suatu saham lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya. Perbedaan antara harga beli dan harga jual inilah yang disebut sebagai capital gain. 

Keuntungan ini tidak hanya dapat diperoleh dari saham, tetapi juga dari berbagai jenis aset lain seperti obligasi, properti, atau barang-barang lainnya. 

Capital gain mencerminkan perubahan nilai suatu investasi yang menjanjikan keuntungan saat dijual. Ini berbeda dengan aset yang masih dimiliki, meskipun harga tawarannya lebih tinggi dari harga beli.

10. Dividen

Dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sebagai bentuk bagi hasil untuk keuntungan yang diperoleh perusahaan. 

Pembayaran dividen ini biasanya dilakukan dalam bentuk saham tambahan, bukan tunai, terutama ketika perusahaan menghadapi kendala likuiditas atau tidak memiliki cukup kas untuk membayar dalam bentuk uang. 

Dengan cara ini, perusahaan tetap dapat memberikan keuntungan kepada pemegang saham tanpa mengurangi kas perusahaan. Dividen saham juga tidak dikenakan pajak, yang menguntungkan kedua belah pihak.

11. Market Capitalization

Market capitalization, atau kapitalisasi pasar, adalah total nilai pasar suatu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ini dihitung dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham per unit di pasar. 

Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki 10 juta saham yang masing-masing dihargai $100, maka kapitalisasi pasar perusahaan tersebut adalah $1 miliar. 

Kapitalisasi pasar digunakan untuk mengukur ukuran suatu perusahaan dan sering digunakan untuk perbandingan antar perusahaan. 

Selain itu, dalam proses akuisisi, kapitalisasi pasar digunakan untuk menilai nilai perusahaan yang akan diambil alih. Perusahaan dibagi berdasarkan kapitalisasi pasarnya, seperti large-cap, mid-cap, dan small-cap.

12. LQ45

Indeks LQ45 pertama kali diperkenalkan pada Februari 1997, namun data historisnya dimulai pada 13 Juli 1994 dengan nilai indeks awal sebesar 100. 

Indeks ini mencakup 45 perusahaan yang telah terpilih berdasarkan kriteria ketat, termasuk likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. 

Setiap enam bulan, yaitu pada awal Februari dan Agustus, daftar perusahaan yang masuk dalam indeks ini akan dievaluasi ulang, yang menyebabkan komposisi saham dalam LQ45 dapat berubah-ubah.

13. Ex Date, Recording Date & Cum Date

Dalam dunia saham, terdapat beberapa istilah penting seperti Ex Date, Recording Date, dan Cum Date yang berkaitan dengan pembagian dividen. 

Ex Date adalah hari setelah Cum Date, dan jika kamu membeli saham setelah Ex Date, kamu tidak berhak menerima dividen. 

Sebaliknya, jika kamu membeli saham pada Cum Date, meskipun hanya beberapa menit sebelum habis, kamu tetap berhak atas dividen. 

Recording Date adalah tanggal yang tercatat sebagai waktu pembagian dividen bagi pemegang saham, biasanya terjadi pada pasar tunai yang berdekatan dengan Cum Date.

Cum Date adalah hari terakhir bagi investor untuk mencatatkan dirinya sebagai pemegang saham yang berhak menerima dividen.

14. Private Equity

Ekuitas swasta atau private equity adalah investasi alternatif yang tidak tercatat di pasar publik. 

Jenis investasi ini melibatkan dana yang digunakan untuk mendanai perusahaan swasta atau untuk membeli perusahaan yang sudah terdaftar di pasar publik dan kemudian menghapusnya dari daftar publik. 

Investasi ini biasanya didanai oleh investor institusi dan individu dengan modal yang digunakan untuk mendukung teknologi baru, akuisisi, atau ekspansi perusahaan.

Private equity terdiri dari dua pihak utama: Limited Partners yang memiliki saham mayoritas dengan tanggung jawab terbatas, dan General Partner yang memiliki saham minoritas dan tanggung jawab penuh dalam operasional investasi.

15. Fee Trading

Biaya trading adalah hal yang sering menjadi pertanyaan bagi investor saham, terutama terkait dengan biaya yang dibebankan oleh broker dalam setiap transaksi jual beli saham. 

Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada broker yang digunakan, sehingga penting untuk melakukan survei agar bisa mengetahui biaya yang sebenarnya. 

Meskipun saham memiliki potensi keuntungan yang besar, biaya trading dapat mempengaruhi keuntungan yang didapat, terutama bagi investor dengan modal kecil atau bagi trader yang melakukan transaksi secara sering. 

Sejak pandemi 2020, semakin banyak investor ritel, khususnya milenial, yang tertarik pada investasi saham di Bursa Efek Indonesia, namun biaya tetap menjadi pertimbangan utama dalam kegiatan investasi mereka.

Sebagai penutup, dengan memahami istilah dasar saham, kamu akan lebih siap untuk menjalani dunia investasi dan membuat keputusan yang lebih bijak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index